Berita Industri · 7 min read

Telegram Buka Suara Terkait Penahanan CEO Pavel Durov

Telegram

Aplikasi perpesanan instan Telegram menegaskan bahwa CEO mereka, Pavel Durov, yang baru-baru ini ditahan di Prancis, tidak memiliki “sesuatu yang perlu disembunyikan.”

Melansir situs berita Prancis TF1, Durov dilaporkan ditangkap pada 24 Agustus setelah bepergian dengan seorang wanita dan pengawalnya dari Azerbaijan ke bandara Le Bourget di Paris, yang secara eksklusif melayani jet pribadi. Durov menjadi subjek surat perintah penggeledahan dari OFMIN, sebuah badan investigasi yang memerangi eksploitasi seksual anak di Prancis, berdasarkan penyelidikan awal.

Baca juga: CEO Telegram Ditangkap, Harga TON Anjlok!

Penyelidikan tersebut dikabarkan terkait dengan dugaan kurangnya moderasi di platform Telegram, di mana Durov dituduh tidak mengambil tindakan yang memadai untuk mencegah penggunaan platform tersebut untuk kegiatan kriminal. Telegram juga dituding tidak bekerja sama dengan pihak penegak hukum dalam mengatasi masalah seperti perdagangan narkoba, konten eksploitasi anak, dan penipuan.

Melalui sebuah pernyataan di platform X, Telegram menegaskan bahwa mereka selalu mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital Eropa. Mereka juga menekankan bahwa proses moderasi yang dilakukan telah memenuhi standar industri dan terus ditingkatkan. 

Lebih lanjut, Telegram menolak klaim bahwa mereka dan Durov bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut, dengan menyatakan bahwa CEO mereka “tidak memiliki sesuatu yang perlu disembunyikan” dan sering bepergian di Eropa tanpa hambatan.

“Telegram digunakan oleh hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia sebagai sarana komunikasi dan sumber informasi penting. Kami berharap situasi ini dapat segera terselesaikan. Telegram selalu bersama Anda semua,” pungkas Telegram.

Penahanan Pavel Durov jadi Perhatian Pelaku Industri Kripto

Kasus Durov tampaknya telah menarik perhatian luas, terutama dari tokoh-tokoh terkemuka di dunia kripto.

Misalnya, Balaji Srinivasan, seorang penggemar Bitcoin, menyuarakan dukungannya terhadap Durov dengan menyatakan bahwa tuduhan ini adalah serangan terhadap freedom of speech atau kebebasan berbicara, dan menegaskan satu-satunya “kejahatan” Durov adalah menyediakan platform yang mendukung kebebasan tersebut.

Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak penahanan Durov terhadap masa depan perangkat lunak dan kebebasan komunikasi di Eropa. Menurutnya, kasus ini menandakan perubahan signifikan dalam lanskap teknologi, di mana platform digital kini tidak hanya diawasi karena sifat sentralisasinya, tetapi juga karena kepatuhan mereka terhadap otoritas.

Di sisi lain, Justin Sun, pendiri Tron, mengusulkan pembentukan #FreePavel DAO sebagai bentuk dukungan terhadap Durov, dan berjanji akan menyumbangkan US$1 juta sekitar Rp15 miliar untuk mendukung inisiatif tersebut.

Pavel Durov merupakan warga negara Uni Emirat Arab dan Prancis yang lahir di Rusia. Ia mendirikan Telegram pada tahun 2013 setelah meninggalkan Rusia pada tahun 2014, karena menolak memenuhi tuntutan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosialnya, VKontakte, yang kemudian ia jual.

Kendati demikian, Rusia masih menganggap Durov sebagai warganya. Mengutip BBC, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Kedutaan Besar Rusia di Prancis telah mengambil tindakan untuk mengetahui situasi Durov, meskipun mereka belum menerima permintaan resmi dari perwakilan Durov sendiri.

Adapun Kedutaan Besar Rusia di Prancis juga menyebutkan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk mengklarifikasi alasan penahanan serta memberikan perlindungan terhadap hak-hak Durov dan memfasilitasi akses konsuler. Namun, mereka menegaskan otoritas Prancis hingga kini belum mau bekerja sama dengan pejabat Rusia dalam menangani kasus tersebut.

Baca juga: CEO Telegram Soroti Popularitas Hamster Kombat

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.