Harga Bitcoin Chaos, Bagaimana Nasib El Salvador?

Setahun yang lalu, El Salvador menjadi negara pertama yang menjadikan Bitcoin sebagai alat sah untuk pembayaran di negaranya, menurut Presiden Nayib Bukele, Bitcoin dapat meningkatkan perekonomian di negara El Salvador, karena sekitar 70% warga El Salvador tidak memiliki layanan rekening bank. 

Menurut  Bukele dikutip dari The Conversation, Bitcoin dapat menarik investasi asing, menghasilkan lapangan kerja, dan memberikan masyarakat peluang yang lebih baik.

Ambisinya pun diikuti rencana bisa menciptakan Bitcoin City, kota bebas pajak yang didanai dengan menerbitkan obligasi pemerintah senilai US$1 miliar, di mana akan menghabiskan setengah pendapatan obligasi di kota, dan setengah lainnya untuk membeli Bitcoin, dengan asumsi keuntungan kemudian digunakan untuk membayar kembali pemegang obligasi.

Catatan Pembelian Bitcoin El Salvador

El Salvador mencatat pembelian Bitcoin dari waktu ke waktu sebagai berikut. 

6 September 2021

Pembelian 400 BTC $52.250 sehari sebelum pengesahan.

7 September 2021

Pembelian 150 BTC $51.883 (Total 550 BTC)

20 September 2021

Pembelian 150 BTC $45.714 (Total 700 BTC)

28 Oktober 2021

Pembelian 420 BTC $60.952 (Total 1120 BTC)

29 November 2021

Pembelian 100 BTC $54.237(Total 1220 BTC)

7 Desember 2021

Pembelian 150 BTC $48.670 (Total 1370 BTC)

21 Desember 2021

Pembelian 21 BTC $49.250 (Total 1391 BTC)

22 Januari 2022

Pembelian 410 BTC $36.585 (Total 1801 BTC)

10 Mei 2022

Pembelian 500 BTC $30.744 (Total 2301 BTC)

30 Juni 2022

Pembelian 80 BTC $19.000 (Total 2381 BTC)

Nasib El Salvador

Jika dilihat dari harga Bitcoin dari waktu pembelian terlihat bahwa harga Bitcoin turun lumayan jauh dari waktu pertama dan terakhir pembelian El Salvador. Dari data itu, diketahui jika El Salvador telah merugi lebih dari 53%. 

Melihat kerugian yang terlampau besar, Pemerintah El Salvador tidak ambil pusing, lewat akun twitternya, Nayib Bukele justru memberikan saran agar para pemilik Bitcoin tidak perlu pusing melihat nilainya yang anjlok, karena Bitcoin itu aman dan dalam waktu dekat akan kembali tumbuh. 

I see that some people are worried or anxious about the #Bitcoin market price.

My advice: stop looking at the graph and enjoy life. If you invested in #BTC your investment is safe and its value will immensely grow after the bear market.

Patience is the key.

— Nayib Bukele (@nayibbukele) June 19, 2022

“Saya melihat ada banyak orang yang khawatir dengan harga pasar Bitcoin. Saran saya yakni berhenti melihat grafik dan menikmati hidup. Jika anda berinvestasi di Bitcoin, maka investasi anda aman dan nilainya akan naik lagi. Kuncinya adalah sabar,” kata Bukele di akun Twitter @nayibbukele.

Menteri Keuangan El Salvador, Alejandro Zelaya juga ikut optimis meski sebelumnya ia skeptis ekonomi negaranya akan semakin buruk.

Menurut Zelaya, investasi Bitcoin El Salvador tidak sampai 0,5% dari anggaran belanja negara, jadi ketika nilai investasi berkurang sampai $40 juta, hal itu bukan masalah. 

Krisis Keuangan Menghantui El Salvador

Meski Bitcoin ada kemungkinan untuk kembali pulih dan memberikan pengembalian untuk El Salvador, mengutip dari Coindesk.com, negara berpenduduk 6,4 juta orang itu tidak dapat menunggu terlalu lama, karena krisis keuangan nasional di depan mata.

Negara ini memiliki sejumlah obligasi bernilai $800 juta yang akan jatuh tempo pada 2023 dan 2025, dan pengamat sangat tidak yakin apakah negara akan dapat membayarnya kembali. Itu bisa sangat, sangat buruk bagi keuangan negara mengingat kewajiban utang jangka pendeknya.

Dengan pembayaran yang akan jatuh tempo, maka tidak mengherankan jika negosiasi El Salvador dengan dana moneter Internasional atau IMF untuk pinjaman darurat senilai $1,3 miliar telah bermasalah. 

IMF nampaknya telah menjauh dari meja perundingan, sambil membuat keributan tentang ketidakpercayaannya terhadap bitcoin, dan pejabat Salvador telah meremehkan pentingnya pinjaman tersebut.

IMF sebelumnya telah menentang keputusan El Salvador menjadikan Bitcoin sebagai legal tender (alat pembayaran yang sah) dengan alasan terlalu beresiko. 

Kekhawatiran IMF terhadap BTC sebagai legal tender karena dapat menyulitkan dari berbagai pinjaman. Selain itu, IMF jugan menyorot risiko besar yang terkait dengan penggunaan Bitcoin pada stabilitas keuangan, integritas keuangan dan perlindungan konsumen.

Baca juga: Lagi! IMF Peringati El Salvador Hentikan Bitcoin Sebagai Mata Uang