
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 6 min read
Michael Saylor, Founder sekaligus Chairman Strategy (sebelumnya dikenal sebagai MicroStrategy), mengungkap bahwa keputusan perusahaannya untuk berinvestasi di Bitcoin pada 2020 berawal dari kombinasi krisis kebijakan moneter dan dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Dalam wawancara bersama Jordan B. Peterson pada Selasa (10/6/2025), Saylor menyebut bahwa ketertarikannya terhadap Bitcoin bermula dari apa yang ia sebut sebagai “perang terhadap mata uang” di tengah kebijakan lockdown global dan suku bunga rendah di Amerika Serikat.
“Ini bukan soal perang melawan COVID, tapi perang terhadap mata uang,” ujar Saylor.
Baca juga: Bos Strategy Michael Saylor Yakin Bitcoin Berpeluang Tembus US$1 Juta
Dalam email internal kepada karyawan saat itu, Saylor menggambarkan pembatasan COVID-19 sebagai sesuatu yang “merampas jiwa” dan melemahkan semangat, memaksa masyarakat untuk menerima isolasi sosial dan stagnasi ekonomi.
Ia juga melihat tahun 2020 sebagai momen terjadinya perpecahan antara dunia usaha kecil, atau Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Wall Street. Sektor UMKM serta para pekerja justru terpuruk akibat kebijakan ketat yang memaksa toko dan kantor tutup, sementara para investor dan pelaku pasar modal justru meraup untung besar.
Satu-satunya “pelampung” keuangan yang dimiliki Saylor kala itu adalah kas cadangan sebesar US$500 juta atau sekitar Rp8,17 triliun milik Strategy. Namun, dengan suku bunga mendekati nol akibat intervensi Federal Reserve, dana tersebut praktis tidak menghasilkan imbal hasil.
“Bank sentral mencetak uang, memaksa suku bunga turun,” jelasnya.
Saat lockdown berlangsung, pasar keuangan global sempat panik. Namun, hal yang paling mengejutkan bagi Saylor adalah kenyataan bahwa pasar saham pulih dengan cepat pada musim panas 2020, didorong oleh likuiditas besar-besaran dari kebijakan pencetakan uang.
Dalam situasi ini, Saylor merasa dirinya dihadapkan pada pilihan antara “kematian cepat atau lambat” karena aset berupa uang tunai yang ia pegang sudah tak lagi produktif. Inilah momen yang memaksanya untuk segera mengambil keputusan strategis.
Baca juga: Michael Saylor Isyaratkan Strategy akan Beli Bitcoin Lagi
Di tengah kebingungan tersebut, Saylor mendiskusikan kemungkinan berinvestasi di Bitcoin dengan Eric Weiss, Founder Blockchain Investment Group yang juga teman lamanya. Padahal, Saylor sebelumnya sempat menganggap aset kripto sebagai “koin penipuan” saat pasar kripto mengalami bear market pada 2018.
Namun setelah mempelajari berbagai sumber seperti video YouTube, podcast, dan buku, ia mulai melihat bahwa Bitcoin merupakan “instrumen penyimpan nilai non-sovereign terbaik”, peran yang selama ini dipegang oleh emas.
Keputusan besar pun diambil. Pada Agustus 2020, Strategy resmi membeli 21.454 BTC senilai US$250 juta yang bernilai sekitar Rp4,08 triliun saat itu. Sejak saat itu, perusahaan mulai gencar memborong Bitcoin dan menyebarkan demam investasi Bitcoin kepada perusahaan publik lainnya.
Kini, Saylor Tracker mencatat bahwa Strategy menjadi perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia sebanyak 582.000 BTC, dengan valuasi sekitar US$63 miliar atau sekitar Rp1.031 triliun.
Baca juga: Strategy Borong 4.020 Bitcoin Senilai Rp7 Triliun
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.