Berita Exchange · 6 min read

Rp14 Triliun Dana Keluar dari Binance, Menyusul Kecurigaan Proof of Reserve

WD dari Binance

Kekhawatiran dan kecurigaan atas Proof of Reserves (PoR) Binance mengakibatkan bursa ini mengalami arus keluar bersih atau withdrawal sebesar US$902 (Rp14 triliun) dalam 24 jam terakhir, menurut data Nansen.

Arus keluar bersih Binance telah melampaui semua bursa terpusat lainnya dalam 24 jam terakhir, dan hampir sembilan kali lebih besar dari arus keluar terbesar kedua. Temuan ini diperoleh pada data platform intelijen blockchain Nansen.

Aliran keluar (outflow) ini merupakan yang tertinggi dari Binance sejak 13 November lalu, atau dua hari setelah FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS).

Menurut Henry Fisher, analis di Arkham, outflow di Binance tampaknya tidak terlalu anomali mengingat bahwa ada aset sekitar senilai US$64 miliar (Rp1 triliun) di Binance.

Penarikan yang meningkat terjadi setelah serangkaian laporan berita tentang Binance yang membuat investor menjadi lebih berhati-hati tentang dana mereka yang berada di bursa terpusat (centralized exchange) CEX.

Lebih lagi, setelah keruntuhan FTX yang menjadi bencana industri kripto yang membuat para investor khawatir, dan sebagian dari mereka memutuskan untuk melikuidasi kepemilikan kripto mereka.

Untuk mempertahankan kepercayaan investor, bursa pun berupaya untuk mengungkapkan dana cadangan BTC yang dimiliki bursa ke publik lewat mekanisme Proof of Reserve.

Baca Juga: 200 Ribu BTC dan 1 Juta ETH Keluar dari Bursa! Apa Dampaknya Bagi Pasar Kripto?

Ada Penarikan Besar di Binance

Data Blockchain menunjukkan bahwa market maker kripto besar, Jump Trading dan Wintermute telah memindahkan dana yang cukup besar dari Binance dalam seminggu terakhir, bersumber dari Coindesk.

Jump Trading tampaknya menjadi penarikan terbesar dari Binance, tulis analis Nansen, Andrew Thurman dalam sebuah tweet.

Penarikan bersih dari bursa oleh dompet kripto yang terkait dengan Jump mencapai US$146 juta (Rp2,2 triliun) aset digital selama tujuh hari terakhir, menurut data yang dikumpulkan oleh Nansen.

Penarikan bersih Jump termasuk US$102 juta Binance USD (BUSD)(Rp1,6 triliun), stablecoin bursa yang diterbitkan oleh Paxos US$14 juta (USDT Tether) (Rp219 miliar), dan US$10 juta eter (ETH) (Rp156 miliar).

Sementara, Jump menukarkan sekitar US$30 juta (Rp470 miliar) Binance USD (BUSD) dari Paxos, per data blockchain dari Arkham.

Sedangkan, Wintermute telah menarik US$8,5 juta Bitcoin Wrapped (wBTC) (Rp133 miliar) dan US$5,5 juta stablecoin USDC Circle (Rp86 miliar).

Proof Of Reserve Binance Menuai Kritik Tajam

Binance telah merilis sebuah laporan Proof of Reserve oleh perusahaan audit Mazars, yang mengklaim bahwa cadangan Bitcoin (BTC) miliknya terjamin. 

Namun ternyata laporan Proof of Reserve memunculkan kecurigaan, karena laporan yang dirilis oleh firma audit Mazars tidak memberikan kepercayaan bagi investor mengenai keuangan Binance. 

Sebab, terdapat kurangnya informasi terkait kualitas kontrol internal dan bagaimana sistem Binance melikuidasi aset untuk menutupi pinjaman margin.

Dalam laporan itu, ada perdebatan antara total liabilitas Binance. Bukti cadangan Binance yang dipimpin oleh Changpeng Zhao (CZ) menunjukkan bahwa Binance dijamin 97%, ‘tidak termasuk aset yang dipinjamkan kepada pengguna melalui pinjaman atau akun margin’. Hal ini menunjukkan bahwa rasio cadangan Binance terhadap aset pelanggan tidak mencapai 1:1.

Co-founder crypto exchange Kraken, Jesse Powell, pada 26 November lalu mengatakan bahwa audit PoR yang lengkap harus menyertakan jumlah liabilitas dari klien. Dia menegaskan bahwa ‘cadangan bukanlah daftar kripto wallet’, melainkan ‘aset dikurangi dengan liabilitas’.

Baca Juga: Binance Berpotensi Dituntut, Diduga Lakukan Pencucian Uang

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Nabiila Putri Caesari

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.