Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Data dari IntoTheBlock menunjukkan bahwa sekitar 83% holder Bitcoin masih mencatatkan keuntungan meskipun harga BTC mengalami fluktuasi dan terus turun di bawah level US$60.000.
Data per 10 Juli 2024 menunjukkan bahwa dari 54,09 juta holder Bitcoin saat ini, sekitar 44,6 juta di antaranya masih meraup untung. Hanya 17% dari mereka yang tidak mencatatkan keuntungan, dengan sekitar 13% atau sekitar 6,8 juta holder menderita kerugian akibat penurunan harga terbaru. Adapun sebanyak 4% lainnya berada pada posisi impas, tanpa keuntungan maupun kerugian.
Secara sederhana, para holder Bitcoin yang mengalami kerugian kemungkinan besar membeli aset tersebut pada harga yang lebih tinggi dibandingkan harga saat ini, sedangkan mereka yang tidak mencatat keuntungan maupun kerugian kemungkinan membeli pada harga saat ini.
Pada saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin berada di kisaran US$57.816, naik sebesar 1% dalam 24 jam terakhir menurut data CoinMarketCap.
Sebelumnya, harga BTC sempat merosot hingga level US$53.000 pada 5 Juli akibat kepanikan pasar yang dipicu oleh aksi jual Bitcoin oleh pemerintah Jerman dan Amerika Serikat, serta distribusi ganti rugi bagi kreditur Mt. Gox yang dikhawatirkan akan menambah tekanan jual lebih lanjut.
Baca juga: Harga Bitcoin Ambruk ke Level US$53 Ribu, Rp11 Triliun Terlikuidasi di Kripto
Sementara itu, data dari Santiment mengungkapkan bahwa jumlah alamat holder Bitcoin saat ini menurun hingga 566 ribu sejak 15 Juni 2024. Penurunan ini diklaim sebagai indikasi bahwa pasar telah mencapai titik terendah.
Data historis menunjukkan bahwa penurunan serupa dalam jumlah holder terjadi pada Januari dan Februari 2024 sebelum kenaikan harga yang signifikan.
Berkurangnya jumlah holder Bitcoin ini kemungkinan disebabkan oleh investor yang keluar dari pasar akibat FUD (Fear, Uncertainty, and Doubt).
Perilaku ini dianggap sebagai sinyal bullish oleh beberapa trader karena menunjukkan pembersihan investor yang kurang berkomitmen, yang berpotensi membangun fondasi pasar yang lebih kuat.
Santiment juga mengungkapkan bahwa rata-rata return dari trader yang aktif dalam setahun terakhir hanya sebesar +1,8%, yang merupakan level terendah sejak Bitcoin melonjak di atas US$20.000 pada 11 Maret 2023. Santiment mencatat bahwa ini biasanya merupakan waktu yang tepat untuk membeli Bitcoin, terutama ketika “MVRV 30-hari dan 365-hari Bitcoin berada di wilayah negatif.”
“Ini adalah saat di mana ada validasi matematis bahwa Anda membeli relatif terhadap penderitaan trader lain. Jika Anda terakhir kali membeli [BTC] pada saat kedua garis ini berada di wilayah negatif, return Anda pada BTC akan mencapai +132%,” kata Santiment.
Baca juga: Rutin Jual Bitcoin, Segini Sisa Kripto di Wallet Pemerintah Jerman
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.