Editors Choice · 6 min read

3 Faktor Penentu yang Bisa Bantu Ether Bangkit ke Level US$2.500

Ether
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Ether (ETH) menjadi salah satu aset kripto utama yang paling menderita dengan penurunan besar-besaran dengan turun dari level US$2.500 mencapai harga US$1.800, mencatat harga terendah sejak November 2023.

Grafik pergerakan harga harian Bitcoin. Sumber: CoinMarketCap

Koreksi terbaru ini telah memicu likuidasi hampir US$1 miliar dalam posisi long dengan leverage di pasar futures hanya dalam 15 hari terakhir, menurut data CoinGlass. Adapun selama periode ini, Ether juga telah menjadi salah satu aset dengan kinerja terburuk di antara altcoin lainnya.

Lebih mengkhawatirkan lagi, sejumlah hambatan lainnya dari pelemahan harga Ether termasuk munculnya banyak pesaing baru yang mampu mengalahkan Ethereum, termasuk Solana yang menjadi gudang peluncuran meme coin populer, hingga Berachain dari sektor DeFi dan Hyperliquid dari sektor futures.

Data dari DefiLlama menunjukkan bahwa Berachain telah mengumpulkan lebih dari US$3 miliar dalam Total Value Locked (TVL). Sementara itu, Hyperliquid mencatat Open Interest (OI) melebihi US$2,8 miliar, mengungguli berbagai platform berbasis Ethereum.

Maka dari itu, diperlukan katalis pendorong yang dapat memompa pergerakan harga aset ke depannya. Berikut adalah tiga faktor utama yang dapat menjadi penentu agar ETH dapat kembali ke level kritis di atas US$2.500.

Baca juga: Upgrade Pectra Ethereum Meluncur di Testnet Sepolia

Upgrade Ethereum

Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah upgrade terbaru Ethereum, yakni Pectra, yang dinilai belum cukup untuk menjadi katalis pemulihan harga.

Meskipun peningkatan ini dapat memperbaiki pengalaman pengguna, analis berpendapat bahwa Ethereum masih menghadapi tantangan dalam interoperabilitas antar solusi layer-2, terutama dalam aspek likuiditas dan aksesibilitas pengguna.

Selain itu, laporan terbaru mengenai block kosong pada testnet Ethereum semakin memperburuk persepsi risiko, terutama ketika sentimen pasar terhadap Ether sudah cenderung skeptis.

Meskipun permasalahan ini mungkin tidak terkait langsung dengan upgrade mendatang atau dapat dengan mudah diperbaiki, trader tetap khawatir bahwa potensi penundaan dapat berdampak negatif terhadap harga Ether.

Baca juga: Upgrade Pectra Ethereum Masuk Fase Testing

Minat Investor Institusi

Faktor lain yang menahan harga Ether adalah rendahnya minat dari investor institusi, yang terlihat dari aliran dana negatif pada ETF Ethereum. Data Farside Investors menunjukkan ETF ETH spot di AS telah mencatat arus keluar dana besar-besaran dalam dua pekan terakhir, dengan arus keluar terbesar terjadi pada 26 Februari 2025 mencapai US$94,3 juta.

Adapun, kini terdapat kekhawatiran bahwa pada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan menyetujui ETF berbasis Solana pada tahun ini, sehingga menciptakan persaingan langsung bagi produk ETF Ethereum dan Bitcoin.

Beberapa analis awalnya memperkirakan bahwa persetujuan staking dalam ETF Ethereum dapat meningkatkan permintaan, tetapi proyeksi ini kini mulai diragukan, terutama karena pasokan ETH masih bertumbuh sebesar 0,7% per tahun.

Baca juga: Ethereum Naik ke Level US$2.739, Didorong Penawaran Staking di ETF

Aktivitas On-Chain Ethereum

Rendahnya permintaan untuk pemrosesan transaksi di jaringan Ethereum telah enyebabkan penurunan mekanisme burn-fee, sehingga ETH menjadi bersifat inflasioner.

Saat ini, imbal hasil dari staking Ether hanya berada di bawah 2,5%, sementara staking stablecoin di berbagai proyek DeFi menawarkan imbal hasil hingga 4,5%. Hal ini membuat staking Ether kurang menarik bagi investor, dan akhirnya mengurangi aktivitas yang berjalan di jaringan.

Secara keseluruhan, agar harga ETH kembali stabil di atas US$2.500, Ethereum perlu membuktikan bahwa ekosistemnya menawarkan keuntungan praktis, jelas, dan berkelanjutan dibanding kompetitor baru yang mulai bermunculan. Tanpa perubahan fundamental yang kuat, investor akan tetap berhati-hati terhadap aset kripto terbesar kedua di dunia itu.

Baca juga: Lazarus Cuci Rp22,8 Triliun Ether Hasil Curian Bybit, Diubah ke Bitcoin

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.