Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Staking · 7 min read
Masih banyak yang beranggapan bahwa mendapatkan keuntungan dari aset kripto hanya dengan cara trading atau hodl saja. Padahal ada cara lain yang bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari kripto. Caranya adalah melakukan staking.
Staking adalah proses berpartisipasi aktif dalam validasi transaksi pada blockchain dengan mekanisme Proof of Stake (PoS). Tidak seperti mining yang memerlukan perangkat keras dengan daya komputasi tinggi (seperti yang diperlukan oleh blockchain Proof of Work), staking memungkinkan individu untuk berpartisipasi dalam proses validasi dengan cara mengunci aset kripto mereka sebagai jaminan.
Dalam mekanisme staking, individu mengunci sejumlah aset kripto dalam wallet khusus yang mendukung staking. Hal ini berfungsi sebagai jaminan validator dalam proses validasi transaksi. Jika seorang validator bertindak curang, sebagian dari aset kripto yang mereka kunci dapat hangus sebagai hukuman, yang dikenal sebagai slashing.
Sebagai gantinya, validator yang sukses memvalidasi transaksi akan mendapatkan reward berupa aset kripto yang berasal dari pembuatan blok baru atau dari biaya transaksi yang diproses.
Proof of Stake (PoS) merupakan salah satu konsensus algoritma yang dirancang untuk mencapai kesepakatan di antara berbagai peserta dalam sebuah jaringan blockchain.
Berbeda dengan Proof of Work (PoW) yang mengandalkan kekuatan komputasi untuk menyelesaikan teka-teki matematis, PoS berfokus pada jumlah koin atau stake yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk menjadi validator. Semakin banyak koin yang dipertaruhkan, maka makin banyak peluang untuk bisa menjadi validator.
Dengan cara ini, penentuan peserta mana yang membuat blok tidak didasarkan pada kemampuan memecahkan permasalahan seperti yang ada di blockchain dengan mekanisme Proof of Work.
PoS dianggap sebagai salah satu evolusi penting dari mekanisme konsensus. Salah satu keunggulan utama dari PoS adalah efisiensi energinya. Tanpa kebutuhan untuk bersaing dalam menyelesaikan teka-teki matematis yang memakan banyak daya seperti dalam PoW, PoS secara signifikan mengurangi konsumsi energi.
Namun, mekanisme PoS juga mendapatkan berbagai kritik. Salah satu kritik utama adalah potensi bagi mereka yang kaya untuk menjadi semakin kaya, karena individu dengan stake besar memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan lebih banyak koin melalui proses validasi.
Baca juga: Apa itu Validator? Panduan untuk Pemula
Dalam dunia kripto, staking telah menjadi salah satu metode populer untuk mendapatkan passive income. Berikut adalah cara staking kripto bekerja.
Peserta mengirim koin ke sebuah alamat khusus untuk staking. Selama periode ini, koin-koin tersebut tidak dapat digunakan untuk transaksi lain atau ditarik, menjadikannya sebagai bentuk jaminan bagi jaringan.
Dalam sistem staking, tidak semua peserta otomatis menjadi validator. Sebaliknya, hak untuk menjadi validator biasanya didasarkan pada kriteria seperti jumlah koin yang di-stake, durasi staking, dan faktor-faktor lain. Beberapa jaringan bahkan memiliki metode pemilihan acak, dengan peluang terpilih yang dipengaruhi oleh jumlah koin yang di-stake.
Validator memvalidasi transaksi yang terjadi di jaringan. Setelah divalidasi, mereka menambahkannya ke blok dan menggabungkan blok tersebut ke blockchain. Ini memastikan integritas dan keamanan seluruh jaringan.
Sebagai ganti dari partisipasi validator dalam mengamankan jaringan, validator menerima reward. Sumber dari reward ini adalah dari biaya transaksi atau pembuatan blok baru.
Jika validator bertindak merugikan atau curang, koin yang mereka staking bisa hangus atau dikenal dengan istilah slashing. Mekanisme ini diterapkan untuk mendorong kejujuran dan menjaga integritas jaringan.
Setelah periode staking selesai, koin yang di-stake dikembalikan ke pemiliknya, termasuk reward yang telah diperoleh selama proses.
Dalam proses staking aset crypto, kamu bisa melakukan solo staking, menggunakan staking pool atau melalui exchange.
Dalam solo artinya, kamu harus menyediakan wallet yang sesuai dengan ketentuan aset crypto yang ingin dipertaruhkan, kemudian harus memiliki jumlah crypto minimum yang diperlukan untuk staking.
Beberapa koin memiliki jumlah minimum koin yang diperlukan untuk dipertaruhkan. Dash membutuhkan 1000 DASH sementara Ether 32 ETH.
Kemudian, memilki perangkat keras yang harus terhubung ke jaringan selama 24/7, sehingga kamu memerlukan perangkat yang cukup stabil dan koneksi internet yang lancar.
Kamu juga dapat memanfaatkan server pribadi virtual (VPS). Menjalankan di cloud akan menambah banyak kenyamanan bagi staker karena meminimalisir kerumitan perawatan.
Setelah dompet diatur, kamu dapat memulai proses staking. Pastikan untuk terhubung ke internet setiap saat, kecuali jika kamu menggunakan VPS.
Pada titik ini, kamu tinggal sesekali memeriksa node untuk melihat semuanya berjalan dengan lancar.
Proses solo staking ini cukup rumit bagi pemula, sehingga bagi pemula yang ingin mencoba taruhan aset crypto ini dengan lebih mudah. Bisa memilih staking pool atau staking melalui layanan yang diberikan exchange.
Apa itu staking pool? Staking pool adalah sekelompok pemegang koin yang menggabungkan sumber daya mereka untuk meningkatkan peluang dalam memvalidasi blok dan menerima hadiah atau reward.
Mereka menggabungkan kekuatan dan berbagi hadiah secara proporsional dengan kontribusi mereka ke pool. Menyiapkan dan memelihara staking pool sering kali membutuhkan banyak waktu dan keahlian.
Staking pool cenderung paling efektif pada jaringan di mana hambatan teknisnya relatif tinggi. Dengan demikian, banyak penyedia pool yang mengenakan biaya tambahan yang dihasilkan dari imbalan proses ini.
Artinya, jika kamu mengikuti pool hadiah yang didapatkan tidak sebanyak jika melakukan solo.
Ini dikarenakan kamu harus membagi keuntungan dengan orang lain yang tergabung di pool.
Namun menggunakan pool ini memiliki keuntungan yang jauh lebih konsisten, membutuhkan saldo minimum yang rendah, dan lebih mudah digunakan oleh pemula.
Selanjutnya mengunci aset di di exchange, ini adalah cara paling mudah untuk staking. Namun belum banyak exchange yang menyediakan layanan tersebut.
Exchange yang sudah menyediakan antara lain adalah Binance, Kraken, OKEx, Bithumb dan lainnya.
Di exchange ini kamu cukup deposit sejumlah koin yang ingin di stake. Proses di exchange ini akan berjalan otomatis, dan pengguna cukup mengecek paling tidak seminggu sekali untuk mengetahui berapa bunga yang dihasilkan.
Baca juga: 7 Tempat Staking Crypto Terbaik!
Staking kripto telah menjadi salah satu metode populer untuk memaksimalkan kepemilikan aset kripto sambil mendapatkan passive income. Untuk memulai staking, bisa dipahami lebih mudah dengan langkah-langkah berikut:
Sebelum memulai staking, riset mendalam adalah langkah awal yang penting. Penting untuk memahami sepenuhnya apa itu staking, mekanismenya, potensi keuntungan, serta resikonya. Selain itu, penting untuk mengetahui aset kripto mana saja yang mendukung mekanisme PoS.
Situs seperti Coinmarketcap atau CoinGecko dapat menjadi referensi untuk mengetahui daftar aset kripto yang mendukung staking. Pertimbangkan juga jumlah minimum koin yang diperlukan untuk memulai staking. Setiap aset biasanya memiliki ketentuan jumlah minimum untuk staking. Penting untuk mengetahui jumlah tersebut agar dapat mempersiapkan dana yang cukup.
Setelah menentukan aset kripto yang ingin di-stake, langkah berikutnya adalah mempersiapkan dana yang akan digunakan untuk membeli kripto yang sudah ditentukan.
Setelah memiliki kripto yang ingin di-stake, langkah selanjutnya adalah memilih tempat staking atau staking pool. Adapun pertimbangan dalam memilih staking pool antara lain:
Setelah semua persiapan, langkah berikutnya adalah memulai proses staking. Ikuti instruksi pada platform pilihan, dan pastikan aset kripto sudah terkunci dalam proses staking.
Sebagian besar platform staking memungkinkan pemantauan perkembangan staking, termasuk melihat reward yang telah diperoleh. Sesuai ketentuan, reward tersebut dapat ditarik atau dibiarkan untuk di-reinvestasikan atau digunakan staking kembali.
Baca juga: 5 Rekomendasi Aset Crypto untuk Staking
Menghitung imbal hasil (return) dari staking adalah langkah penting untuk menilai apakah staking suatu kripto layak dilakukan atau tidak. Dalam konteks staking kripto, annual percentage yield (APY) atau reward tahunan seringkali menjadi acuan utama untuk menentukan seberapa reward yang ditawarkan oleh protokol staking. Berikut adalah cara menghitung reward berdasarkan APY dalam satuan waktu: tahun, bulan, dan hari.
Reward Tahunan = Jumlah koin x APY(%)
Reward Bulanan = Reward Tahunan/12
Reward Harian = Reward Tahunan/365
Misalkan, sebuah protokol staking menawarkan APY sebesar 36,5%. Jika seseorang 3.000 koin melakukan staking pada protokol tersebut, maka reward yang diperoleh berdasarkan waktu adalah sebagai berikut:
Reward Tahunan = 3.000 x 36,5% = 1.095 koin.
Reward Bulanan = 1.095/12 = 91,25 koin.
Reward Harian = 1.095/365 = 3 koin.
Jadi dengan 3.000 koin dan APY sebesar 36,5% maka reward yang akan diperoleh adalah 1.095 koin per tahun, 91,25 koin per bulan, atau 3 koin per hari.
Namun, biasanya APY adalah estimasi reward yang didasarkan oleh keadaan jumlah koin yang di-stake di waktu tertentu. Sehingga APY dapat berubah sewaktu-waktu. Dengan demikian, perhitungan di atas adalah estimasi dan mungkin hasilnya akan berbeda pada kejadian nyata.
Daripada trading, staking lebih mudah dilakukan. Sebab kamu hanya perlu menyetorkan sejumlah crypto dan menunggu beberapa waktu agar bisa menikmati keuntungannya. Hal ini tentu berbeda dengan trading yang membutuhkan kemampuan analisa teknikal yang cukup sulit dipahami dalam waktu singkat.
Staking crypto memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan trading atau mining, kamu hanya perlu menyiapkan sejumlah modal, makin besar modal maka makin besar pula pendapatan yang diperoleh. Selain itu staking tidak membutuhkan ponsel atau komputer dengan spesifikasi tinggi
Jika kamu trader harian, pasti sudah mengetahui jika trading cukup menyita waktu karena kamu harus menaruh perhatian dan fokus penuh kepada pergerakan pasar.
Hal ini berbeda dengan staking yang tidak perlu dipantau setiap waktu, kamu cukup pantau sesuai dengan waktu pemberian keuntungan yang dicantumkan oleh staking pool atau exchange yang kamu gunakan untuk staking.
Proses ini dianggap sebagai cara yang lebih murah dan tidak berisiko mengambil bagian dalam proses validasi jaringan blockchain.
Selain itu, ini adalah cara yang hemat energi dan ramah lingkungan yang berpotensi menghasilkan pendapatan tambahan di pasar aset digital. Itu dia penjelasan lengkap mengenai apa itu staking yang merupakan alternatif cara untuk memperoleh pendapatan dari aset crypto.
Sementara staking kripto menawarkan sejumlah keuntungan seperti passive income, juga terdapat beberapa kerugian yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berpartisipasi antara lain:
Saat aset kripto di-stake, biasanya dikunci dalam jangka waktu tertentu. Selama periode ini, aset tersebut tidak dapat ditarik atau digunakan untuk tujuan lain. Ini berarti likuiditas aset tersebut terbatas, yang bisa menjadi masalah jika pemilik aset membutuhkan akses cepat ke dana mereka.
Meskipun staking bisa memberikan passive income, harga aset kripto yang di-stake bisa berfluktuasi. Jika harga aset turun secara signifikan selama periode staking, total nilai portofolio bisa berkurang, bahkan mungkin melebihi reward yang didapat dari staking.
Jika staking dilakukan melalui bursa atau platform pihak ketiga, ada risiko terkait keamanan platform tersebut. Serangan peretasan atau insiden keamanan lainnya pada platform bisa berakibat pada kehilangan dana.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.