Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read

Bitcoin kembali memberikan sinyal teknikal penting setelah indikator Relative Strength Index (RSI) 14 hari menunjukkan posisi oversold, sebuah kondisi yang umumnya mengindikasikan tekanan jual berlebihan. Meski begitu, para analis menekankan bahwa sinyal ini tidak selalu menjadi tanda pembalikan tren dalam waktu dekat.
Menurut analisis teknikal dari analis CoinDesk, Omkar Godbole, RSI yang turun di bawah level 30 pada Selasa (18/11/2025) menandakan momentum bearish yang sangat kuat. Kondisi ini serupa dengan yang terjadi pada Februari lalu, ketika penurunan RSI sempat mengisyaratkan perlambatan tren turun Bitcoin.
Perlu diketahui, RSI merupakan salah satu indikator paling populer di kalangan trader. Karena itu, sinyal oversold sering kali memicu respons pasar secara kolektif. Dalam beberapa kasus, aksi beli serentak akibat sinyal teknikal ini justru memperkuat potensi pantulan, menjadikannya semacam prediksi yang terwujud karena perilaku trader itu sendiri.
Baca juga: 5 Faktor Pemicu Bitcoin Ambruk ke Level US$89.000
Harga Bitcoin sempat merosot ke bawah US$89.300, terkoreksi lebih dari 28 persen dari rekor tertingginya di atas US$126.000 yang dicapai pada Oktober 2025. Penurunan tajam ini membuat RSI 14 hari masuk ke wilayah oversold, yang dalam teori teknikal mengindikasikan potensi jeda atau rebound jangka pendek.
Sinyal ini muncul setelah Bitcoin jatuh ke kisaran US$89.300 untuk pertama kalinya sejak April 2025, ketika pasar kripto sempat terguncang oleh penetapan tarif impor baru oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke sejumlah negara, yang menimbulkan kekhawatiran akan gejolak ekonomi global.

Meski begitu, Godbole menegaskan bahwa RSI tidak dapat dijadikan acuan tunggal. Dalam banyak situasi, RSI dapat bertahan lama di zona oversold ketika tren bearish berada pada fase kuat. Karena itu, sebagian trader berpengalaman justru melihat kondisi ini sebagai sinyal peningkatan tekanan turun, bukan tanda pembalikan arah.
Yang jauh lebih penting adalah konfirmasi dari pergerakan harga. Trader biasanya menunggu pembentukan area support baru atau pola candlestick seperti Doji atau long lower wick yang menunjukkan tekanan jual mulai mereda. Jika pola-pola tersebut muncul, peluang terjadinya pantulan harga menjadi lebih kuat.
Situasi serupa terjadi pada akhir Februari 2025. Saat RSI turun di bawah 30, Bitcoin diperdagangkan di bawah US$80.000 dan kemudian membentuk bottom di kisaran US$75.000 pada awal April. Kondisi ini sempat menghentikan tren turun sebelum harga kembali stabil.
Ke depannya, pelaku pasar akan mencermati apakah Bitcoin akan kembali menunjukkan pola serupa seperti awal tahun ini, atau apakah tekanan bearish masih akan mendominasi dalam beberapa hari ke depan.
Baca juga: Lebih dari 41 Persen Pasokan XRP Merugi, Investor Waswas Hadapi Tren Turun Harga
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.