Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 7 min read
Trader kripto saat ini tampaknya enggan memasuki pasar yang sedang melemah usai harga Bitcoin gagal anjlok di bawah US$60.000 memiliki potensi penurunan hingga US$50.000.
Baca juga: Harga Bitcoin Diprediksi ke US$50 Ribu Sebelum Reli, Ini Peluang Investasinya
Berdasarkan data dari Alternative.me, indeks Fear & Greed Bitcoin mencapai angka 27 pada tanggal 9 Juli 2024. Pada saat artikel ini ditulis (10/7/2024), indeks Fear & Greed Bitcoin hanya meningkat satu angka menjadi 28, yang masih mencerminkan tingginya ketakutan di antara para trader.
Terakhir kali sentimen negatif terhadap pasar kripto berada di titik ini adalah pada awal Januari 2023, ketika Bitcoin diperdagangkan di harga US$16.500 dan mendorong indeks Fear & Greed turun ke angka 26. Penurunan ini sebagian besar dipicu oleh keruntuhan FTX pada November 2022.
Baca juga: CEO CryptoQuant: Penjualan BTC Pemerintah Berdampak Kecil pada Kripto
Saat ini, pasar kripto tengah dilanda kepanikan akibat dua faktor utama. Pertama, aksi jual besar-besaran Bitcoin oleh pemerintah Jerman tanpa alasan yang jelas.
Menurut data Arkham Intelligence, pemerintah ini telah menjual lebih dari 26.036 Bitcoin, dan kini hanya menyisakan 23.964 BTC dari total 50.000 BTC.
Kedua, exchange Mt. Gox mengumumkan telah memulai pembayaran ganti rugi kepada kreditur, yang memicu potensi penjualan oleh para kreditur mereka.
Exchange Jepang yang bangkrut ini mulai mengembalikan aset senilai sekitar US$9 miliar kepada kreditur yang terdampak, dengan US$8,2 miliar dari jumlah tersebut dalam bentuk Bitcoin.
Akibat dari situasi ini, harga Bitcoin telah jatuh dari level US$60.000 pada akhir Juni menjadi US$53.000 pada 5 Juli. Namun, harga aset kripto ini telah pulih dan berada di kisaran US$58.500 saat ini.
Baca juga: Harga Bitcoin Ambruk ke Level US$53 Ribu, Rp11 Triliun Terlikuidasi di Kripto
Meski penurunan pasar kripto akhir-akhir ini menciptakan kekhawatiran yang signifikan, para whale dan investor institusi tampaknya masih melihat peluang dan memanfaatkan momen buy the dip dengan mengakumulasi Bitcoin ketika harganya turun.
Data dari Farside Investors menunjukkan bahwa arus masuk mingguan pada ETF Bitcoin mencapai US$295 juta pada 8 Juli, yang merupakan rekor terbesar dalam sebulan terakhir.
Sementara itu, data dari CryptoQuant menunjukkan bahwa jumlah cadangan Bitcoin yang disimpan di exchange juga terus mengalami penurunan dan saat ini berada pada level terendah dalam dua tahun terakhir dengan total simpanan sebanyak 2,8 juta BTC. Terjadinya penurunan ini dapat mengindikasikan hal baik, karena diharapkan dapat menjadi penyeimbang tekanan jual yang ada.
Baca juga: Metrik Cadangan Bitcoin di Exchange Sentuh Titik Terendah Sejak 2022
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.