Berita Blockchain · 7 min read

3 Masalah Integrasi Game Web2 dan Web3

3 Masalah Integrasi Game Web 2 dan Web 3

Banyak yang menyatakan bahwa kejayaan game berbasis Web3 akan terjadi dengan transisi game Web2 ke teknologi Web3. 

Tapi kemungkinan game berbasis Web2 untuk pindah ke teknologi Web3 juga semakin kecil karena adanya beberapa permasalahan, menurut Chief Technology Officer Jedstar, Kaiesh Vohra.

1. Permasalahan Keuntungan 

Permasalahan pertama adalah model bisnis game berbasis Web2 yang sudah rapi dan menguntungkan. 

Kondisi tersebut membuat perusahaan-perusahaan game berbasis Web2 yang sudah sukses seperti PUBG, Call of Duty, dan Genshin Impact, tidak memiliki urgensi untuk pindah ke teknologi Web3. 

Keuntungan dan ketenaran yang besar ini telah membuat perusahaan-perusahaan tersebut nyaman dan tidak memiliki urgensi untuk berubah ke teknologi Web3.  

2. Permasalahan Teknologi

Permasalahan kedua adalah teknologi Web3 yang belum dapat mengayomi game-game berat seperti game berbasis First Person Shooter atau Role Playing Game dengan gambar yang butuh resolusi tinggi. 

Permainan atau game dengan kebutuhan jaringan dan teknologi yang berat, membutuhkan ekosistem blockchain yang aman dan cepat serta beberapa aplikasi terdesentralisasi yang kuat dan cepat untuk mengayomi beberapa aspek dari permainan. 

Salah satu aspek yang diperhatikan adalah aplikasi terdesentralisasi untuk rendering atau menampilkan gambar dalam game yang jika dibentuk dalam ekosistem Web3 berarti barang tersebut akan berbentuk NFT sehingga membutuhkan teknologi yang lebih kuat dari yang ada saat ini. 

Mayoritas blockchain yang ada saat ini masih menuju ke arah inovasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun masih belum ada yang sempurna, terutama dari sisi keamanannya. 

3. Permasalahan Kenyamanan Pemain

Permasalahan terakhir adalah kenyamanan pemain, dimana teknologi berbasis Web3 umumnya memiliki tampilan yang rumit dan proses penggunaan yang kurang ramah untuk pengguna Web2. 

Kondisi ini menjadi masalah karena jika pemain tidak nyaman, maka jumlah pengguna game akan turun dan adopsi Web3 akan terus menurun.

Baca juga: Memahami Web 3.0, Evolusi Internet, dan Efek untuk Crypto

Bridge Sebagai Solusi 

Dalam acara menuju Coinfest Asia berjudul GameFi & Digital Transformation yang berlangsung pada 23/08/2022, CEO dari Jedstar, Kaiesh Vohra, menyatakan bahwa ada solusi untuk permasalahan ini. 

Ia menyatakan bahwa teknologi Web2 dapat menjadi solusi untuk pertumbuhan game Web3 sehingga keduanya bisa menguntungkan satu sama lain. 

“Perusahaan game berbasis Web2 telah memiliki model bisnis dengan keuntungan tinggi, kita dapat memanfaatkan kondisi ini untuk mendorong pertumbuhan game Web3 melalui sebuah jembatan antar kedua teknologi.” Ujarnya. 

Ia merujuk pada penggunaan bridge atau jembatan antara game berbasis Web2 dengan blockchain, agar permainan berbasis Web2 yang terkenal seperti Roblox, Call of Duty, dan PUBG dapat menyimpan data, seperti data barang dalam permainannya dalam bentuk NFT atau Non Fungible Token. 

Kaiesh Vohra menjelaskan mengenai masalah game Web2 dan Web3.

Tujuannya adalah agar permainan yang sudah terkenal dapat bergerak dengan teknologi Web3 sehingga mendorong inovasi blockchain dan membuat game berbasis Web3 lebih terkenal kedepannya.

Harapannya dengan adanya integrasi ini, nantinya game berbasis Web3 dapat semakin dikenal, bukan sebagai teknologi dengan cara pemakaian yang rumit, namun layaknya game yang sering dimainkan hingga saat ini. 

Tapi untuk membuat ini sebagai realita, diperlukan aplikasi yang beregrak sebagai jembatan untuk pengguna transaksi barang dalam game di dunia Web3 namun bermain di dunia Web2 tanpa perlu mekanisme yang rumit. 

Kemungkinan besar kedepannya akan muncul banyak perusahaan yang membuat aplikasi ini, namun nampaknya untuk membentuk jembatan yang sukses, aplikasi tersebut membutuhkan blockchain yang kuat dan cepat. 

Untuk saat ini terlihat bahwa belum ada blockchain yang dapat mengakomodir kebutuhan tersebut, sehingga investor masih harus menunggu realita jembatan ini untuk terjadi secara sukses. 


Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut soal Web3? Ikuti keseruan Coinfest Asia yang akan berlangsung pada 25-26 Agustus 2022 di Cafe Delmar, Bali. Nantikan liputan khusus Coinfest Asia hanya di Coinvestasi.com.

Baca juga: Festival Crypto Pertama dan Terbesar di Asia Akan Hadir di Indonesia

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.