Hack dan Scam · 5 min read

Kerugian Akibat Hack dan Scam Kripto Tembus Rp40 Triliun Paruh Pertama 2025

hack
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Total kerugian akibat peretasan, eksploitasi, dan penipuan di industri kripto mencapai angka US$2,47 miliar atau sekitar Rp40 triliun sepanjang enam bulan pertama 2025.

Menurut laporan CertiK pada Senin (30/6/2025), terjadi 144 insiden dengan total kerugian lebih dari US$800 juta atau sekitar Rp13 triliun sepanjang kuartal kedua saja. Jumlah tersebut menurun 52% dibanding kuartal sebelumnya, seiring penurunan jumlah insiden sebanyak 59 kasus.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, total kerugian ini meningkat hampir 3% dari angka US$2,4 miliar di 2024. Namun, CertiK mencatat bahwa ada sekitar US$187 juta yang berhasil dikembalikan kepada korban. Artinya, kerugian bersih yang tercatat hingga pertengahan tahun ini berada di kisaran US$2,2 miliar.

Baca juga: Bank AS Dituduh Lalai Terkait Scam Kripto Berkedok Romansa Senilai Rp325 Miliar

Didominasi Dua Peretasan Besar

Menariknya, sebagian besar kerugian di 2025 berasal dari dua kasus besar, termasuk peretasan terhadap exchange Bybit dan protokol Cetus di jaringan Sui. Kedua insiden ini menyumbang total kerugian sebesar US$1,78 miliar, lebih dari 70% dari total keseluruhan.

Peretasan Bybit terjadi pada 21 Februari 2025, ketika pelaku mengeksploitasi celah pada sistem cold wallet dan berhasil mencuri Ether senilai US$1,5 miliar. Sementara itu, Cetus Protocol kehilangan sekitar US$225 juta akibat serangan pada 22 Mei.

“Tanpa dua kejadian ini, total kerugian industri kripto pada 2025 hanya berada di angka US$690 juta,” tulis CertiK dalam laporannya.

Baca juga: Token Hacken Rontok 97% Usai Diserang Hacker lewat Minting Ilegal

Kejahatan Phishing Meningkat

Sepanjang semester pertama 2025, metode phishing menjadi jenis serangan yang paling sering terjadi dengan total 132 insiden dan kerugian mencapai US$410 juta. CertiK menyoroti bahwa serangan jenis ini semakin canggih dan sulit dikenali, bahkan oleh pengguna berpengalaman.

Namun dari sisi kerugian, kompromi wallet digital menjadi jalur serangan paling merugikan. Hanya dalam 34 insiden, pelaku berhasil mencuri lebih dari US$1,7 miliar. Fakta ini menegaskan pentingnya manajemen keamanan kunci pribadi yang ketat bagi para pengguna.

“Dengan maraknya kampanye phishing yang makin licik, sangat penting bagi pengguna untuk membangun kebiasaan keamanan yang kuat,” tulis CertiK. “Hindari klik tautan tidak dikenal, pastikan keaslian domain, aktifkan otentikasi dua faktor, dan gunakan hardware wallet jika memungkinkan.”

Baca juga: Iran Batasi Jam Operasional Exchange Kripto Pasca Hack Nobitex Rp1,4 Triliun

Ethereum Masih Jadi Target Favorit

Blockchain Ethereum masih menjadi incaran utama para pelaku kejahatan siber, dengan 70 insiden peretasan, eksploitasi, dan penipuan terjadi sepanjang semester pertama. Meski jumlah ini menurun dari 98 kasus pada kuartal pertama, posisi Ethereum sebagai fondasi ekosistem DeFi dan kontrak pintar tetap membuatnya sangat rentan.

“Dominasi Ethereum dalam aktivitas smart contract dan nilai aset yang terkunci di protokolnya menjadikannya target berisiko tinggi,” tulis laporan tersebut.

Selain persoalan keamanan, paruh pertama 2025 juga diwarnai oleh perkembangan regulasi global yang signifikan. Di Amerika Serikat, pemerintahan Presiden Donald Trump mendorong reformasi di tubuh SEC yang kini mulai melonggarkan penindakan terhadap entitas kripto dan memperkenalkan kebijakan yang lebih ramah inovasi digital.

Sementara itu, Hong Kong telah mengesahkan RUU stablecoin sebagai kerangka hukum resmi untuk aset kripto yang dipatok nilai. Di sisi lain, Uni Eropa mulai menerapkan regulasi MiCA secara penuh sejak 30 Desember 2024, memperkuat posisi kawasan tersebut dalam tata kelola industri kripto global.

Namun, di tengah arus masuk investor baru dan bertambahnya proyek inovatif, CertiK mengingatkan pentingnya menjaga standar keamanan yang tinggi.

“Keamanan adalah tanggung jawab kolektif, bukan hanya milik developer dan penyedia layanan, tetapi juga pengguna. Dengan tata kelola yang kuat dan perlindungan yang tepat, industri kripto bisa terus tumbuh tanpa mengulang kesalahan masa lalu,” tutup laporan tersebut.

Baca juga: ZachXBT Soroti Risiko Hacker di Balik Lonjakan Volume Bridge Kripto




Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.