Linkedin Share
twitter Share

Bitcoin · 7 min read

Mengenal Model Stock to Flow yang Bisa Prediksi Harga Bitcoin!

apa itu stock to flow

Ada berbagai cara untuk memprediksi harga Bitcoin di masa depan, salah satunya adalah menggunakan Stock to Flow atau STF.

Model ini digunakan oleh PlanB untuk memprediksi harga Bitcoin, karenanya PlanB mendapatkan ketenaran luar biasa di media sosial dengan memiliki lebih dari 1,5 juta pengikut. 

Model stock-to-flow (S2F), yang diajukan oleh PlanB, menunjukkan bahwa harga bitcoin di masa depan diprediksi akan stabil dan cenderung naik.

Apa itu Stock to Flow dan apakah model ini masih valid atau tidak? Berikut ini ulasannya. 

Apa itu Stock to Flow (S2F)

Stock to Flow adalah perbandingan dari jumlah aset yang disimpan dengan jumlah yang diproduksi setiap tahun. Model ini adalah konsep ekonomi yang lazim dan digunakan untuk mengukur jumlah logam mulia seperti emas dan perak yang tersedia.

Model ini relevan untuk aset yang sebagian besar nilainya berasal dari kelangkaan. Semakin tinggi nilai SF sebuah aset maka artinya ia semakin langka dan mahal. 

Konsep ini lah yang coba diaplikasikan kepada Bitcoin dengan jumlah terbatas dan memiliki halving yang memperlambat distribusi Bitcoin yang baru akan selesai ditambang seluruhnya pada 2140. 

Stock to Flow Bitcoin

Formula stock to flow
Formula stock to flow. Sumber: Cointelegraph

Model S2F menyatakan bahwa harga bitcoin didorong oleh kelangkaannya. Karena peristiwa halving memastikan bahwa bitcoin menjadi semakin langka, harganya akan terus meningkat. Dengan halving setiap Bitcoin menyentuh 210.000 blok, hadiah blok dibagi dua.

Dari 50 BTC pada tahun 2009 menjadi 25 BTC pada tahun 2012, 12,5 BTC pada tahun 2016 dan 6,25 BTC pada tahun 2020, hadiah blok terus menurun. Halving berikutnya akan terjadi pada musim semi 2024. 

Baca juga: Mengenal Bitcoin Halving dan Dampaknya Pada Harga

Menerapkan S2F ke Bitcoin (BTC)

Stok adalah jumlah stok atau cadangan yang ada, dan aliran (flow) mengacu pada tingkat produksi setiap tahun. Untuk menghitung BTC S2F, kamu hanya perlu membagi jumlah Bitcoin (stock) dengan produksi tahunan (flow) 

Pasokan BTC saat ini sekitar 19 juta (yang kira-kira 90% dari BTC yang pernah dicetak) dengan aliran tahunan 328.500 BTC, menurut ukuran hadiah blok saat ini. Jika kita menerapkan nilai-nilai ini ke rumus S2F, itu akan memberi kita rasio SF 57,712.

Ini berarti butuh waktu 57 tahun untuk menambang total pasokan BTC dengan mengesampingkan pasokan maksimum dan separuhnya. Emas, di sisi lain, memiliki rasio S2F 62.

Kemajuan teknologi di bidang pertambangan emas telah menyebabkan peningkatan dan penurunan tingkat produksi dari waktu ke waktu.

Bitcoin memiliki jadwal yang sistematis, di mana blok BTC dibuat rata-rata setiap 10 menit. Setiap kali sebuah blok ditambang, penambang menerima BTC sebagai hadiah.

Hadiah ini adalah BTC baru, namun karena ada peristiwa halving yang dijelaskan di atas maka pasokan Bitcoin yang beredar akan semakin sedikit dan meningkatkan kelangkaan.

Dengan halving yang akan terjadi pada 2024, nilai rasio S2F BTC akan meningkat menjadi 124

Prediksi Bitcoin dengan S2F 

PlanB baru-baru ini mengatakan bahwa S2F menunjuk ke perkiraan $ 100rb per BTC pada tahun 2023.

Prediksi barunya memicu perdebatan di komunitas Twitter kripto, karena sebelumnya prediksinya meleset yang memperkirakan Bitcoin akan mendapatkan $100.000 pada 2021. 

Meski begitu pendukung PlanB tetap optimis dan yakin jika pada halving berikutnya di 2024 secara teoritis akan meningkatkan harga BTC. Sehingga S2F masih layak untuk dijadikan acuan.

Ini tentu saja, tidak mempertimbangkan faktor penting lainnya yang dapat memengaruhi harga BTC dalam jangka panjang, seperti permintaan.

Baca juga: Prediksi Harga Bitcoin 2022, Bisa $100.000?

Apakah Stock to Flow Akurat?

Sementara rasio stock to flow Bitcoin telah menunjukkan beberapa hubungan historis dengan harga BTC, metodologi ini memiliki keterbatasan yang signifikan dalam hal memperkirakan fluktuasi nilai aset digital di masa depan.

Misalnya, model hanya mempertimbangkan pasokan Bitcoin tetapi mengabaikan permintaan cryptocurrency. Dua faktor paling mendasar dalam menentukan harga suatu aset adalah penawaran dan permintaan.

Akibatnya, meskipun rasio SF BTC meningkat setiap empat tahun selama peristiwa halving, harganya akan turun secara dramatis jika permintaan turun secara signifikan.

Selanjutnya, model stock-to-flow Bitcoin tidak memperhitungkan faktor-faktor berikut yang dapat mempengaruhi harga aset, yaitu:

Volatilitas: Terlepas dari kenyataan bahwa volatilitas Bitcoin telah membaik dibandingkan awal kemunculannya, tetapi Bitcoin masih rentan dengan perubahan harga yang besar dan membuat investor panik untuk menjual BTC yang mereka miliki.

Dengan begini maka harga Bitcoin akan turun karena pasokannya membanjiri pasar crypto. 

Peristiwa black swan: Dalam ilmu ekonomi, peristiwa black swan adalah kejadian tak terduga yang memiliki konsekuensi signifikan, terutama untuk harga suatu aset.

Peristiwa black swan untuk Bitcoin bisa menjadi faktor yang sangat kuat untuk mengubah pergerakan harga dan situasi ini bisa terjadi kapan saja.

Kritik Terhadap Stock to Flow PlanB

Model S2F tidak lepas dari kritikan, salah satu  pendiri Ethereum (ETH) Vitalik Buterin telah mengkritik model Stock-to-Flow (S2F) untuk memprediksi dan mengukur nilai Bitcoin (BTC), ia menyatakan jika S2F menciptakan rasa keamanan finansial yang salah tentang nilai aset digital.

Menurut Buterin, model keuangan seperti S2F memberi orang jaminan palsu bahwa “jumlahnya akan naik” dan ini adalah sesuatu yang berbahaya. 


Itu dia penjelasan seputar model stock to flow, meski pun model dapat dicocokkan dengan cukup baik dengan harga Bitcoin secara historis, investor tidak dapat mengharapkannya untuk berfungsi sebagai indikator utama untuk bisa memprediksi harga Bitcoin di masa depan.

Model ini hanya memberikan ukuran kelangkaan standar, yang dapat digunakan untuk membandingkan Bitcoin dengan aset langka lainnya. Selain itu, harga Bitcoin saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh kelangkaan saja tetapi juga faktor-faktor ekonomi lainnya. 

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.