Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Altcoins · 7 min read

XRP kembali menjadi sorotan setelah data terbaru menunjukkan lebih dari 41,5% dari total pasokan berada dalam posisi rugi. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran terkait tekanan jual lanjutan, terutama jika investor memilih untuk memotong kerugian.
Dalam postingan X Glassnode pada Senin (17/11/2025), metrik pasokan XRP yang mencatat keuntungan kignalevel terendah dalam 12 bulan terakhir. Posisi serupa terakhir terlihat pada November 2024 ketika harga XRP berada di kisaran US$0,53.

Meski harga XRP saat ini diperdagangkan sekitar empat kali lebih tinggi di US$2,15, Glassnode menemukan bahwa sekitar 26,5 miliar XRP atau 41,5% dari suplai masih berada dalam kondisi merugi. Temuan ini disebut sebagai indikator pasar yang top-heavy dan rentan karena didominasi oleh pembeli terlambat.
Baca juga: Debut ETF XRP Spot Pertama di AS Raup Volume Trading Hingga Rp989 Miliar
Mengutip laporan Cointelegraph, Tony Sycamore, analis pasar di IG Australia, mengatakan penurunan harga XRP dalam beberapa pekan terakhir kemungkinan menjadi kejutan bagi banyak investor. Menurutnya, struktur pasar yang berat di bagian atas membuat sebagian holder mungkin mempertimbangkan untuk keluar jika tren negatif berlanjut.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar investor kemungkinan masuk ketika XRP diperdagangkan di atas US$3,00, khususnya pada Januari, Juli, Agustus, September, hingga awal Oktober, sehingga harga masuk mereka kini berada jauh di atas level saat ini di sekitar US$2,16.
Sycamore menjelaskan bahwa koreksi lebih dari 40% dari level tertinggi US$3,66 pada Juli telah “membutakan” dua kelompok sekaligus, yakni holder jangka panjang yang mengharapkan reli berkepanjangan, serta investor baru yang terbawa FOMO dan memandang penurunan sebagai peluang beli.
Situasi unrealized loss yang meluas ini disebut semakin menekan sentimen pasar dan meningkatkan risiko penurunan lebih lanjut. Aktivasi stop-loss serta penjualan terpaksa dinilai dapat memperbesar tekanan jual.
Menurut Sycamore, pemulihan memerlukan rebound kuat di atas US$2,70 agar momentum bullish jangka pendek dapat kembali terbentuk.
Baca juga: Investor XRP Rugi Rp50 Miliar Usai Wallet Dibobol Hacker
Di tengah tekanan tersebut, sebagian investor menaruh harapan pada gelombang produk ETF berbasis XRP yang dijadwalkan meluncur minggu ini.
Setelah ETF XRP spot pertama di AS dari Canary Capital resmi meluncur pada pekan lalu dan mencatat performa hari pertama paling sukses untuk ETF di Amerika Serikat sepanjang 2025, pasar kini menantikan empat ETF tambahan dari Franklin Templeton, Bitwise, 21Shares dan CoinShares.
Namun harga XRP belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Aset ini diperdagangkan di sekitar US$2,16 hinggs artikel ini ditulis, turun lebih dari 40% dari rekor tertinggi sepanjang masa di US$3,65 yang dicapai pada 18 Juli 2025.

Baca juga: ETF XRP Berbasis Spot Pertama di AS Bersiap Meluncur Pekan Ini
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.