Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, telah menyampaikan kekhawatirannya terkait kemungkinan krisis likuiditas penjualan Bitcoin dalam enam bulan ke depan.
Ia mengindikasikan bahwa hal ini bisa terjadi karena tren arus masuk ETF Bitcoin Spot yang terus meningkat, yang baru-baru ini mencapai volume perdagangan sebesar US$10 miliar.
Bears can't win this game until spot #Bitcoin ETF inflow stops.
— Ki Young Ju (@ki_young_ju) March 12, 2024
Last week, spot ETFs saw netflows of +30K BTC. Known entities like exchanges and miners hold around 3M BTC, including 1.5M BTC by US entities.
At this rate, we'll see a sell-side liquidity crisis within 6 months. pic.twitter.com/qwAbZJwSOl
Dalam pandangannya, hal ini dapat memicu kenaikan harga Bitcoin yang tidak menguntungkan bagi calon pembeli yang berharap harga akan turun. Ju menekankan bahwa para “Bears” (pemburu penurunan harga) tidak akan mendapat keuntungan sampai aliran masuk ke ETF Bitcoin spot berhenti.
Menurut Ju, jika arus masuk ke ETF tidak berhenti, harga Bitcoin kemungkinan akan melampaui ekspektasi, dan krisis likuiditas penjualan bisa terjadi secara resmi.
Dia mengatakan bahwa krisis ini akan terjadi jika alamat akumulasi secara kolektif memegang tiga juta BTC, sementara pada saat ini, alamat tersebut hanya memegang 1,6 juta BTC.
Baca juga: SEC Thailand akan Izinkan Perusahaan Investasi ETF Bitcoin AS
Sementara itu, data dari penelitian BitMEX menunjukkan bahwa Bitcoin ETFs di AS kini menyimpan hampir 4% dari total pasokan Bitcoin, dengan jumlah 776,464 BTC senilai US$47,7 miliar. Selain itu, pemerintah AS juga merupakan pemegang besar lainnya, dengan diperkirakan menguasai hingga 215.000 BTC senilai $13,23 miliar, atau sekitar 1,1% dari pasokan Bitcoin yang beredar.
Sedangkan sekitar 10% dari pasokan Bitcoin berada di exchange kripto, sedikit lebih banyak dari yang dimiliki oleh para penambang. Namun, terdapat ketidakpastian terkait alamat yang terkait dengan pencipta Bitcoin, Satoshi Nakamoto, yang belum pernah terjadi transaksi. Alamat tersebut diperkirakan berisi antara 600.000 BTC hingga 1,1 juta BTC, setara dengan 3% hingga 5,6% dari pasokan yang beredar.
Sementara itu, sebuah studi dari Chainalysis pada tahun 2020 menunjukkan bahwa sekitar 3,7 juta BTC mungkin hilang selamanya, yang berarti 19% dari pasokan mungkin tidak akan pernah bergerak lagi.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.