Berita Blockchain · 7 min read

Berani Beda, Ini Dia Teknologi di Balik Hedera Hashgraph!

hedera

Coinvestasi.com, Singapura. Pada umumnya kripto dibangun dengan teknologi blockchain untuk menciptakan sistem yang terdesentralisasi. Tetapi seiring berjalannya waktu, muncul trilemma yang dialami dalam pengembangan blockchain yakni: scalability, decentralization, dan security dimana dalam membuat suatu blockchain maka hanya maksimal 2 dari 3 hal saja yang bisa terpenuhi.

Gambar: Blockchain trilemma

Contoh saja, Bitcoin memenuhi dua aspek yakni decentralization dengan jumlah node miners yang sangat banyak dan security dimana Bitcoin sangat jarang terkena serangan seperti 51% attack karena tingginya hashrate yang perlu dikuasai. Tetapi dengan memenuhi dua aspek tadi, aspek scalability jadi terkorbankan.

Saat ini ada satu proyek kripto yang menggunakan teknologi yang berbeda dengan blockchain yang bertujuan untuk menyelesaikan trilemma blockchain.

 CEO Hedera Hashgraph
Wawancara ekslusif Coinvestasi dengan CEO Hedera Hashgraph

Proyek kripto tersebut adalah Hedera Hashgraph, untuk mengenal lebih dalam proyek ini Coinvestasi melakukan wawancara ekslusif dengan Mance Harmon, Co Founder Hedera Hashgraph di acara Token2049, Singapura.

Hedera Hashgraph

Berdirinya Hedera Hashgraph

Dalam wawancara tersebut Harmon, menjelaskan jika fokus dari Hedera Hashgraph adalah menyelesaikan trilemma blockchain dengan membangun suatu jaringan yang memaksimalisasi keamanan dan performa serta tetap terdesentralisasi dengan teknologi hashgraph.

Teknologi Hashgraph

Hashgraph merupakan teknologi ledger terdistribusi sebagai alternatif dari blockchain. Perbedaan antara blockchain dan hashgraph adalah cara bundling data transaksi. Pada blockchain, data transaksi terkumpul pada suatu blok dan divalidasi oleh nodes.

Sementara hashgraph menggunakan mekanisme gossip about gossip yang dimana satu nodes menyampaikan data (gossip) dan membentuk directed acyclic graph (DAG) yang mengefisienkan proses berjalannya transaksi.

Teknologi hashgraph ditemukan pertama kali oleh Leemon Baird pada tahun 2010 dan telah dipatenkan serta digunakan oleh Hedera Hashgraph.

Awal mula terpikirkannya metode hashgraph adalah saat Leeman Baird memikirkan sebuah masalah matematika tentang teori koding dan graph tentang bagaimana membuat suatu jaringan yang memaksimalkan performa sekaligus keamanan. Dari buah pikirannya tersebut, terciptalah teknologi hashgraph.

Baca juga: Hedera Hashgraph, Pengertian, Cara Kerja dan Keuntungannya

Cepat, Murah, dan Aman

Mengandalkan teknologi hashgraph,Harmon menyatakan jika Hedera merupakan sebuah jaringan yang kebal terhadap hampir semua serangan siber seperti pada umumnya yakni DDoS attack yang sering menyerang beberapa blockchain layer-1.

Teknologi hashgraph juga memungkinkan biaya transaksi pada jaringan menjadi terprediksi dan saat ini biaya transaksi pada jaringan Hedera hanya $0,0001.

Hedera juga menggunakan mekanisme sharding dengan satu shard saja terdiri dari 10.000 nodes dan masing-masing nodes memiliki kecepatan transaksi hingga 10.000 transaksi per detik menjadikan Hedera dapat memproses transaksi hingga jutaan transaksi dalam waktu yang singkat.

Ramah Lingkungan

Hedera bekerjasama dengan organisasi dan institusi dalam mengelola karbon yang dihasilkan dari menjalankan jaringan Hedera. Jadi, Hedera melakukan carbon offset atau pelunasan emisi karbon agar sesuai dengan misinya yakni carbon negatif dan jaringan yang ramah lingkungan.

organisasi dan institusi yang bekerjasama dengan Hedera
Gambar: organisasi dan institusi yang bekerjasama dengan Hedera

Jika dibandingkan dengan konsensus proof of work, bahkan dengan proof of stake pun Hedera masih lebih sedikit menggunakan energi untuk menjalankan jaringannya. Hedera hanya memerlukan energi sebesar 0,04 Wh per transaksinya.

Langkah Selanjutnya dari Hedera

Roadmap Hedera pada kuartal 3 (Q3) 2022 yang akan segera diluncurkan adalah Staking Phase 1 dimana pada akhirnya koin Hedera (HBAR) dapat distaking on chain pada nodes jaringan. Saat ini proses integrasi wallet Hedera untuk mensupport staking sedang dilakukan.

Tim Hedera belum memastikan waktu dan tanggal tepatnya fitur staking akan diluncurkan, mengingat Q3 2022 sudah berakhir maka fitur ini sesegera mungkin akan diluncurkan.

Yang besar adalah Staking. Kami telah bekerja pada staking untuk waktu yang sangat lama. Perangkat lunaknya sekarang ada, Yayasan sebenarnya sedang mengerjakan ekosistem yang lebih besar dalam integrasi dompet. Saya tidak bisa mengatakan dengan tepat kapan itu akan ditayangkan tetapi cukup dekat. Ini adalah tonggak utama berikutnya.”

Mance Harmon, Co-Founder Hedera Hashgraph di acara Token2049, Singapura

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Ary Palguna

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.