Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 6 min read
Harga Bitcoin (BTC) kembali mengalami tekanan berat setelah sempat merosot ke level US$93 ribu dalam 24 jam terakhir. Tekanan ini dipicu oleh gelombang likuidasi besar-besaran serta aksi ambil untung dari pemegang jangka panjang. Di tengah volatilitas tinggi ini, total likuidasi pasar kripto mencapai lebih dari US$524 juta.
Likuidasi besar-besaran menjadi salah satu penyebab utama penurunan harga Bitcoin. Dalam 24 jam terakhir, total likuidasi pasar kripto mencapai US$524,17 juta, dengan posisi LONG mendominasi hingga US$390,65 juta, sementara posisi SHORT tercatat sebesar US$133,51 juta.
Bitcoin sendiri mencatat likuidasi terbesar dengan total US$145,82 juta, diikuti oleh Ethereum (ETH) sebesar US$86,06 juta. Altcoin seperti Solana (SOL) dan Dogecoin (DOGE) juga terpengaruh dengan likuidasi masing-masing sebesar US$21,38 juta dan US$31,73 juta. Data ini menunjukkan tekanan besar yang dirasakan oleh para trader, terutama yang menggunakan leverage tinggi di platform perdagangan derivatif.
Gelombang likuidasi ini terjadi di tengah penurunan harga Bitcoin yang mendekati level US$90 ribu. Ketika likuidasi meningkat, para trader yang mengambil posisi SHORT mulai mendominasi pasar. Hal ini terlihat dari kenaikan tingkat pendanaan (funding rate) Bitcoin dari 0,019 menjadi puncaknya di 0,04, mencerminkan meningkatnya minat terhadap posisi jual (SHORT).
Data peta likuidasi menunjukkan bahwa jika harga Bitcoin turun lebih jauh di bawah US$94 ribu, gelombang penjualan berikutnya dapat mendorong harga turun ke level US$90 ribu, yang dianggap sebagai area pembelian potensial bagi sebagian trader.
Baca juga: ETF Bitcoin AS Diprediksi Lampaui Kepemilikan BTC Satoshi pada Akhir 2024
Selain likuidasi margin, aksi ambil untung dari pemegang Bitcoin jangka panjang (long-term holders/LTH) juga menjadi faktor signifikan dalam penurunan harga ini. Menurut analisis Glassnode, kelompok pemegang BTC dengan periode kepemilikan 6 hingga 12 bulan menjadi penjual utama.
Things are getting heated! #Bitcoin long-term holders (LTHs) have come out in force, with selling pressure hitting -366K #BTC/month – the highest since April 2024. But who is actually selling? Let’s dig deeper: https://t.co/hr64gBGUCd
— glassnode (@glassnode) November 25, 2024
🧵👇 pic.twitter.com/OpsayTaNsf
Kelompok ini rata-rata memiliki harga dasar sekitar US$57,9 ribu, jauh lebih rendah dari harga pasar saat ini. Ketika harga Bitcoin melonjak ke level US$99 ribu, mereka memanfaatkan kenaikan tersebut untuk mengambil keuntungan besar, yang hampir dua kali lipat.
Baca juga: Berapa Peluang Bitcoin ke US$100 Ribu di Akhir Tahun? Ini Prediksi AI!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.