
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 7 min read
Sebagai pengamat dan pelaku aktif dalam ekosistem teknologi Web3 dan dunia sosial, Blockcircle melihat potensi besar dari gerakan Decentralised Science (DeSci). Namun, potensi ini kerap dibayangi oleh pendekatan konfrontatif yang cenderung menolak total keberadaan sistem akademik yang telah lama ada.
Dunia akademik telah lama menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi. Meskipun demikian, sistem ini menyimpan berbagai tantangan, mulai dari birokrasi yang kaku, distribusi dana yang tidak merata, keterbatasan akses, hingga efisiensi kolaborasi global yang rendah. Banyak peneliti, terutama dari negara berkembang, kesulitan dalam mengakses sumber daya, membangun jaringan internasional, dan mendapatkan peluang pendanaan.
Di sisi lain, gerakan DeSci yang berbasis pada teknologi blockchain dan komunitas DAO (Decentralised Autonomous Organization) menawarkan pendekatan baru. Tujuannya bukan menggantikan sistem akademik, tetapi untuk melengkapi, memperkuat, serta memperluas jangkauan sains agar lebih terbuka, adil, dan kolaboratif.
Setelah mencermati dan merefleksikan tulisan dari Dr. Che Stafford dan Basel Ismail dari Blockcircle, Blockcircle merasa perlu menyuarakan sudut pandang berbeda, yakni pendekatan kolaboratif yang mengedepankan kerja sama alih-alih penggantian sistem.
Baca juga: Analisis Blockcircle Ungkap Waktu Tepat untuk Beli DOGE dan SHIB
Dunia akademik memang memiliki berbagai kekurangan, namun kontribusinya terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat disangkal. Inovasi besar seperti CRISPR, vaksin mRNA, dan obat berbasis AI berasal dari riset yang dilakukan di universitas dan lembaga penelitian.
Sayangnya, birokrasi, kepemimpinan hierarkis, dan ketimpangan distribusi dana masih membayangi sistem ini. DeSci tidak perlu “menggulingkan” struktur yang ada. Sebaliknya, DAO dapat menjadi mitra strategis bagi para peneliti yang ingin mencoba pendekatan yang lebih fleksibel tanpa harus keluar dari sistem institusional. Ini membuka ruang kolaborasi lintas sektor tanpa menghilangkan legitimasi akademik.
Mentoring merupakan elemen kunci dalam perjalanan karier ilmuwan. Sayangnya, banyak kepala laboratorium tidak memiliki pelatihan formal dalam bidang manajemen atau kepemimpinan, menjadikan mentoring kurang efektif, bahkan kadang kontraproduktif.
DAO dapat menjembatani hal ini dengan membentuk platform pencocokan mentor dan mentee berbasis minat riset serta tujuan karier. Pendekatan ini memungkinkan bimbingan lintas disiplin, yang terbukti dalam banyak studi dapat mendorong inovasi serta perkembangan karier yang lebih holistik.
Konferensi ilmiah adalah sarana utama dalam menyebarkan pengetahuan dan membangun jejaring. Namun, banyak konferensi saat ini masih bersifat mahal dan eksklusif, baik dari sisi geografis maupun finansial.
DAO bisa hadir dengan solusi konkret. Alih-alih konferensi mahal yang digelar oleh segelintir institusi, DAO dapat mengelola konferensi secara global, hybrid, dan kolaboratif. Melibatkan anggota DAO dari berbagai bidang seperti pemasaran, desain, dan teknologi konferensi bisa menjadi lebih inklusif dan efisien. Biaya juga bisa ditekan lewat pendekatan gotong royong berbasis komunitas.
Salah satu keluhan terbesar di kalangan peneliti adalah betapa lamanya proses pengajuan hibah. Menulis satu proposal bisa memakan waktu lebih dari sebulan, dan bila gagal, butuh waktu ekstra untuk revisi. Beban ini sangat terasa di institusi kecil atau di negara dengan akses terbatas terhadap dana riset.
DAO dapat menghadirkan platform pelatihan penulisan hibah, menyediakan template proposal, dan sistem tinjauan sejawat yang terbuka. Bahkan lebih dari itu, DAO bisa mempertemukan peneliti dari berbagai belahan dunia untuk mengajukan pendanaan gabungan. Ini akan sangat membantu peneliti dari wilayah seperti Indonesia agar bisa bersaing di tingkat global tanpa bergantung pada reputasi institusinya saja.
Sains tidak hanya butuh dana dari pemerintah atau industri. Dukungan dari individu dan komunitas filantropi juga sangat penting, apalagi untuk riset-riset yang kurang populer seperti penyakit langka atau studi sosial. Sayangnya, banyak lembaga di negara berkembang belum punya akses ke jaringan filantropi global.
DAO dapat menjembatani kebutuhan ini dengan membangun platform penggalangan dana ilmiah yang menghubungkan peneliti langsung dengan dermawan dari seluruh dunia. Ini bisa berbentuk layanan berbayar untuk menopang DAO, atau gratis untuk membangun reputasi dan menarik perhatian publik. Dukungan promosi dari komunitas Web3 juga bisa membantu menyebarkan informasi tentang riset-riset yang berdampak.
Banyak DAO DeSci terlalu cepat ingin mendanai riset secara langsung, padahal ini sangat berisiko. Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 0,1–0,2% riset akademik yang berujung pada paten komersial. Bahkan di universitas top dunia, mayoritas perusahaan spin-off dari riset ilmiah tidak bertahan lama.
Pendekatan yang lebih bijak adalah memulai dari inisiatif yang konkret dan minim risiko: mentoring, konferensi, pelatihan, dan pembangunan jaringan. Setelah reputasi dan komunitas terbentuk dengan baik, serta nilai tambah DAO terbukti, barulah pendanaan riset bisa dilakukan secara lebih matang dan strategis.
Jika pendekatan ini dianggap masuk akal, maka komunitas tidak hanya sedang membentuk masa depan teknologi dan sains, tetapi juga sedang merancang sistem yang lebih adil dan kolaboratif.
Bagi Blockcircle, DeSci bukan sekadar tren teknologi. Ini adalah peluang untuk membentuk kembali ekosistem ilmiah yang lebih adil, terbuka, dan berdampak. Namun, perubahan tidak akan terjadi melalui konfrontasi. Diperlukan pendekatan strategis yang membangun jembatan, bukan tembok.
DAO memiliki potensi untuk bertransformasi menjadi ruang kolaboratif yang melintasi batas disiplin, geografis, dan generasi. Sebuah ekosistem di mana ilmuwan, pendidik, filantropis, hingga masyarakat umum dapat bersatu dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan yang inklusif dan relevan.
Blockcircle meyakini bahwa masa depan sains tidak akan ditentukan oleh satu institusi atau sistem tertentu saja, tetapi oleh kemampuan kolektif kita dalam bekerja sama. Jika potensi ini dapat dilihat dan diwujudkan bersama, maka masa depan DeSci bukan lagi sekadar gagasan, ia tengah dibentuk, saat ini.
Baca juga: Blockcircle: Dogecoin (DOGE) Jadi Memecoin Menjanjikan
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.