Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read
Marathon Digital, perusahaan mining Bitcoin yang berbasis di Amerika Serikat, baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mengumpulkan dana sebesar US$250 juta setara Rp3,9 triliun guna memperluas kepemilikan Bitcoin mereka.
Dalam sebuah pengumuman pada Senin (12/8/2024), Marathon mengungkapkan bahwa dana tersebut akan diperoleh melalui penawaran obligasi konversi secara pribadi. Penawaran ini akan ditujukan kepada para investor institusi yang memenuhi syarat berdasarkan Aturan 144A di bawah Undang-Undang Sekuritas AS.
Obligasi konversi tersebut memungkinkan investor untuk mengonversi kepemilikan mereka menjadi uang tunai, saham biasa Marathon, atau kombinasi keduanya. Adapun obligasi ini akan jatuh tempo pada September 2031.
“Marathon bermaksud menggunakan hasil bersih dari penjualan obligasi ini untuk membeli Bitcoin tambahan dan untuk tujuan umum perusahaan, termasuk modal kerja, akuisisi strategis, pengembangan aset yang ada, serta pembayaran utang dan kewajiban lainnya,” tulis Marathon dalam pernyataannya.
Langkah ini dilakukan setelah Marathon berhasil mengakuisisi Bitcoin senilai US$100 juta pada Juli 2024, yang meningkatkan total kepemilikan mereka menjadi 20.818 BTC.
Dalam postingannya di platform X, CEO Marathon, Fred Thiel, menegaskan bahwa perusahaan akan tetap mempertahankan Bitcoin mereka sebagai aset cadangan strategis, sesuai dengan prinsip HODL (Hold on for Dear Life).
Marathon bukan yang pertama menggunakan strategi ini guna meraih dana untuk membeli Bitcoin. Pada Maret 2024, MicroStrategy juga melakukan penawaran obligasi konversi serupa senilai US$600 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2030 untuk menambah kepemilikan Bitcoin mereka dan mendukung kebutuhan operasional perusahaan.
Baca juga: Buat Beli Bitcoin, MicroStrategy Akan Jual US$600 Juta Obligasi
Strategi penawaran obligasi Marathon nampaknya menjadi perhatian dari para pengamat industri, terutama terkait risiko yang mungkin muncul.
Dikutip dari Decrypt, Co-Chief Investment Officer di Alpha Transfrom Holding, Wes Levitt, mengungkapkan bahwa meskipun Marathon tampak mengikuti jejak MicroStrategy, ada perbedaan mendasar antara kedua perusahaan tersebut.
Levitt menyoroti bahwa Marathon memiliki profil arus kas yang rendah dan sangat bergantung pada industri mining Bitcoin yang sangat kompetitif, yang bisa membuat pengelolaan obligasi ini menjadi lebih sulit, terutama di tengah tantangan yang dihadapi para miner setelah Bitcoin Halving.
Baca juga: Harga Saham Marathon Digital Turun pada Q2, Imbas Bitcoin Halving
Selain itu, Ryan Condron, Co-Founder Lumerin, memperingatkan bahwa Marathon tampaknya semakin bergeser dari fokus bisnis inti mereka sebagai miner Bitcoin dan mulai mengarah ke spekulasi.
Ia membandingkan situasi ini dengan yang dialami oleh Core Scientific pada tahun 2022, di mana penggunaan leverage yang berlebihan menyebabkan perusahaan tersebut menghadapi risiko besar saat pasar mengalami penurunan.
Core Scientific, yang sebelumnya merupakan perusahaan pertambangan kripto terbesar di AS, mengajukan kebangkrutan pada Desember 2022 setelah menghadapi berbagai kesulitan akibat penurunan harga kripto, masalah keuangan selama bear market, dan kenaikan harga energi.
Baca juga: Perusahaan Mining Kripto Core Scientific Ajukan Bangkrut Bab 11
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.