Berita Blockchain · 6 min read

Negara Ini Akan Menerbitkan Obligasi Blockchain Kepada Publik

Di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan permasalahan kesehatan dan berdampak terhadap perekonomian di suatu negara. Tentunya pemerintah membutuhkan bantuan pinjaman dana segar, pinjaman dana ini bisa diperoleh salah satunya dengan menerbitkan obligasi.

Penerbitan obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah dan perusahaan swasta saat ini didorong untuk diterbitkan melalui blockchain. Salah satu negara yang melakukan uji coba penerbitan obligasi lewat blockchain adalah Thailand.

Di mana, Thailand’s Public Debt Management Office menerbitkan obligasi negara berbasis blockchain sebesar 200 juta bath kepada masyarakat Thailand.

Dilansir dari Bangkok Post, umumnya obligasi bisa dibeli dengan minimal biaya sebesar 1.000 bath. Namun, obligasi blockchain ini membuat masyarakat bisa membelinya dengan biaya minimal 100 bath saja.

Penerbitan obligasi ini akan menggunakan e-wallet milik Bank Krungthai, yang merupakan bank milik negara Thailand.

Hal ini merupakan langkah maju yang diambil oleh Thailand untuk menambah saluran distribusi, termasuk cabang bank, ATM, dan mobile banking.

Kemampuan untuk menerbitkan dan melakukan perdagangan sekuritas dalam jumlah yang kecil merupakan keuntungan dari tokenisasi karena biaya distribusi yang lebih murah.

Sedangkan, penerbitan obligasi secara fisik saat ini dinilai tidak efektif lagi, dan juga relatif lebih mahal dibanding digital.

Thailand menjadi negara Asia Tenggara yang saat ini sedang ngencar-ngencarnya melibatkan blockchain dalam setiap aspek kehidupan dan bisnis di sana.

Misalnya saja menggunakan blockchain untuk mempermudah rantai pasok hasil pertanian mereka (beras), dan memerangi penipuan PPN.

Selain itu, Thailand juga meluncurkan sebuah blockchain Letters of Guarantee untuk pembiayaan perdagangan yang melibatkan sebanyak 22 bank Thailand.

Penerbitan obligasi blockchain ini sebelumnya telah dilakukan oleh bank sentral Korea Selatan, Bank of Korea.

Untuk ke depannya, penerbitan obligasi blockchain ini diharapkan bisa mengubah mekanisme jual-beli obligasi menjadi lebih efektif dibanding dengan cara yang lama, Bahkan, dapat memudahkan pihak sekuritas untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi, serta menekan biaya administrasi.

Misalnya biaya minimum pembelian obligasi dapat dikurangi dari 1.000 bath menjadi 100 bath saja. Selain itu, obligasi blockchain juga memiliki kelebihan dalam hal pencatatan transaksi obligasi dengan mengikuti sistem secara real time.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan aset-aset yang dimiliki oleh negara Thailand bisa disimpan dan ditransfer ke dalam blockchain. Hal ini sudah diterapkan oleh salah satu perusahaan keuangan HSBC, yang memindahkan asetnya sebesar $20 miliar ke platform kustodian berbasis blockchain pada Maret 2020 lalu.

Sumber

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.