
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Harga · 6 min read
Pasar kripto kembali menunjukkan pelemahan, dengan harga Bitcoin turun menembus area US$107.000 pada Jumat (17/10/2025). Koreksi ini turut memicu penurunan minat investor terhadap aset kripto terbesar di dunia.
Menurut data Alternative.me, indeks Crypto Fear and Greed, indikator yang mengukur tingkat kepercayaan dan kekhawatiran pelaku pasar, anjlok ke level “Extreme Fear” atau ketakutan ekstrem di angka 22, turun tajam dari posisi “Greed” di angka 64 pada pekan sebelumnya.
Level ini menjadi salah satu yang terendah dalam setahun terakhir, mendekati skor 18 yang tercatat pada 9 April 2025 ketika Bitcoin turun di bawah US$74.000. Kondisi tersebut menggambarkan pergeseran cepat dari optimisme menuju kehati-hatian ekstrem.
Baca juga: Bitcoin Jatuh ke Bawah US$108.000 di Tengah Pengetatan Likuiditas Global
Meski sentimen pasar tampak memburuk, analis dari Bitwise Asset Management menilai kondisi saat ini justru membuka peluang akumulasi, bukan sinyal untuk mundur.
Dalam laporan Crypto Market Compass, tim riset Bitwise yang dipimpin André Dragosch menjelaskan bahwa koreksi terbaru lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal, seperti meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang memicu arus keluar modal dari aset berisiko di pasar global.
Bitwise juga menyoroti bahwa tekanan harga diperparah oleh gelombang likuidasi posisi futures terbesar dalam sejarah. Nilai open interest Bitcoin tercatat anjlok hampir US$11 miliar, yang disebut sebagai “penurunan paling tajam yang pernah terjadi.”
Dragosch menjelaskan bahwa aksi likuidasi besar-besaran tersebut telah “secara signifikan menguras tekanan jual,” membuka peluang bagi fase contrarian buying seperti yang pernah terjadi pasca-gejolak pasar Yen pada Agustus 2024.
“Indeks Sentimen Kripto internal kami kini mencapai titik terendah sejak periode tersebut,” ujar Dragosch. “Secara historis, kondisi ekstrem seperti ini sering kali menjadi momen masuk yang ideal sebelum penguatan musiman di kuartal keempat.”
Data on-chain mendukung pandangan tersebut. Menurut Glassnode, kelompok pemegang Bitcoin kecil yang memiliki antara 1 hingga 1.000 BTC tercatat meningkatkan akumulasi dalam beberapa hari terakhir, menutupi melemahnya minat beli dari kelompok whale. Pola ini mengindikasikan adanya kepercayaan baru dari investor ritel dan menengah, meski volatilitas pasar masih tinggi.
Namun, indikator lain memberikan sinyal yang lebih kompleks. Berdasarkan data CryptoQuant, sejak pekan lalu para miner telah mengirimkan sekitar 51.000 BTC setara lebih dari US$5,7 miliar atau Rp92 triliun ke exchange kripto, aliran masuk terbesar sejak Juli. Aktivitas ini biasanya diartikan sebagai langkah awal untuk menjual atau melindungi posisi, yang bisa menambah tekanan di sisi jual.
Selain itu, data juga menunjukkan bahwa investor jangka panjang telah melepas sekitar 265.715 BTC dalam 30 hari terakhir, menjadi arus keluar bulanan terbesar sejak Januari 2025.
Meski demikian, harga Bitcoin yang masih bertahan di sekitar US$108.000 mengisyaratkan adanya permintaan kuat dari investor institusional atau ETF yang menyerap tekanan jual tersebut. Kombinasi antara akumulasi ritel dan arus jual dari miner menandakan pasar tengah berada di fase transisi, dari kapitulasi menuju reaccumulation, yang oleh Bitwise dianggap sebagai fondasi untuk potensi penguatan di kuartal terakhir 2025.
Baca juga: Likuidasi Kripto Terbesar Sepanjang Sejarah, Rp320 Triliun Lenyap dalam Sehari
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.