Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 6 min read
Invetor pada produk Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot di Amerika Serikat ramai-ramai menarik investasi mereka di tengah ketidakpastian makroekonomi yang memberikan tekanan pada aset digital tersebut.
Menurut data dari Farside Investors, sebelas ETF Bitcoin di AS tercatat mengalami arus keluar bersih sebesar US$568 juta atau setara Rp9,1 triliun pada 8 Januari 2025, menjadikannya sebagai penarikan terbesar kedua sejak produk investasi ini diluncurkan pada 11 Januari 2024.
Perlu diketahui, rekor arus keluar terbesar terjadi pada 19 Desember 2024, ketika dana senilai US$671,9 juta keluar dari ETF Bitcoin, setelah harga Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$106.000 pada 15 Desember.
Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) mencatatkan dana keluar terbesar dengan kerugian sebesar US$258 juta, diikuti oleh BlackRock iShares Bitcoin Trust (IBIT) yang melihat arus keluar hingga US$124 juta.
Selain ETF Bitcoin, produk ETF Ether di AS juga mengalami tekanan yang signifikan, dengan arus dana keluar mencapai US$159,3 juta, menjadikannya yang terbesar sejak 26 Juli 2024 ketika produk tersebut mencatat arus dana keluar senilai US$162 juta.
Baca juga: Pertama Kali Terjadi, ETF Bitcoin BlackRock Catat Outflow Rp5,3 Triliun
Penarikan besar-besaran ini terjadi di tengah kekhawatiran inflasi yang kembali mengemuka di AS, yang memicu volatilitas di pasar obligasi dan menekan harga aset berisiko. Selama tiga hari terakhir, harga Bitcoin merosot hampir 8,5%, menunjukkan kegagalan aset tersebut untuk mempertahankan harga di atas level kritikal US$100.000.
Koreksi tajam ini sebagian besar dipicu oleh dua laporan ekonomi terbaru dari Amerika Serikat yang mengubah ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter Federal Reserve AS (The Fed).
Adapun, The Fed mengungkapkan pada Desember 2024 bahwa para pejabat merasa bank sentral AS tersebut sudah mendekati titik di mana kebijakan pelonggaran suku bunga perlu diperlambat.
Hingga artikel ini ditulis (10/1/2024), Bitcoin diperdagangkan di kisaran harga US$94.710, menunjukkan pemulihan dari level terendahnya di US$91.000 pada Jumat pagi, menurut data CoinMarketCap.
Baca juga: Bitcoin Terjun ke US$96.000 Imbas Kondisi Makroekonomi AS
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.