Linkedin Share
twitter Share

Ekonomi · 7 min read

9 Perbedaan Bitcoin dan Saham, Mana yang Lebih Untung?

Bitcoin vs Saham

Kesadaran akan investasi utamanya bagi generasi muda semakin meningkat. Instrumen investasi yang ramai diperbincangkan selama pandemi adalah saham dan Bitcoin.

Keduanya seringkali dibandingkan, terutama dari segi keuntungan. Namun manakah investasi yang terbukti memiliki profit lebih besar dalam rentang waktu Januari-Juli 2021?

Sebelum kita mengetahui keuntungan mana yang lebih besar, saham dan Bitcoin adalah dua investasi yang berbeda, apa saja perbedaannya?

Paling tidak ada tiga hal yang menjadi pembeda utama Bitcoin vs saham. Di antaranya adalah proses kepemilikan, pasokan dan kapasitas menghasilkan untung.

Proses Kepemilikan

Dalam proses kepemilikan saham cenderung lebih rumit, karena untuk membeli saham kamu harus membuka rekening saham di perusahaan sekuritas yang terpercaya dan sudah terdaftar di OJK.

Proses pendaftaran ini pun harus dilakukan secara langsung ke  sekuritas, dengan membawa berkas-berkas yang cukup banyak seperti kartu identitas, buku tabungan,  data ahli waris, dan lainnya. Prosesnya pun  belum tentu selesai dalam waktu sehari. Ketika kamu sudah membuka rekening saham baru bisa membeli saham.

Sedangkan kepemilikan Bitcoin lebih sederhana, kamu tinggal pilih bursa jual beli Bitcoin yang sudah diawasi oleh Bappebti, kemudian daftar, verifikasi dengan kartu identitas, foto dan lainnya kemudian akan diproses paling lama 1×24 jam.

Sesudah itu kamu tinggal deposit, dan langsung bisa beli Bitcoin, proses ini pun bisa dilakukan di mana saja secara online tanpa harus mengunjungi kantor bursa crypto.

Pasokan

Bitcoin hanya berjumlah 21 juta, jika seluruh koin ini sudah didistribusikan maka tidak akan ada lagi Bitcoin yang tercipta. Karena hal tersebut maka Bitcoin menjadi langka, karena jumlah permintaan akan lebih besar dari penawaran.

Dengan mekanisme tersebut di masa depan, harga Bitcoin akan akan melambung tinggi dan bagi para investor yang memulai investasi Bitcoin sejak dini.

Berbeda dengan Bitcoin, saham tidak mengenal istilah pasokan yang terbatas, karena akan selalu ada perusahaan baru yang mendaftar di bursa saham dan melakukan penawaran saham ke publik.

Ini tidak akan menjadikannya langka, karena pilihan saham sangat beragam, mau yang tinggi, menengah, hingga saham kecil atau yg biasa disebut saham gorengan.

Exchange 

Pertukaran cryptocurrency masih terbilang baru, misalnya Binance salah satu bursa terbesar di dunia baru diluncurkan 2017, kemudian Coinbase di 2012.

Bursa kripto di Indonesia pun baru muncul di 2014 diawali dengan Indodax dan kemudian disusul bursa-bursa lain. Secara ekosistem, bursa crypto masih seumur jagung dan masih terus mengalami perubahan untuk menjadi lebih baik.  

Baca juga: Tokocrypto vs Indodax, Mana yang Lebih Bagus?

Bursa saham di lain sisi sudah ada lebih dari dua abad, bursa efek Indonesia tempat di mana penyelenggaraan perdagangan saham yang teratur dan efisien sudah ada sejak 109 tahun lalu didirikan pada 1912.

Secara ekosistem saham jelas lebih matang dan teratur dalam segi aturan dan proses perdagangan.

Likuiditas

Saham dianggap likuid oleh banyak investor, tetapi dalam hal kripto, likuiditasnya bervariasi dari satu jenis kripto ke jenis lainnya. Baik investor saham dan kripto juga bisa terkena slippage, kondisi dimana  seseorang menjual sejumlah besar aset selama periode likuiditas rendah. Hal ini bisa membuat kerugian bagi investor, tetapi pemilik crypto memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami situsi ini. 

Fluktuasi 

Saham dan crypto sama-sama fluktuatif, yang membedakan adalah seberapa parah fluktuasi itu terjadi. Sebagai aset yang sudah ada sejak dua abad lalu, saham cenderung mengalami fluktuasi yang rendah.

Dalam perdagangan saham fluktuasi ini bisa dikontrol jika aset bergerak naik atau turun dalam batas tertentu signifikan maka perdagangan bisa ditutup oleh bursa efek.

Di lain sisi, crypto memiliki fluktuasi yang sangat kencang harga bisa berubah sangat jauh dalam hitungan jam bahkan menit. 

Fluktuasi ini kerap dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan, namun jika salah langkah bisa berujung kerugian. Kenaikan dan penurunan harga crypto ini tidak ada batas bawah atau atas yang ditentukan untuk mengehentikan proses perdagangan ketika fluktuasi sangat besar.

Baca juga: Kenapa Harga Bitcoin Fluktuatif? Ini 7 Alasannya!

Biaya Trading

Mereka yang ingin berinvestasi dalam crypto harus menerima bahwa mereka akan menghadapi banyak biaya, terutama mengingat biaya trading, penarikan, hingga gas fee.

Setiap crypto akan memiliki biayanya sendiri, beberapa lebih mahal dan beberapa lebih terjangkau. Untuk membuat transaksi lebih cepat, beberapa jaringan akan meningkatkan biaya gas.

Saham juga memiliki biaya yang dibebankan dalam prosesnya, seperti biaya broker, biaya levy, dan lain sebagainya

Jam Operasional

Pasar Crypto cenderung tersedia sepanjang waktu, jadi pengguna bisa melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja. Pasar saham biasanya hanya buka di hari dan jam kerja, dan ini menyesuaikan dengan negara asal bursa. 

Kapasitas untuk Menghasilkan Untung

Berinvestasi di pasar saham membutuhkan banyak kesabaran karena menghasilkan keuntungan dari investasi ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar bahkan hingga bertahun-tahun.

Sedangkan Bitcoin terkenal dengan sifatnya yang volatil dan fluktuatif, sehingga bisa mendapatkan keuntungan dengan sangat cepat karena harganya berubah dengan cepat pula.

Baca juga: Cara Investasi Cryptocurrency, Strategi, Risiko dan Manfaatnya

Meski begitu perlu diingat kapasitas mendapatkan untung dengan cepat biasanya diimbangi dengan risiko yang tinggi pula. Karena itu kamu perlu bijak melakukan manajemen risiko dalam melakukan investasi.

Perbandingan Keuntungan Bitcoin dan Saham

Perbandingan Keuntungan Bitcoin dan Saham

Setelah mengetahui perbedaan saham dan Bitcoin secara umum , sekarang mari kita lihat perbandingan harga tertinggi dari Bitcoin vs saham.

Pada artikel kali ini, kami menggunakan data harga tertinggi yang diperoleh Bitcoin dan saham di periode 31 Desember.  

Saham yang digunakan dalam perbandingan ini adalah beberapa saham yang masuk kategori top tier di Indonesia. Saham itu adalah saham BCA, Unilever, BRI, Telkom, Antam, dan Indofood.

Di model ini kamu adalah investor yang membeli investasi saham sejumlah 10 lot (1000 lembar) atau Bitcoin pada 2016 dan menjualnya pada 2020.  Berikut ini adalah hasil dan keuntungan yang kamu dapatkan.

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa Bitcoin memiliki keuntungan yang sangat mengesankan, jika kamu membelinya pada 2016 dan menjualnya pada 2020 maka kamu sudah profit hingga 3.000 persen.

Hal ini justru berbeda jika kamu investasi di saham Unilever, Telkom hingga Indofood yang malah rugi ketika disimpan selama empat tahun. Dari hasil ini menunjukan jika soal keuntungan Bitcoin jauh lebih unggul.

Kemudian jika kamu baru mengenal Bitcoin tahun ini dan membelinya di awal tahun, kamu juga mendapatkan profit yang cukup lumayan. Sebab dalam Januari -Juli Bitcoin telah mengalami keuntungan hingga 41.12%.

Walau tahun ini harga Bitcoin sempat mengalami penurunan hingga setengah harga dari harga tertingginya, pada kenyataannya aset ini tetap mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

Ingin tahu perkembangan harga Bitcoin dan harga aset crypto lainnya? Kamu bisa memperolehnya di situs Coinvestasi.com. 

Disclaimer: Artikel ini hanya merupakan edukasi untuk mengetahui perbedaan umum dan keuntungan dari investasi saham dan Bitcoin. Artikel ini bukanlah saran investasi dan trading. 

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.