Linkedin Share
twitter Share

DeFi · 8 min read

Panduan Dasar Platform Lending Kripto

platform lending
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Platform lending kripto adalah salah satu inovasi penting dalam dunia kripto. Dengan platform ini, pengguna bisa meminjam atau meminjamkan aset kripto mereka untuk mendapatkan bunga atau likuiditas tambahan. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai cara kerja, jenis-jenis, dan risiko yang perlu diperhatikan dari platform lending kripto.

Mengenal Platform Lending Kripto

Platform lending kripto adalah protokol yang memungkinkan pengguna untuk melakukan aktivitas pinjam-meminjam aset digital. Ada dua peran utama dalam platform ini:

  • Pemberi Pinjaman (Lender): Meminjamkan aset kripto mereka kepada platform dan menerima bunga sebagai kompensasi.
  • Peminjam (Borrower): Menggunakan aset kripto sebagai jaminan untuk meminjam aset lainnya, biasanya stablecoin atau kripto populer seperti Bitcoin atau Ethereum.

Keunikan dari platform lending kripto adalah fleksibilitasnya, terutama dengan adanya protokol terdesentralisasi yang memfasilitasi pinjaman tanpa perantara (DeFi). Selain itu, tidak seperti perbankan tradisional, platform lending kripto memungkinkan akses global, kecepatan transaksi, dan pengaturan bunga yang lebih dinamis sesuai permintaan dan penawaran.

Cara Kerja Platform Lending Kripto

Platform lending kripto bekerja berdasarkan sistem collateralized lending, di mana aset yang dipinjam harus dijamin dengan aset kripto lainnya. Berikut adalah mekanisme kerjanya secara lebih mendalam:

  • Jaminan (Collateralization): Peminjam harus menyediakan jaminan dalam bentuk aset kripto, seperti Ethereum atau Bitcoin, yang biasanya melebihi jumlah pinjaman untuk mengurangi risiko likuidasi.
  • Penentuan Bunga: Bunga yang diterapkan pada pinjaman dapat ditentukan berdasarkan dua model:
    • Variable rate: Tingkat bunga yang berfluktuasi tergantung pada kondisi pasar.
    • Stable rate: Tingkat bunga yang tetap untuk jangka waktu tertentu.
  • Likuidasi: Jika nilai aset jaminan turun di bawah batas minimum (liquidation threshold), platform akan melikuidasi aset jaminan untuk menutupi jumlah pinjaman.

Pada platform seperti Aave dan Compound, pengguna dapat memilih suku bunga tetap atau floating, sementara risiko likuidasi tetap tergantung pada volatilitas harga aset jaminan.

Baca juga: Proyek DeFi Keluarga Trump Ajukan Proposal Tata Kelola ke Aave

Jenis-jenis Platform Lending Kripto

Overcollateralized Lending

Pada model ini, peminjam harus menjaminkan lebih dari jumlah pinjaman yang mereka ajukan. Misalnya, jika ingin meminjam US$100, peminjam mungkin perlu menjaminkan US$150 dalam bentuk kripto. Ini memberikan perlindungan bagi pemberi pinjaman dari risiko gagal bayar dan fluktuasi harga.

Flash Loan

Flash loan memungkinkan pinjam meminjam tanpa jaminan selama transaksi dikembalikan dalam satu blok transaksi. Ini sering digunakan untuk arbitrase, tetapi memiliki risiko teknis karena seluruh transaksi dapat dibatalkan jika tidak memenuhi syarat.

Contoh Platform Lending Kripto

  • Aave: Platform lending terdesentralisasi berbasis Ethereum yang terkenal dengan fleksibilitasnya dalam menentukan suku bunga serta fitur seperti flash loan dan peminjaman tanpa jaminan.
  • Compound: Protokol yang memungkinkan pengguna untuk meminjamkan atau meminjam aset kripto dengan sistem bunga yang ditentukan oleh algoritma pasar, menawarkan imbal hasil yang kompetitif.
  • Marginfi: Platform lending terdesentralisasi di jaringan Solana yang memberikan akses ke pinjaman yang cepat dan biaya transaksi rendah.
  • Morpho: Platform inovatif yang menggabungkan efisiensi peminjaman dengan DeFi tradisional, memungkinkan bunga yang lebih kompetitif bagi pengguna.
  • Scallop: Sebuah platform di jaringan Sui yang menghubungkan DeFi dengan perbankan tradisional, memberikan fitur-fitur lending dan tabungan dengan pengalaman yang lebih mudah digunakan.

Baca juga: Proyek Unggulan di SUI, Scallop akan Airdrop Token SCA & Listing di Exchange Hari Ini!

Istilah-istilah Penting dalam Lending Kripto

Health Rate

Health rate adalah indikator kesehatan pinjaman yang menunjukkan rasio antara nilai jaminan dan pinjaman. Jika health rate jatuh di bawah batas tertentu, pinjaman berisiko untuk dilikuidasi. Semakin tinggi health rate, semakin aman posisi peminjam.

Loan-to-Value (LTV)

Loan-to-Value (LTV) adalah rasio antara jumlah pinjaman yang diambil dengan nilai jaminan yang diberikan. Rumusnya adalah sebagai berikut:

lending ltv
Gambar: Rumus standard menghitung LTV.

Semakin tinggi nilai LTV, semakin besar risiko likuidasi karena nilai jaminan mendekati jumlah pinjaman. Biasanya, platform lending mengatur batas maksimum LTV untuk menjaga risiko likuidasi.

Baca juga: Panduan Komprehensif Pendle: PT, YT, Implied dan Underlying Yield

Liquidation

Likuidasi terjadi ketika nilai jaminan turun di bawah rasio LTV yang diperbolehkan oleh platform. Pada titik ini, platform akan menjual sebagian atau seluruh jaminan untuk menutupi pinjaman dan menghindari kerugian bagi pemberi pinjaman. Proses likuidasi ini dilakukan secara otomatis oleh kontrak pintar (smart contract).

Collateral

Collateral adalah aset kripto yang digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman. Aset ini berfungsi sebagai jaminan bahwa pinjaman akan dikembalikan, dan jika nilai jaminan turun di bawah tingkat tertentu, aset akan dijual oleh platform untuk menutupi pinjaman.

Interest Rate

Bunga pinjaman adalah biaya yang dikenakan kepada peminjam untuk meminjam aset. Bunga ini dapat bervariasi (variable rate) atau tetap (stable rate), dan biasanya tergantung pada faktor permintaan dan penawaran di pasar kripto.

Kesempatan dan Risiko yang Perlu Diperhatikan

Kesempatan

  • Pemberi pinjaman dapat memperoleh pendapatan pasif dari bunga pinjaman.
  • Peminjam dapat menggunakan aset yang tidak likuid sebagai jaminan untuk mendapatkan likuiditas.
  • Beberapa platform memberikan insentif tambahan berupa token governance atau bonus lainnya kepada pengguna yang aktif.

Risiko

  • Volatilitas harga aset kripto dapat menyebabkan risiko likuidasi yang tiba-tiba, terutama dalam model overcollateralized.
  • Risiko peretasan atau kerentanan dalam kontrak pintar yang mendasari platform DeFi dapat menyebabkan kerugian besar.
  • Likuidasi mendadak bisa terjadi jika nilai jaminan anjlok drastis karena volatilitas pasar.

Baca juga: Platform Lending Radiant Capital Diretas, Rp770 Miliar Raib

Kesimpulan

Platform lending kripto menawarkan kesempatan bagi pengguna untuk mendapatkan pendapatan pasif dan akses ke likuiditas aset digital. Namun, pengguna harus memahami cara kerja, istilah penting, dan risiko yang terlibat agar dapat memaksimalkan keuntungan sambil meminimalkan potensi kerugian.

Baca juga: Menilik Aturan Staking dan Lending Kripto di 3 Negara ASEAN

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Ary Palguna

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.