Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read
Total simpanan Bitcoin di seluruh exchange kripto terus menunjukkan penurunan hingga mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Cadangan ini mencerminkan jumlah Bitcoin yang tersedia untuk diperdagangkan di exchange.
Menurut data dari CryptoQuant pada 20 Juni, cadangan Bitcoin yang tersedia saat ini tinggal berjumlah 2.826.385 koin. Jumlah ini mengalami penurunan dari Januari 2024, ketika Bitcoin yang tersedia di bursa kripto mencapai 3.053.908 BTC.
Penurunan simpanan Bitcoin ini mengindikasikan tekanan jual yang rendah dan berpotensi menyebabkan guncangan pasokan karena pasokan yang tersedia untuk dibeli relatif rendah.
Baca juga: 7 Kegunaan Bitcoin yang Perlu Kamu Tahu!
Pasokan Bitcoin semakin dibatasi sejak peristiwa halving pada 20 April. Peristiwa ini mengurangi reward tiap block yang diterima oleh para miner menjadi setengah, dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC.
Laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa jumlah Bitcoin (BTC) yang ditambang oleh penambang di Amerika Serikat pada Mei berkurang hingga 40% sebagai dampak dari Bitcoin halving.
Misalnya, Riot Platforms melaporkan bahwa produksi Bitcoin perusahaan mengalami penurunan sebesar 43% dari bulan ke bulan, dari 375 BTC pada April menjadi 215 BTC pada Mei. Adapun CleanSpark melaporkan penurunan produksi Bitcoin hingga 42%, dari 721 BTC menjadi 417 BTC pada periode yang sama.
Baca juga: Produksi Mining Bitcoin Berkurang 40% Pasca Halving
Selama bulan Mei 2024, arus masuk bulanan ke dalam produk investasi aset digital mencapai US$2 miliar, yang terutama didorong oleh arus masuk ke dalam ETF Bitcoin. Menurut laporan CoinShares, produk investasi kripto tersebut menyimpan hampir US$73 miliar Bitcoin secara global.
Namun, Coinshares juga mencatat adanya arus keluar sebesar US$621 juta dari ETF Bitcoin pada perdagangan pekan lalu. Ini menandai arus keluar terbesar sejak 22 Maret 2024.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor ekonomi makro dan sikap hawkish dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dari The Fed yang mengindikasikan hanya akan memangkas suku bunga acuan AS satu kali pada 2024. Sikap ini menyebabkan investor memilih untuk tidak berinvestasi pada aset dengan pasokan tetap seperti Bitcoin.
Baca juga: Harga Bitcoin dan Altcoin Rontok, Ini Faktor Penyebabnya!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.