
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Stablecoin · 8 min read
Citigroup, salah satu bank terbesar di dunia, baru-baru ini mengungkapkan pihaknya tengah mengembangkan infrastruktur aset digital secara aktif, termasuk kemungkinan menerbitkan stablecoin sendiri.
Dalam sesi post-earning call yang dikutip Reuters, Selasa (15/7/2025), CEO Citigroup, Jane Fraser, menegaskan bahwa bank tersebut saat ini fokus pada pengembangan deposit yang ditokenisasi, yakni bentuk baru dari simpanan nasabah berbasis teknologi blockchain. Fraser menyebut inisiatif ini sebagai “peluang besar” yang sedang digarap secara serius oleh Citi.
“Kami sedang mengevaluasi penerbitan stablecoin Citi, namun yang paling penting saat ini adalah sektor deposit yang ditokenisasi, di mana kami sangat aktif,” ujar Fraser.
Fraser menjelaskan bahwa Citigroup memandang aset digital sebagai fase lanjutan dari transformasi digital sektor keuangan, sejalan dengan gelombang perubahan yang sebelumnya dibawa oleh fintech.
Strategi Citi, lanjutnya, difokuskan untuk menjawab kebutuhan nasabah atas layanan lintas negara yang cepat, fleksibel, dan beroperasi 24 jam penuh, namun tetap memenuhi aspek kepatuhan, pelaporan, dan pencatatan keuangan.
Adapun, bidang utama lainnya yang kini sedang dikejar Citigroup selain deposit yang ditokenisasi termasuk manajemen cadangan stablecoin, layanan on/off-ramp mata uang fiat dan aset digital, serta layanan kustodian kripto.
Baca juga: JPMorgan Prediksi Pasar Stablecoin Bisa Tumbuh ke US$500 Miliar di 2028
Pernyataan Fraser datang di tengah meningkatnya perhatian global terhadap stablecoin, aset kripto yang nilainya dipatok pada mata uang fiat seperti dolar AS. Tahun ini, banyak perusahaan kripto maupun bank tradisional mulai memasuki pasar stablecoin, mengingat perannya yang semakin krusial dalam aktivitas perdagangan dan pembayaran lintas negara.
Tim riset internal Citi bahkan menyebut tahun ini sebagai titik balik penting bagi adopsi teknologi blockchain, terutama berkat perkembangan pesat stablecoin. Mereka memproyeksikan bahwa pada 2030 nanti, pasar stablecoin global berpotensi tumbuh hingga mencapai US$3,7 triliun.
Sementara itu, Jamie Dimon, CEO JPMorgan yang dikenal skeptis terhadap kripto, baru-baru ini juga menyatakan bahwa banknya juga berencana terlibat lebih jauh dalam pengembangan stablecoin.
Baca juga: Kelompok Bank AS Jajaki Sektor Kripto Lewat Stablecoin Gabungan
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.