Berita Bitcoin · 7 min read

Konsumsi Listrik untuk Mining Bitcoin di AS Capai Rp43,5 Triliun pada Awal 2024

Dalam beberapa bulan pertama tahun 2024, biaya mining Bitcoin di Amerika Serikat mencapai US$2,7 miliar atau sekitar Rp43,5 triliun.

Menurut laporan analis Best Broker, Paul Hoffman, mining Bitcoin di AS telah menghabiskan daya listrik sebesar 20.822,62 gigawatt/jam (GWh) sejak awal 2024. Paul menjelaskan, “dengan tarif listrik komersial rata-rata sebesar US$0,1281 per kWh pada Februari, ini berarti pengeluaran sebesar US$2.667.378.196,47.”

Paul menegaskan bahwa jumlah energi yang digunakan untuk mining Bitcoin tersebut setara dengan pengisian daya setiap kendaraan listrik di AS sebanyak 87,52 kali atau menyuplai listrik untuk 1.983.107 rumah tangga selama satu tahun, yang merupakan 1,51% dari total rumah tangga di AS.

Baca juga: Ancam Keamanan Nasional, AS Tutup Mining Kripto Asal China

Kebutuhan Energi Listrik Lebih Tinggi Pasca Bitcoin Halving

Bitcoin Halving pada April 2024 tampaknya memiliki dampak signifikan terhadap industri mining kripto, terutama dalam hal penggunaan energi dan biaya operasional, terutama karena energi yang dibutuhkan untuk menambang satu Bitcoin menjadi dua kali lipat karena hadiah blok berkurang dari 6,25 menjadi 3,125 BTC. 

Sebelum halving, listrik yang diperlukan untuk menambang 1 BTC adalah 407.059,01 kilowatt-jam (kWh), dengan miner di AS yang mampu menghasilkan 340,82 BTC per hari menggunakan listrik dari jaringan. Sejak saat itu, miner kini memerlukan 862.635,55 kWh listrik kini untuk menambang 1 BTC. 

Gambar: Biaya listrik untuk menambang 1 BTC di AS. Sumber: Best Brokers

Karena tingginya biaya listrik dan mahalnya perangkat keras yang digunakan, perusahaan mining mulai mengalami tekanan finansial yang lebih besar akibat peningkatan kebutuhan energi. Saat ini, operasi mining menggunakan 384.481.670 kWh listrik untuk menambang 450 Bitcoin setiap harinya.

Miner Bitcoin secara global telah menambang 116.550 Bitcoin sepanjang tahun, dengan miner di AS yang menyumbang 44.102 BTC atau 37,84% dari produksi global.

Penggunaan energi yang tinggi dalam mining kripto telah mendorong beberapa negara untuk memberlakukan larangan, seperti China, Kazakhstan, dan Venezuela yang baru-baru ini mengambil tindakan tegas terhadap operasi mining kripto dengan alasan kekhawatiran atas konsumsi listrik yang berlebihan di wilayah tersebut.

Baca juga: Venezuela akan Hentikan Suplai Listrik untuk Mining Kripto

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.