Berita Exchange · 7 min read

5 Fakta Unik Film 13 Bom di Jakarta yang Didukung Indodax

13 Bom di Jakarta

Di tengah gempuran film horor, drama, dan komedi di Indonesia, film 13 Bom di Jakarta hadir dengan genre aksi yang memberikan angin segar bagi penikmat film tanah air. Film ini sedang tayang di Cinema XXI di seluruh Indonesia. 

Film garapan Angga Dwimas Sasongko ini mengisahkan mengenai aksi teror yang dilakukan oleh Arok (Rio Dewanto) yang ingin menghancurkan sistem keuangan Indonesia yang dianggap korup. 

Arok menaruh 13 bom yang disebar ke berbagai lokasi di Jakarta. Satu-satunya cara untuk menghentikan aksi teror itu adalah memberikan imbalan miliaran rupiah dalam bentuk Bitcoin.

Syarat yang diberikan Arok itu pun ikut menyeret Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono). Apakah aksi teror Arok bisa dihentikan dan benarkan Oscar dan William terlibat? Untuk mendapatkan jawabannya kamu bisa menonton filmnya. 

Didukung oleh sinopsis yang buat penasaran dan genre yang berbeda, film berdurasi 143 menit ini pun tayang perdana pada 28 Desember 2023 dan telah ditonton lebih dari 500.000 orang dalam lima hari pertama penayangannya. Namun, selain dua faktor tersebut ada beberapa fakta unik dan menarik yang membuat film 13 Bom di Jakarta layak untuk ditonton. Apa saja itu? Simak ulasannya berikut ini. 

Berdasarkan Kisah Nyata

Film ini berangkat dari kisah nyata Oscar Darmawan dan William Sutanto, dua pendiri dari exchange kripto Indodax. Dalam wawancara bersama Coinvestasi, Oscar menceritakan bahwa ide besar film ini berangkat dari  tersandungnya Indodax di kasus terorisme pada 2015. 

Kala itu, ada aksi teror di mana pelakunya menyebar empat bom di salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Jabodetabek. Teroris itu melakukan aksinya dengan faktor ekonomi dan meminta tebusan 100 Bitcoin. Dalam prosesnya pelaku meminta tebusan dikirim via Indodax. 

“Angga pernah dengar kasus itu dan berbicara ke saya, saat itu dia lagi cari ide film yang lebih besar dan menurutnya mengangkat kisah nyata ini akan menarik,” kata Oscar. 

Setelah melalui berbagai diskusi, Oscar pun mengizinkan agar kisah ini diangkat ke dalam film oleh Angga, tentunya dengan dramatisasi. Indodax pun ikut berkolaborasi bersama tim film 13 Bom di Jakarta.

Baca juga: Indodax Berharap Aturan Pajak Kripto Dikaji Kembali 

Edukasi Kripto dengan Cara yang Berbeda

Keterlibatan Indodax dalam film ini secara tidak langsung memberikan edukasi mengenai Bitcoin dan kripto lewat dialog para tokohnya.

Sayangnya edukasi melalui dialog ini belum maksimal, karena tidak dijelaskan lebih dalam mengenai istilah-istilah tersebut, sehingga membuat penonton awam cukup kebingungan. Tetapi, pengenalan ini diharapkan bisa menggerakan penonton untuk mencari tahu lebih lanjut tentang kripto. 

Baca juga: Indonesia Crypto dan Web3 Report 2023: Ini 5 Fakta Pentingnya

Berikan Gambaran Industri Kripto Indonesia di Masa Lalu

Di sisi lain, film ini juga memberikan bagaimana gambaran industri kripto di Indonesia pada tahun 2015 yang tidak dikenal secara luas seperti sekarang.

Tidak familiarnya Bitcoin apalagi blockchain kala itu, tak ayal membuat pihak berwajib mendapatkan tantangan baru untuk membongkar kasus ini. 

Sebagai exchange kripto pertama di Indonesia, Indodax pun melihat hal ini sebagai peluang untuk berkontribusi dalam kasus terorisme tersebut. Indodax pun membantu Bareskrim Mabes Polri, hingga Densus 88 melakukan pelacakan secara on chain agar pelaku bisa tertangkap. 

Jika dibandingkan dengan industri kripto di Indonesia saat ini, tentu jauh lebih berkembang. Hal ini terlihat dari jumlah investor kripto di Indonesia menyentuh 18,25 juta orang dan meraih peringkat ke tujuh sebagai negara dengan adopsi kripto tertinggi di dunia. 

Gunakan Senjata dan Ledakan Asli

Beralih ke dalam produksi film, 13 Bom di Jakarta cukup totalitas untuk menyajikan film “senyata” mungkin dengan menggunakan senjata dengan peluru hampa dan ledakan asli di beberapa mobil. 

Tambah lagi, senjata yang digunakan pun berbeda-beda disesuaikan oleh karakter di film. Misalnya, Arok (Rio Dewanto), yang juga merupakan mantan anggota militer, menggunakan senjata XM177 dan pistol jenis M1911 atau pistol 45.

Sementara anggota kelompoknya membawa senjata AK-47. Karakter Emil (Ganindra Bimo) anggota dari Badan Kontra Terorisme di Indonesia menggunakan senapan modern AR-15. 

Penggunaan senjata yang berbeda dan ledakan asli yang dipadukan dengan scoring yang apik ini berhasil membuat pengalaman menonton menjadi lebih intens dan imersif, terutama bagi mereka yang memang menyukai film aksi. 

Biaya Produksi Fantastis 

Film aksi ini menelan biaya produksi fantastis, bahkan Angga Dwimas Sasongko mengatakan dalam beberapa kesempatan biaya film imi setara dengan membuat tiga film yang biasanya ia buat. Syuting juga dilakukan di berbagai lokasi berbeda di kawasan Jakarta hingga Klaten, Jawa Tengah. 

Latar tempat untuk film ini juga dibuat serealistis mungkin sehingga membuat penonton lebih terhanyut dan masuk ke dalam cerita. Film yang diproduksi oleh Visinema ini juga melibatkan 10 tim berbeda yang saling berkoordinasi untuk memberikan sajian sinema yang apik ke penonton. 


Itu dia sejumlah fakta unik mengenai film 13 Bom di Jakarta. Film ini berhasil memadukan kisah nyata, edukasi kripto, yang dikemas dalam laga aksi yang menarik. Kamu bisa menonton film ini di Cinema XXI seluruh Indonesia.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.