
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Harga · 5 min read
Sekitar US$702 juta sekitar Rp11,4 triliun posisi di pasar derivatif kripto terpaksa terlikuidasi hanya dalam 24 jam terakhir. Ini menjadi salah satu gelombang likuidasi terbesar dalam beberapa bulan terakhir, terutama di akhir pekan. Ini didorong oleh lonjakan harga Bitcoin yang secara mengejutkan berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang masa, yakni di atas US$122.000.
Menurut data CoinGlass pada Senin (14/7/2025), lebih dari US$590,6 juta atau sekitar Rp9,6 triliun posisi short dilikuidasi dalam satu hari, angka yang mencerminkan betapa banyak trader yang ‘menantang’ pasar dan akhirnya harus menerima kekalahan besar. Satu posisi likuidasi terbesar tercatat di Binance untuk trading pair BTCUSDT dengan nilai mencapai US$98,1 juta.
Bitcoin menjadi aktor utama dalam arus likuidasi ini, dengan total posisi short yang dilikuidasi mencapai US$435 juta dari total US$443 juta. Aset kripto lainnya juga mengalami dampak, termasuk Ethereum (ETH) sebesar US$74 juta dan XRP sekitar US$17 juta.
Perlu dipahami, likuidasi terjadi ketika trader yang menggunakan leverage dipaksa menutup posisinya akibat margin call. Fenomena ini kerap menandakan posisi pasar yang terlalu jenuh, namun sekaligus berfungsi sebagai ‘mekanisme reset’ yang membersihkan posisi spekulatif berisiko tinggi dan membuka jalan bagi arah tren baru.
Baca juga: Bitcoin Pecah Rekor Baru, Lampaui Level US$121.000
Kenaikan harga Bitcoin kali ini terbilang dramatis. Dalam waktu singkat, BTC sukses melewati level psikologis US$120.000 dan terus meroket hingga menyentuh US$122.500 pada pagi hari tadi, berdasarkan data CoinMarketCap. Hingga artikel ini ditulis, BTC diperdagangkan di kisaran US$122.200, dengan kapitalisasi pasar mencetak rekor baru sebesar US$2,43 triliun.
Salah satu pemicu utama reli Bitcoin adalah derasnya arus dana yang masuk ke ETF spot kripto di Amerika Serikat. Menurut laporan Farside Investors, sebanyak 12 produk ETF Bitcoin spot di AS mencatatkan arus masuk positif selama tujuh hari berturut-turut. Puncaknya terjadi pada 10 Juli 2025, dengan nilai bersih US$1,18 miliar, terbesar kedua dalam sejarah ETF Bitcoin, hanya kalah dari rekor US$1,3 miliar pada 7 November 2024.
Minat yang terus meningkat dari investor institusional juga terlihat dari data kepemilikan institusi terhadap BTC. MicroStrategy, perusahaan yang dipimpin oleh Michael Saylor, masih menjadi pemegang Bitcoin terbanyak di antara institusi publik dengan total 587.325 BTC, senilai lebih dari US$71 miliar.
Kenaikan Bitcoin ini turut menyeret aset kripto lain ke zona hijau. Ethereum (ETH) naik 3%, XRP 5%, Solana (SOL) 3%, Dogecoin (DOGE) 4%, Stellar (XLM) 11%, dan Sui (SUI) mencatat kenaikan paling tajam dengan 12% dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Bitcoin Tembus Rekor US$119.000, Analis Prediksi Target Selanjutnya
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.