
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 5 min read
Bitcoin (BTC) sempat mengalami penurunan dari level harga normal di US$95.000 menuju US$66.500 di exchange kripto Korea Selatan pada 3 Desember 2024, menyusul adanya pengumuman darurat militer dari Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang turut menciptakan panic selling atau ketakutan dari para trader lokal.
Pada analis menyebut fenomena ini sebagai Kimchi Premium, sebuah istilah yang mengacu pada selisih harga aset kripto, terutama Bitcoin, di exchange Korea Selatan dibandingkan dengan pasar global.
Baca juga: Harga Kripto Positif, Korea Selatan Hadapi Fenomena Kimchi Premium
Menurut penelitian dari University of Calgary dalam laporan Bitcoin Microstructure and the Kimchi Premium (2022), fenomena ini pertama kali muncul pada tahun 2016. Saat itu, harga Bitcoin di Korea Selatan mulai menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan dengan pasar global seperti Amerika Serikat, Eropa, hingga Asia lainnya. Nama “Kimchi Premium” sendiri terinspirasi dari hidangan tradisional Korea, Kimchi.
Biasanya, Kimchi Premium merujuk pada perbedaan harga aset kripto yang lebih tinggi di Korea Selatan. Ini memberikan peluang trading arbitrase, strategi perdagangan yang mencoba memanfaatkan perbedaan harga aset kripto di berbagai exchange kripto. Praktik ini melibatkan pembelian dan penjualan aset kripto untuk mengambil keuntungan dari perbedaan harga yang terjadi.
Peningkatan level Kimchi Premium telah sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk:
Seperti yang disebut sebelumnya, peningkatan Kimchi Premium membuka peluang arbitrase bagi para trader. Strategi ini dilakukan dengan membeli Bitcoin di exchange luar negeri dengan harga lebih rendah dan menjualnya di Korea Selatan dengan harga lebih tinggi. Proses ini sering dimanfaatkan oleh investor asing, karena mereka memiliki kemudahan dalam membeli Bitcoin di luar negeri dan menjualnya di pasar Korea Selatan.
Peluang arbitrase dari Kimchi Premium dapat dimanfaatkan dengan membeli Bitcoin atau aset kripto lainnya di exchange luar Korea Selatan, lalu menjualnya di exchange Korea Selatan ketika harganya lebih tinggi.
Namun, arbitrase Kimchi Premium memiliki tantangan tersendiri, seperti proses konversi won Korea ke mata uang lain, hingga kontrol modal yang memperpanjang waktu pengiriman uang masuk dan keluar dari Korea Selatan, sehingga menyulitkan investor lokal maupun internasional untuk menyelesaikan perdagangan arbitrase mereka sebelum premi menjadi lebih kecil atau sepenuhnya hilang.
Selain itu, peluang arbitrase sering kali bersifat sementara, karena perbedaan harga akan segera tersinkronisasi setelah trader memanfaatkan celah ini.
Meski biasanya menunjukkan harga Bitcoin yang lebih tinggi di Korea Selatan, Kimchi Premium juga dapat menjadi negatif, di mana harga Bitcoin di Korea Selatan lebih rendah dibandingkan harga umumnya.
Pada 3 Desember 2024, Bitcoin di Korea Selatan mengalami penurunan harga tajam dari US$95.000 menjadi titik terendahnya di US$46.500 di exchange lokal, termasuk Upbit dan Bithumb. Hal serupa juga terjadi pada XRP, yang merosot dari US$2,5 menjadi US$1,6. Penurunan ini disebabkan oleh pengumuman darurat militer oleh Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang memicu aksi panic selling di kalangan trader lokal.
Data dari CryptoQuant mencatat bahwa Kimchi Premium turun ke level -14,67%, level terendah sepanjang sejarah.
CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, menyebut bahwa situasi ini menunjukkan tingkat ketidakstabilan pasar yang tinggi akibat kurangnya sinkronisasi harga di tengah ketegangan politik.
Menurut Wu Blockchain, faktor utama yang menyebabkan besarnya level Kimchi Premium termasuk larangan exchange Korea terhadap market maker institusional. Tanpa adanya market maker, likuiditas dan stabilitas harga di exchange lokal cenderung terganggu, sehingga harga sulit tersinkronisasi dengan pasar global.
Adapun, pengumuman darurat militer di Korea Selatan telah menyebabkan adanya panic selling di kalangan trader lokal, di mana ketegangan tersebut mendorong mereka untuk menjual aset secara bersamaan dan memicu volatilitas harga signifikan.
Selain itu, lonjakan lalu lintas yang berlebihan di exchange lokal akibat panic selling menyebabkan gangguan teknis pada platform perdagangan. Kondisi ini semakin memperburuk kesenjangan harga karena trader mengalami kesulitan untuk melakukan transaksi.
Hanya ketika perintah darurat militer dicabut, tingkat Kimchi Premium terindikasi telah kembali ke kondisi normal.
Baca juga: Mengenal Arbitrase Kripto
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.