
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 7 min read
Meski sentimen pasar kripto sempat menguat pada kuartal kedua 2025, tren perdagangan justru menunjukkan dinamika yang berlawanan. Volume spot perdagangan di exchange terpusat (CEX) mengalami penurunan tajam, seolah mengisyaratkan bahwa minat trader mulai bergeser ke alternatif exchange terdesentralisasi (DEX).
Berdasarkan data CoinGecko pada Kamis (18/7/2025), total volume spot di CEX global hanya mencapai US$3,9 triliun, turun 27,7% dibanding kuartal sebelumnya yang mencatat US$5,4 triliun.
Binance masih kokoh di posisi puncak sebagai CEX terbesar, dengan dominasi pasar antara 37% hingga 39% selama kuartal kedua. Namun, performa volumenya cenderung menurun, terutama pada April dan Juni, di mana volumenya sempat anjlok di bawah US$500 miliar. Ini jadi ironi tersendiri, mengingat Q2 diwarnai oleh reli harga Bitcoin yang berhasil mencetak rekor baru (ATH) di bulan Mei.
Hanya tiga exchange yang mampu mencatatkan pertumbuhan kuartalan, termasuk MEXC (3,7%), HTX (5,4%), dan Bitget (3,0%). Kenaikan ini membawa MEXC dan HTX naik ke posisi kedua dan ketiga, menggusur Crypto.com dan Bybit.
Sementara itu, Crypto.com mencatat penurunan paling dalam, anjlok 61,4% dari US$560,2 miliar menjadi hanya US$216,4 miliar, turun ke posisi kedelapan setelah dua kuartal sebelumnya bertahan di posisi dua.
Baca juga: Volume DEX Bulanan Anjlok, CEX Mulai Bangkit
Berbeda dengan CEX, DEX justru mencetak pertumbuhan impresif. Sepuluh DEX terbesar mencatat volume spot sebesar US$876,3 miliar, naik 25,3% dari kuartal sebelumnya.
Lonjakan ini turut mendorong rasio volume DEX terhadap CEX (DEX:CEX ratio) ke rekor tertinggi sepanjang sejarah, naik dari 0,13 di Q1 menjadi 0,23 di kuartal kedua. Dengan kata lain, pangsa pasar DEX semakin signifikan.
PancakeSwap jadi sorotan utama setelah mencatat lonjakan volume signifikan sebesar 539,2%, dari US$61,4 miliar menjadi US$392,6 miliar. Ia kini menjadi DEX terbesar secara global dengan pangsa pasar 45%.
Kinerja ini tak lepas dari peluncuran Binance Alpha, fitur baru yang mengarahkan jalur transaksi langsung ke PancakeSwap. Efek domino dari fitur ini juga membuat Binance Smart Chain (BSC) naik daun, melampaui Ethereum, Base, dan Solana sebagai jaringan DEX tersibuk.
Sebaliknya, DEX di ekosistem Solana seperti Orca, Meteora, dan Raydium mengalami penyusutan volume masing-masing sebesar 40,5%, 56,8%, dan 73,4%. Minat terhadap memecoin dan proyek Solana tampaknya mulai pudar, membuat volume berpindah ke chain lain yang lebih aktif.
Tak hanya perdagangan spot, volume perpetual contract di DEX juga mencetak rekor baru pada kuartal kedua 2025. Total volumenya mencapai US$898 miliar, menjadi rekor tertinggi sepanjang masa untuk kategori ini.
Hyperliquid mendominasi pasar perpetual DEX dengan pangsa 72,7%, mencatat volume sebesar US$653,2 miliar. Posisi ini menjadikannya exchange perpetual terbesar ke delapan secara global, melampaui banyak pemain CEX.
Selain itu, Aster (sebelumnya APX Finance), RabbitX, dan EdgeX juga mencatat pertumbuhan volume, khususnya Aster yang volume-nya naik dua kali lipat usai merilis fitur Pro Mode. Sebaliknya, dYdX terus kehilangan pangsa pasar dan kini hanya mencatat volume rata-rata US$5,3 miliar per bulan, setengah dari levelnya di Januari.
Baca juga: Hyperliquid Kuasai 60 Persen Pasar DEX Derivatif
Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto global pada akhir Q2 2025 mencapai US$3,5 triliun, hampir menyamai puncak yang tercapai di Januari. Adapun, perilaku investor menunjukkan arah baru yang makin terfokus pada Bitcoin.
Dominasi BTC naik menjadi 62,1%, dan telah naik 7,6 poin persentase sejak awal tahun. Modal institusional dan ritel terlihat terus mengalir ke BTC, mengabaikan sebagian besar altcoin. Di sisi lain, Ethereum (ETH) berhasil mencatat sedikit pemulihan, naik menjadi 8,8%.
Ia jadi satu-satunya altcoin dalam 7 besar yang mengalami kenaikan dominasi. Namun, masih belum mampu menembus kembali level harga awal tahun. Sementara itu, kelompok altcoin kecil justru semakin terpinggirkan, dengan penurunan menjadi 13,7%.
Baca juga: DPR AS Sahkan Tiga RUU Kripto, Ini Dampaknya
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.