Berita Mining · 7 min read

Eksodus Penambang Bitcoin China ke Ethiopia Picu Kekhawatiran

miner bitcoin china ke etiopia

Larangan keras terhadap penambangan Bitcoin di China telah mendorong para penambang di negara tersebut untuk mencari negara di mana aktivitas penambangan masih diizinkan dengan biaya yang lebih rendah.

Menurut Luxor Technology, Ethiopia di Afrika menjadi pilihan utama para penambang Bitcoin asal China. Ethan Vera, Chief Operations Officer di Luxor Technology, menyatakan, “Ethiopia menawarkan kombinasi unik antara listrik yang terjangkau dan pemerintah yang mendukung penambangan Bitcoin.”

Baca juga: Administrasi Biden akan Lakukan Survei Darurat Mining Bitcoin

Para penambang ini mendapat manfaat dari sumber daya tenaga air yang melimpah di Ethiopia dan tarif listrik kompetitif yang disediakan oleh Ethiopian Electric Power (EEP).

EEP menerapkan tarif tetap sebesar 3,14 sen AS per kilowatt-jam, sebanding dengan tarif di Texas tetapi dengan stabilitas yang lebih baik. Selain itu, iklim sedang di Ethiopia sesuai dengan kondisi optimal untuk operasi rig penambangan. Tarif listrik di negara Afrika bagian timur itu juga lebih murah dibandingkan di China yang memiliki biaya rata-rata US$0,10 per kWh.

Pasokan listrik di Ethiopia juga memiliki potensi untuk bersaing dengan kemampuan Texas dalam beberapa tahun ke depan, dengan banyaknya bendungan dan sumber energi terbarukan yang telah dibangun dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Hubungan China dan Kripto yang Kompleks, Apa yang Perlu Kita Tahu?

Risiko Ketidakadilan Penggunaan Energi di Ethiopia

Ethiopia masih melarang perdagangan aset kripto, negara tersebut mengizinkan penambangan Bitcoin pada tahun 2022. Kedatangan penambang Bitcoin China ke negara tersebut turut didukung oleh dinamika geopolitik kedua negara.

China telah berinvestasi dalam pembangunan pembangkit listrik GERD yang akan meningkatkan produksi listrik negara menjadi 5,3 gigawatt di Etiopia.

Berdasarkan laporan Bloomberg yang dikutip dari Cryptonews, perusahaan listrik milik negara Ethiopia telah menandatangani perjanjian dengan 21 perusahaan penambangan Bitcoin, dengan 19 di antaranya berasal dari China.

Namun kerja sama dan eksodus penambang Bitcoin dari China ini bukan tanpa masalah dan risiko. Ada kekhawatiran beberapa perusahaan berpura-pura menjadi sesuatu yang lain, seperti pabrik atau peternakan, sehingga mereka dapat menggunakan listrik tanpa izin resmi untuk penambangan Bitcoin.

Sumber daya air di Ethiopia juga digunakan bukan hanya untuk tenaga listrik pertambangan, tetapi dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan, dan lain sebagainya.

Hal ini memicu kekhawatiran lain jika maraknya penambangan Bitcoin di negara tersebut akan menyulitkan kehidupan masyarakatnya, yang hampir setengah populasinya tidak memiliki akses listrik.

Baca juga: Nigeria, Negara Kedelapan di Afrika Pengguna ATM Bitcoin

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.