Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read
El Salvador, yang dikenal sebagai negara paling vokal dalam mengadopsi Bitcoin, mencatat keuntungan belum terealisasi menembus angka US$100 juta. Hal ini terjadi setelah harga Bitcoin menyentuh rekor tertinggi baru di US$89.950 pada 12 November.
Berdasarkan data dari Spot on Chain pada Rabu (13/11), total kepemilikan Bitcoin El Salvador saat ini mencapai 5.939 BTC, dengan nilai sekitar US$522,2 juta atau setara Rp8 triliun. Keuntungan belum terealisasi tersebut mencapai US$103,7 juta, atau sekitar Rp1,6 triliun.
Sebagai informasi, keuntungan yang belum terealisasi merujuk pada laba “di atas kertas” sebagai hasil dari nilai investasi yang belum dijual, keuntungan semacam ini merupakan selisih antara harga beli aset dan nilai saat ini.
Baca juga: Bhutan Terungkap Miliki Bitcoin Senilai Rp11,9 Triliun, Lampaui El Salvador
Seiring dengan kenaikan harga Bitcoin, Presiden El Salvador, Nayib Bukele, mengungkapkan kebanggaannya di platform media sosial X, menekankan keberhasilan negara tersebut dalam mencatatkan keuntungan signifikan dari investasi ini.
“Sudah saya bilang,” tulis Bukele di X.
El Salvador secara resmi menerapkan Undang-Undang Bitcoin pada 7 September 2021, menjadikannya sebagai negara pertama di dunia yang mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran sah. Menyusul aturan ini, Bukele juga mengumumkan telah mulai membeli Bitcoin pertamanya, ketika harga aset tersebut berkisar di US$51.000.
Langkah El Salvador dalam mengadopsi Bitcoin telah mendapat perhatian dari banyak regulator, khususnya International Monetary Fund (IMF) yang pada tahun 2022 mengeluarkan peringatan bahwa penggunaan Bitcoin dapat mengganggu stabilitas ekonomi negara.
Sejak saat itu, IMF telah sering memberikan peringatan kepada El Salvador mengenai risiko Bitcoin sebagai mata uang yang sah. Pada Oktober 2024, IMF meminta El Salvador untuk untuk membatasi eksposur pemerintah terhadap aset kripto, serta mempersempit “ruang lingkup hukum Bitcoin.”
Kendati demikian, El Salvador tampaknya tidak bergeming terhadap peringatan tersebut, sebab pemerintahnya justru tampak semakin menjajaki peluang pemanfaatan Bitcoin di negaranya. Bahkan, negara tersebut telah mengembangkan operasi mining Bitcoin sendiri menggunakan energi panas bumi dari gunung berapi Tecapa.
Baca juga: El Salvador Berhasil Tambang 474 BTC dengan Energi Panas Bumi
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.