Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 8 min read
Filipina akan memperkenalkan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) yang direncanakan rilis pada 2026.
Inisiatif ini dipelopori oleh Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), bertujuan untuk merevolusi lanskap keuangan dengan fokus pada CBDC grosir untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan ketahanan pembayaran domestik dan internasional.
Berbeda dengan CBDC lainnya, CBDC Filipina tidak menggunakan blockchain. Berbicara kepada surat kabar lokal, Inquirer.net, pada 12 Februari, Gubernur BSP, Eli Remolona Jr, menjelaskan alasan tidak akan menggunakan teknologi blockchain dalam proyek ini.
“Bank sentral lain telah mencoba blockchain, namun tidak berjalan dengan baik,” katanya.
CBDC Filipina akan beroperasi pada sistem pembayaran dan penyelesaian yang dimiliki oleh bank sentral. BSP akan fokus pada CBDC grosir, yang akan dimediasi oleh bank, dan bukan untuk ritel.
“Keputusannya adalah membatasinya pada perdagangan grosir – bank akan menjadi satu-satunya rekanan dan kemudian ritel akan mengambil alih,” kata Remolona.
Keputusan untuk mengabaikan teknologi blockchain juga berasal dari evaluasi pragmatis terhadap pengalaman bank sentral lain, yang tidak memenuhi harapan.
Bank sentral merasa skeptis terhadap potensi masalah pada CBDC ritel, termasuk disintermediasi, bank run (kebangkrutan bank) selama tekanan finansial, dan semakin membesarnya jejak bank sentral.
Baca juga: Bank For International Settlements Perkuat Fokus di CBDC dan Tokenisasi
CBDC dipandang sebagai jawaban BSP terhadap ruang kripto yang tidak diatur, memberikan opsi mata uang digital yang lebih tidak berisiko dan lebih stabil.
Langkah ini sejalan dengan pergeseran global menuju mata uang digital, seperti yang terlihat dalam keberhasilan pengujian e-CNY di China yang menunjukkan tren yang lebih luas di negara-negara yang mengeksplorasi CBDC untuk menyederhanakan transaksi keuangan dan melawan munculnya aset kripto yang tidak diatur.
Bank sentral Filipina memulai studi eksplorasi terhadap CBDC pada tahun 2020. Bank for International Settlements, yang berkoordinasi antar bank sentral di seluruh dunia, pada bulan November mengatakan bahwa lembaga-lembaga tersebut tidak cukup siap menghadapi risiko yang ditimbulkan oleh CBDC.
Baca juga: IMF Desak Negara di Dunia Lebih Proaktif dengan CBDC
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.