Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 8 min read
Dalam perkembangannya setelah ajukan kebangkrutan FTX masih meninggalkan segelintir masalah yang mengakibatkan beberapa perusahaan sampai tokoh terkemuka terkena dampaknya.
Berikut adalah lima hal pasca kebangkrutan FTX hingga pengaruhnya terhadap BlockFi dan Genesis.
Komite Jasa Keuangan DPR AS (House Financial Services Committee) mengatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki peran Binance dalam runtuhannya FTX.
Hal itu diungkapkan oleh salah seorang anggota DPR dari Partai Republik, Patrick McHenry.
“Kasus ini serius dan saya pikir ini adalah peristiwa besar, karena itu peran Binance dalam krisis ini akan menjadi salah satu fokus sidang pada Desember mendatang ” Patrick McHenry, saat diwawancarai oleh The Block.
Menanggapi hal tersebut, Binance dengan cepat memberikan pernyataan dalam bentuk dokumen setebal lima halaman kepada Komite Perbendaharaan Parlemen untuk menguraikan urutan kejadian yang menyebabkan kehancuran pertukaran kripto itu.
Memang, peristiwa yang dialami FTX berdampak luas dan mengkhawatirkan jutaan pengguna. Tak sedikit di antara mereka yang mengalokasikan dananya untuk berinvestasi di bursanya.
Namun, Binance membantah keterlibatannya dalam runtuhnya pertukaran itu, karena Binance berpendapat bahwa penyebab kegagalan perusahaan adalah kelalaian dalam pengelolaan keuangan dan kemungkinan aksi penipuan.
Menanggapi keprihatinan tentang krisis kripto tersebut, Ketua Komisi Layanan Keuangan DPR AS, Maxine Waters akan menggelar rapat dengan perwakilan FTX, Binance, Alameda Research, dan sejumlah pihak terkait.
Mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried, juga diharapkan untuk hadir dalam rapat penting ini untuk diselidiki apakah ia berpotensi terjerat hukum dan dibawa ke pengadilan.
Sementara, apakah situasi FTX menambah urgensi untuk negosiasi seputar undang-undang stablecoin sebelum akhir masa jabatan Kongres, itu kembali lagi kepada Waters sebagai ketua.
Beberapa selebritas dituntut karena telah mempromosikan FTX atas tuduhan ‘skema ponzi’.
“Skema penipuan dirancang untuk mengambil keuntungan dari investor yang tidak profesional dari seluruh negeri,” tuduh gugatan itu.
Oknum-oknum yang terlibat dalam gugatan class action adalah selebritas, atlet, dan tim, termasuk Tom Brady, Gisele Bundchen, Stephen Curry, Golden State Warriors, Shaquille O’Neal, Udonis Haslem, Larry David, serta semua pihak lainnya yang mempromosikan maupun berpartisipasi secara aktif dalam bursa Trading LTD dan West Realm Shires Services Inc.
Berdasarkan laporan tersebut, gugatan kelompok yang diusulkan, menuduh bahwa para selebritas mempromosikan sekuritas yang tidak terdaftar dan melanggar Undang-Undang Perlindungan Sekuritas serta Investor Florida dan Undang-Undang Praktik Perdagangan yang menipu dan tidak adil.
“Beberapa nama terbesar dalam olahraga dan hiburan telah berinvestasi di bursa atau menjadi duta merek untuk perusahaan dan menghebohkan bursa dalam iklan dan media sosial,” sebut dokumen itu.
Gugatan tersebut berisi bahwa konsumen Amerika secara kolektif memperoleh kerugian lebih dari $11 miliar (Rp172 triliun), bersumber dari Cointelegraph.
Gejolak berkelanjutan tentang FTX menjadi kisruh, apalagi mantan CEO-nya, Sam Bankman-Fried (SBF), telah memberikan serangkaian argumennya mengenai keadaan perusahaan saat ini dan mengatakan bahwa dia berkontribusi terhadap keadaan sekarang.
SBF menjelaskan lebih lanjut bahwa dia bekerja sama dengan regulator dan berbagai tim tak dikenal untuk memastikan kepentingan pelanggan dan kemudian investor.
Dengan demikian, posisi FTX menyiratkan bahwa jika SBF mencari penggalangan modal, pendanaan, atau bailout dalam bentuk apa pun, dia tidak dapat melakukannya atas nama FTX, dan jika dia melakukannya, dia akan dikenakan konsekuensi hukum yang serius.
CEO baru, FTX John J. Ray III, memberikan tanggapan singkat atas serangkaian tweet intermiten yang dibuat oleh Sam Bankman-Fried (SBF).
John menggunakan akun Twitter resmi perusahaan, untuk menekankan kembali perubahan kepemimpinan di bursa. John tampaknya tidak mendukung rasa transparansi yang baru saja disampaikan oleh SBF, karena mantan pemimpin itu terus men- tweet permintaan maaf dan renungan lainnya, sehingga membuat marah komunitas kripto di Twitter.
John dengan tegas menunjukkan bahwa saat ini SBF tidak lagi memiliki hubungan dengan FTX, FTX US, atau Alameda Research Ltd.
Utas tersebut juga mencatat bahwa SBF mengundurkan diri pada 11 November, meninggalkan perannya di grup perusahaan FTX dan anak perusahaannya. Secara sengaja, ini menyiratkan bahwa pendapat atau tindakan apa pun yang dilakukan oleh SBF tidak lagi mewakili sudut pandang resmi perusahaan.
Meskipun sangat ringkas, utas Twitter tersebut penting bagi perusahaan. Karena secara tegas dimaksudkan untuk menekankan bahwa tanggung jawab atas informasi atau penilaian apa pun yang dikeluarkan oleh tweet tersebut akan menjadi tanggung jawab SBF dan tidak ada sangkut pautnya dengan FTX.
Baca Juga: Dana Hilang di FTX, SBF Diduga Transfer Dana Pengguna Rp154 Triliun!
Pemberi pinjaman kripto, BlockFi Inc. sedang mempersiapkan pengajuan kebangkrutan potensial setelah menghentikan penarikan simpanan pelanggan dan mengakui memiliki eksposur signifikan terhadap FTX yang bangkrut.
Sementara, mengingat ketidakpastian tentang FTX, BlockFi juga berencana untuk memberhentikan beberapa karyawannya karena sedang bersiap untuk pengajuan Bab 11, dilansir dari The Wall Street Journal.
Oleh karena itu, dalam situasi seperti ini kemungkinan BlockFi berpotensi bangkrut, karena sebagian besar aset BlockFi ada di FTX. Apalagi setelah runtuhnya ekosistem Terra Luna, BlockFi menerima jalur kredit sebesar $400 juta (Rp6,2 triliun) dari FTX US.
Beberapa perusahaan terkena imbas dari kebangkrutan FTX, salah satunya adalah perusahaan pinjaman dari bank investasi kripto, yaitu Genesis Global Trading yang menghentikan semua penarikan dan pinjaman pelanggannya.
Hal tersebut disebabkan karena ada $175 juta (Rp2,7 triliun) dana Genesis yang tertahan di FTX. DCG (Digital Currency Group) mengatakan bahwa FTX memberikan pengaruh besar yang menyebabkan permintaan penarikan melampaui batas likuiditas saat ini.
Namun, meskipun demikian Genesis meyakinkan pelanggan bahwa bisnis kripto lainnya tetap dapat beroperasi, karena DCG (Digital Currency Group) sebagai perusahaan induk Genesis, telah mengirimkan suntikan modal darurat sebesar $140 juta (Rp2,1 Triliun).
Jadi kesimpulannya, FTX memberikan banyak pengaruh besar terhadap industri kripto, dan juga menyebabkan beberapa perusahaan terancam bangkrut karena sejumlah dananya tertahan. Artikel ini akan terus memberikan update terkait nasib FTX selanjutnya.
Baca Selanjutnya: FTX dan Alameda Research Bangkrut, Apa Selanjutnya?
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.