Berita Bitcoin · 5 min read

Melihat Nasib Crypto di 2022, Mati karena Bear Market?

Menjelang akhir Tahun 2021 banyak investor crypto terutama pemula, yang mulai khawatir terhadap crypto yang dimilikinya.

Hal ini disebabkan banyak analis yang menyatakan adanya siklus empat tahun di pasar crypto yang membuat potensi depresiasi harga secara signifikan di Tahun 2022.

Walau prediksi tersebut bisa jadi benar, perlu diketahui bahwa ada banyak kemungkinan yang akan terjadi di Tahun 2022.

Dalam artikel ini akan diberikan tiga kemungkinan yang akan terjadi di Tahun 2022 untuk memprediksi bagaimana keberlangsungan crypto nantinya.

Penurunan Harga Secara Drastis

Kemungkinan pertama adalah kemungkinan terjadinya koreksi harga atau bahkan depresiasi harga yang cukup signifikan.

Narasi di sekitar kondisi ini menyudutkan siklus empat tahun Bitcoin dan crypto sebagai penyebabnya, namun kenyataannya tidak sepenuhnya benar.

Pandangan ini juga disampaikan oleh Willy Woo, salah satu analis yang cukup ternama di dunia crypto.

Salah satu faktor yang akan membuat koreksi cukup signifikan kemungkinan besar adalah kebijakan dari Bank Sentral Amerika.

Seperti yang bisa dilihat, Dolar Amerika memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian dunia akibat digunakan sebagai alat tukar utama dalam perdagangan internasional.

Selain itu, mayoritas investor di seluruh dunia menggunakan Dolar Amerika untuk mengamankan kekayaannya, yang membuat muncul istilah mata uang pengaman atau safe-haven currency.

Sehingga apa pun kebijakan dari Pemerintah dan Bank Sentral Amerika, akan berpengaruh cukup signifikan terhadap dunia, termasuk aset keuangan seperti crypto dan saham.

Hal ini disebabkan kategori aset seperti saham dan crypto serta aset investasi lain yang masuk ke kategori aset berisiko. Kategorisasi tersebut membuatnya berkorelasi negatif dengan Dolar Amerika.

Dalam era krisis pandemi ini, mayoritas pemerintah dan bank sentral menerapkan kebijakan ekspansif yaitu menambah jumlah uang beredar untuk mendorong perekonomian.

Oleh karena itu di Tahun 2021 investor melihat apresiasi tinggi dalam beberapa aset berisiko seperti crypto dan saham.

Dikabarkan bahwa Tahun 2022 ada kemungkinan perubahan kebijakan menjadi kontraktif yaitu ingin mengurangi jumlah uang beredar, terutama oleh Amerika.

Sebab untuk saat ini angka inflasi sudah naik drastis terutama untuk Dolar Amerika. Jika kebijakan berubah, ada kemungkinan jumlah Dolar Amerika berkurang dan nilainya naik.

Kondisi ini dapat menyebabkan depresiasi tinggi di nilai crypto karena korelasinya yang negatif dengan Dolar Amerika.

Jadi ada kemungkinan di Tahun 2022, bersama dengan berakhirnya siklus empat tahun, mayoritas crypto akan mengalami depresiasi.

Menguatnya Sektor DeFi

Walaupun ada kemungkinan koreksi besar, Tahun 2022 akan mendorong sektor Decentralized Finance atau DeFi lebih tinggi.

Hal ini disebabkan saat koreksi terjadi, umumnya investor besar menggunakan Sektor DeFi untuk mengamankan kekayaannya.

Caranya adalah dengan menggunakan cara-cara untuk mendapatkan keuntungan pasif seperti staking, farming, dan lending.

Beberapa cara tersebut dapat menghasilkan keuntungan dalam bentuk bunga atau imbalan berupa crypto.

Sehingga walau kepemilikan cryptonya menurun dalam nilai saat koreksi, jumlah crypto yang dimilikinya akan mengalami peningkatan.

Kondisi ini dapat membuat kekayaan yang lebih tinggi saat nantinya mayoritas crypto mengalami apresiasi harga kembali.

Selain itu saat ini Sektor DeFi terlihat telah mengalami penguatan dengan jumlah dana yang terkunci atau TVL yang telah naik lebih dari tujuh kali lipat di Tahun 2021.

Pertumbuhan ini mayoritas disebabkan oleh investor institusional yang mencari alternatif untuk keuntungan pasif.

Pada era pandemi ini, suku bunga bank relatif menurun untuk memberi insentif agar masyarakat tidak menabung dan melakukan konsumsi.

Sehingga mayoritas produk keuangan perbankan konvensional mengalami penurunan dalam keuntungan.

Kondisi ini telah membuat institusi mencari keuntungan di pasar lainnya, dan DeFi menjadi salah satu tujuan menurut beberapa data.

Data menunjukkan bahwa transaksi dengan lebih dari $1 Juta telah meningkat di Sektor DeFi pada Tahun 2021 ini.

Umumnya transaksi dengan angka tersebut adalah hasil dari uang investor institusional, yang memperkuat pandangan dukungan institusi terhadap DeFi.

Menurut data dari Dappradar, saat ini jumlah dana yang terkunci di Sektor DeFi telah mencapai $146,23 Miliar.

Angka tersebut adalah angka yang cukup besar, sehingga kemungkinan Sektor DeFi akan mati di Tahun 2022 akan sangat mustahil.

Jadi walau terjadi bear market atau koreksi besar, kemungkinan pasar crypto masih akan aktif, diisi oleh investor jangka panjang dan penggiat DeFi.

Munculnya Regulasi

Terakhir adalah kemungkinan munculnya regulasi oleh beberapa pemerintah termasuk pemerintah Amerika dan Eropa.

Pada Tahun 2021, investor crypto melihat banyaknya diskusi mengenai regulasi dari pemerintah Amerika terutama mengenai Bitcoin ETF.

Selain itu, diskusi juga terlihat berputar di sekitar regulasi mengenai Sektor DeFi dan Non Fungible Token atau NFT.

Kemungkinan besar regulasi akan tercipta secara jelas di Tahun 2022 yang bisa berakhir baik atau buruk untuk crypto.

Namun melihat perkembangan teknologi yang selalu didukung oleh pemerintah Amerika, kemungkinan besar regulasi masih akan mendukung crypto.

Indonesia juga kemungkinan akan mengalami hal yang sama dengan akan semakin ketatnya regulasi terutama terkait perdagangan dan pajak.

Kementerian perdagangan melalui Badan Perdagangan Berjangka dan Komoditi juga akan meluncurkan bursa crypto di Tahun 2022.

Selain itu Indonesia juga terlihat memiliki rencana yang kuat untuk mata uang digital bank sentral atau CBDC di Tahun 2022.

Oleh karena itu, untuk saat ini mayoritas negara, termasuk Indonesia, sedang dalam tahap untuk merencanakan adopsi crypto di Tahun 2022.

Selain perihal regulasi, banyak analis yang memprediksi bahwa Bitcoin ETF di Pasar Spot pertama akan diluncurkan.

Jika benar terjadi, kabar tersebut dapat membuat pemulihan yang cukup drastis apa bila terjadi koreksi besar di Tahun 2022.

Secara keseluruhan jika dilihat dari sudut pandang besar Tahun 2022 tidak akan seburuk persepsi mayoritas pendukung bear market.

Tapi ada baiknya manajemen risiko mulai diterapkan kepada aset crypto sehingga jika suatu hal yang tidak terduga akan terjadi, semua dapat ditangani.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.