
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Ketegangan geopolitik kembali memanas, dengan pemerintah Amerika Serikat resmi memberlakukan tarif impor sebesar 104% terhadap produk asal Tiongkok mulai hari ini, 9 April 2025.
Keputusan ini diumumkan langsung oleh Gedung Putih AS, memicu kekhawatiran baru di pasar global. Indeks S&P 500 anjlok 1,6%, bahkan membalikkan tren kenaikan sebesar 4% yang terjadi sebelumnya.
Sementara itu, Bitcoin sempat merosot ke titik terendah harian di kisaran US$74.600, sebelum mengalami pemulihan ke level US$76.000. Kini, para analis mencatat bahwa ketegangan perang dagang global saat ini justru akan menguntungkan aset kripto, khususnya Bitcoin.
Berikut tiga alasan utama kenapa Bitcoin justru berpeluang bangkit di tengah gejolak ekonomi global.
Baca juga: Bitcoin Tumbang ke US$74.000 Imbas Tarif 104% AS Terhadap Tiongkok
Sejak awal April 2025, indeks S&P 500 telah turun hingga 14,7%, mencerminkan sentimen negatif investor terhadap ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok. Bitcoin pun sempat ikut terkoreksi, menyentuh kembali level US$77.000, posisi terendah dalam lebih dari lima bulan terakhir.
Namun korelasi antara Bitcoin dan pasar saham tidak selalu berjalan paralel dalam jangka panjang. Di saat ketidakpastian meningkat dan aset tradisional terpukul, investor sering mencari alternatif. Bitcoin, dengan karakternya yang terdesentralisasi dan bebas dari intervensi kebijakan moneter pemerintah, bisa menjadi pilihan tersebut.
Baca juga: CoinShares: Indikator Death Cross Bitcoin Tak Relevan, Justru Jadi Sinyal Beli
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS menjadi 4,28% pada 8 April mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap lonjakan utang negara. Lebih dari US$9 triliun utang federal AS akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan, memperbesar tekanan terhadap anggaran negara.
Uniknya, di saat yield naik, indeks dolar AS (DXY) justru melemah, turun dari 104,2 menjadi 102,0. Ini menandakan potensi pelemahan dolar AS dalam jangka menengah hingga panjang, skenario yang justru mendukung narasi bullish untuk Bitcoin. Pasalnya, Bitcoin memiliki suplai tetap dan tidak bisa dicetak seenaknya seperti mata uang fiat.
Baca juga: Ketua The FED Ungkap AS Tidak Tertarik Rilis Dolar Digital
Menurut laporan CNBC, Kepala Ekonom Morgan Stanley, Michael Gapen, memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi hingga Maret 2026, kecuali terjadi resesi. Jika resesi benar-benar terjadi, skenario suku bunga akan berubah, pemangkasan akan dilakukan lebih cepat dan lebih besar.
Di sinilah peluang muncul bagi Bitcoin. Ketika kebijakan moneter longgar kembali diterapkan, aset dengan jumlah terbatas seperti Bitcoin bisa mendapatkan dorongan besar dari masuknya likuiditas baru. Terlebih lagi, investor juga mulai sadar bahwa alat yang dimiliki The Fed untuk melawan resesi sangat terbatas, sehingga mereka mulai melirik aset alternatif yang lebih tahan banting dalam jangka panjang.
Baca juga: Arthur Hayes: Perang Dagang AS-Tiongkok Bisa Picu Modal Lari ke Bitcoin
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.