Siaran Pers · 6 min read

Coinfest Asia Sukses Dilaksanakan! Siap hadir lagi di 2023

Acara festival kripto terbesar di Asia, Coinfest Asia telah sukses dilaksanakan pada 25-26 Agustus 2022 di Cafe Del Mar Bali. Acara yang kehadiran lebih dari 1.000 orang ini berhasil menyedot atensi berbagai pihak dari penggemar kripto, publik figur, investor, developer, hingga regulator. 

Coinfest Asia merupakan acara yang diselenggarakan oleh Coinvestasi anak perusahaan dari Indonesia Crypto Network (ICN), acara ini didukung oleh Coindesk Indonesia, Asosiasi Blockchain Indonesia dan Singapura, serta Kamar Dagang Indonesia (KADIN).

Keramaian di Coinfest Asia 2022
Keramaian di Coinfest Asia 2022

Festival kripto ini berhasil memanjakan para penggiat crypto yang hadir untuk mendapatkan berbagai acara menarik yang diisi para ahli kripto, blockchain, NFT, hingga WEB3, baik dari dalam dan luar negeri. Sebagai gambaran, dalam dua hari acara, Coinfest Asia memiliki beberapa kategori yakni Main Stage, Breakout Area, Bull Area dan Whale Room. 

Mayoritas acara utama diselenggarakan di main stage yang menjadi tempat utama berlangsungnya konferensi, kemudian di Breakout Room adalah tempat di mana peserta bisa mengobrol dan berkoneksi dengan pembicara lebih dekat. 

Sedangkan untuk Whale Room dan Bull Area dikhususkan untuk membangun koneksi yang lebih eksklusif hingga pitching project crypto agar bisa menarik investor untuk berpeluang mendapatkan pendanaan. 

Dengan lokasi yang berada di Beach Club dan kategori acara yang berbeda, Coinfest Asia berhasil tampil berbeda. Acara ini mengusung konsep santai dan menyenangkan, tidak seperti acara crypto yang pada umumnya digelar di ruangan tertutup.

Menurut Felita Setiawan, Head of Coinvestasi acara ini sengaja dibuat demikian, karena menurutnya konsep acara ini sangat pas untuk membuat proses berkoneksi dan menambah informasi lebih nyaman dan menyenangkan.  

“ Kita rencanakan acara ini untuk rutin hadir setiap tahun, dan saya berharap acara ini bisa membawa nama Indonesia ke kancah luar negeri, sebab Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di dunia crypto global,” katanya. 

Baca juga: Coinfest Asia Resmi Dibuka Lebih dari 1.000 Peserta Hadir!

Keseruan dan Rangkuman Acara Coinfest Asia di Hari Kedua 

Di hari kedua, acara Coinfest Asia berlangsung meriah dan kondusif, sesi pertama dimulai dengan diskusi panel bertajuk Opportunities in Decentralized Finance for Institutions, yang dimoderatori oleh Steven Suhadi, Co Founder ICN dengan pengisi panel yakni oleh Peter DeMeo, Head of Digital Asset Wallet Infrastructure IBM, Marouen Zelleg, Strategic Sales Director Consensys, Valeriya Minaeva Partnerships & Comms 1Inch, dan, Sagar Desai Institutional Sales, Trading, and Prime (APAC) Coinbase.

 Opportunities in Decentralized Finance
Sesi pembuka Opportunities in Decentralized Finance

Dalam sesi ini para pembicara membicarakan mengenai peluang DeFi untuk institusi yang dianggap akan bisa memudahkan dan mengurangi biaya dan proses yang berbelit-belit dalam transaksi perusahaan.

Mereka juga sepakat jika DeFi pada dasarnya memberikan peluang yang sangat besar, dan perusahaan cepat atau lambat akan beradaptasi dengan teknologi ini.

Meski begitu pembicara juga sepakat jika masih banyak hal yang perlu diperbaiki oleh DeFi agar institusi menjadi lebih yakin dan percaya dalam menggunakan platform ini untuk bisnisnya, seperti masalah KYC, keamanan, dan transparansi. 

Sesi Identifying Crypto Market Cycles

Sesi selanjutnya adalah Identifying Crypto Market Cycles yang dimoderatori oleh Olivia Sim, dengan pengisi panel Michelle Maiuri,  Global Marketing Director Deepcoin, Karl Mohan General Manager APAC, Crypto.com, Inggrid Sia, Head of PsyOps Nansen. 

Sesi ini membahas mengenai market cycle crypto yang jika melihat historinya rutin terjadi empat tahun sekali, di mana setelah halving, satu-dua tahun selanjutnya akan masuk ke bear market.

Para panelis juga sepakat jika saat ini crypto memang sudah masuk bear market, namun mereka mengingatkan bahwa pada dasarnya bukan hanya crypto saja tetapi hampir seluruh instrumen keuangan sedang mengalami fase penurunan karena kondisi makroekonomi yang sedang krisis. 

“ Setiap pagi saya berharap candle berwarna hijau, tetapi tidak. Ya, kita memang di bear market dan ini bukan sesuatu hal yang bisa kita kendalikan, ini bagian dari sirkulasi pasar, “ kata Karl Mohan. 

Hal senada juga diungkapkan lnggrid Sia dari Nansen, platform analitik blockchain. Menurutnya saat ini memang sudah bear market dan salah satu indikatornya bisa dilihat dari berkurangnya partisipan atau investor yang masuk ke crypto, namun ia yakin kondisi ini akan membaik seiring waktu.

Dalam sesi ini Michelle Mauri pun menyatakan jika kondisi seperti ini adalah saat yang tepat untuk belajar dan berpikir ulang atau bahkan memperbaiki bisnis crypto yang sedang dijalankan. 

Setelah sesi ini berakhir, acara selanjutnya masih dilanjutkan dengan diskusi panel berjudul The Economic Realities of Metaverses yang dipandu oleh Aditya Hadi Pratama dari Tech in Asia dengan panel berisi Aldi Raharja, Head of Blockchain Solutions Metaverse Indonesia, Hrish Lotikar

Co-Founder & CEO Superworld, dan Arief Widhiyasa. CEO Mythic Protocol. Dari panel ini pembicara mencoba mendefinisikan kembali apa itu metaverse dan bagaimana realita yang terjadi ketika metaverse menjadi adopsi massal, dan kapan metaverse menjadi masif. 

“ Saya rasa realita yang mungkin akan terjadi adalah perubahan perilaku, salah satunya adalah ketika orang-orang akan lebih menghargai penampilan di dunia virtual dibandingkan dunia nyata,” kata Arief. 

Metaverse juga masih memiliki pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk bisa menjadi masif yakni memberikan edukasi agar masyarakat web2 bisa menerima Web3, metaverse juga harus memikirkan dari sisi ekonomi selain dari sisi teknologi. 

“ Yang akan menjadi tantangan adalah edukasi agar masyarakat Web2 bisa menerima Web3, kemudian harus ada nilai ekonominya, agar bermanfaat kepada pengguna,” kata Aldi. 

Selain tiga sesi di atas, Coinfest Asia juga menghadirkan sesi lainnya yakni The The Emerging Economic Opportunities: Merging Gaming and Finance yang dimoderatori oleh Prakash Somosundram, CEO dan Co Founder Enjinstarter, dengan pengisi panel Kevin O’Hara Co FoMartin Hoon Founder & CEO MetaOne. Di sesi ini para panelis mengungkapkan pendapatnya mengenai peluang GameFi untuk kemajuan ekonomi. 

Acara terus berlanjut dan membahas mengenai De-Risking Crypto and Web3, Is Web3 Gaming The Rising Economy in Asia? dan Banking Digital Asset. Kemudian dilanjutkan dengan Happy Hour yang bertujuan untuk memberikan hiburan dan waktu bersantai sejenak sebelum melanjutkan ke sesi panel selanjutnya. 

Setelah sesi tersebut selesai, acara dilanjutkan dengan membahas mengenai Who’s The Ethereum Killer yang dimoderatori oleh Emily Parker, Executive Director of Global Content Coindesk, Oliver Barker Funding Team Grants Operations Manager Near, Gwendolyn Regina. Investment Director BNB Chain, dan Emilio Canessa, Special Project Manager Internet Computer Protocol.

Dalam sesi ini panelis membahas mengenai The Merge Ethereum yang akan segera berlangsung dan apakah akan berdampak baik pada crypto. 

Gwendolyn Regina mengatakan, bahwa kesuksesan The Merge Ethereum nanti akan sangat berdampak pada altcoin lainnya, kemudian para panelis pun sepakat dibandingkan memilih siapa yang akan bisa menyalip Ethereum, pada dasarnya lebih baik menyebut proyek crypto lain sebagai rival, sebab bagaimanapun Ethereum memiliki pengaruh yang sangat besar bagi industri kripto.

 

 Building an Acclaimed NFT Project
Sesi terakhir Building an Acclaimed NFT Project.

Sesi hari kedua ditutup dengan fokus dalam membahas NFT yang dimoderatori oleh Ruanth Chrisley Thyssen dari Metarupa dengan panelis 2DVamp dari SVS,  Nick Yudha, Chief Executive Officer Arktivak, Hadrian Rezanova, Co-Founder / COO dari Karafuru, dan Rahmat Albariqi, Chief Executive Officer Paras.

Di sesi ini para panelis membicarakan mengenai cara membangun proyek NFT yang berkualitas, alat yang digunakan, hingga bagaimana memasarkan NFT di sosial media. 

Coinfest Asia akan Hadir Lagi 2023! 

Melihat antusiasme para peserta, Coinfest Asia pun akan kembali hadir menyapa para penggemar crypto di Indonesia hingga Asia untuk memberikan wawasan, koneksi, dengan suasana yang berbeda dan bertujuan untuk membuat adopsi serta industri crypto terus bertumbuh dan semakin besar. 

Coinfest Asia 2022 didukung oleh Fireblocks, Enjinstarter, KunciCoin, Elliptic, Fastex, Deepcoin, Emurgo, Advance AI, PINTU, 1Inch, Indodax, Blockchain Space, AMDG, Solana, BINGX,  ParaState, BRI Ventures, Tezos, StraitsX, Nanovest, Paras, Coinstore, LordToken, PLOTX, Refereach, Degree Crypto Token.  

Baca juga: Festival Crypto Pertama dan Terbesar di Asia Akan Hadir di Indonesia

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.