Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Blockchain · 6 min read
Untuk menghubungkan blockchain satu dengan yang lainnya ada inovasi bernama bridge atau secara harfiah dapat diartikan sebagai jembatan. Artikel ini akan membahas lebih dalam soal bridge dari pengertian hingga keamanannya.
Sebelum membahas lebih dalam soal bridge, kamu perlu memahami dulu soal blockchain. Bitcoin, Ethereum, dan BNB Smart Chain adalah beberapa ekosistem blockchain utama, semuanya bergantung pada protokol konsensus, bahasa pemrograman, dan aturan sistem yang berbeda.
Pengertian Bridge dalam blockchain adalah jembatan atau penghubung yang akan menghubungkan dua blockchain yang terpisah itu, dengan bridge maka akan tercipta interoperabilitas, yang berarti bahwa aset digital dan data yang di-hosting di satu blockchain dapat berinteraksi dengan yang lain.
Di ruang blockchain, di mana ada banyak protokol yang berbeda, bridge blockchain sangat penting untuk memungkinkan kemudahan pertukaran data dan nilai yang serupa.
Kasus penggunaan yang paling umum untuk jembatan blockchain adalah transfer token. Misalnya, kamu ingin mentransfer bitcoin (BTC) ke jaringan Ethereum.
Salah satu caranya adalah dengan menjual BTC dan kemudian membeli ether (ETH). Namun, ini akan menimbulkan biaya transaksi dan membuat kamu terkena volatilitas harga.
Untuk menghindari volatilitas kamu bisa menggunakan bridge tanpa menjual kripto. Saat menggunakan bridge, aset kripto akan diubah menjadi wrapped token yang dipatok dengan nilai aset yang direpresentasikan.
Dengan adanya wrapped token ini, maka BTC sebelum dipindah ke Ethereum akan diubah menjadi wrapped BTC (WBTC).
Contoh lainnya, kamu ingin berinteraksi dengan ekosistem Axie Infinity, maka kita memerlukan wrapped ETH, AXS, dan SLP. Jadi bagi user yang memiliki ETH pada jaringan Ethereum, cara mengakses ekosistem Axie Infinity adalah dengan menggunakan bridge ETH dari jaringan Ethereum menjadi wrapped ETH (WETH) ke jaringan Ronin Axie Infinity.
Bridge Blockchain dapat dikategorikan sesuai dengan fungsi, mekanisme, dan tingkat sentralisasinya.
Salah satu kategorisasi umum adalah membagi bridge blockchain menjadi dua jenis: kustodian (terpusat) dan non-kustodian (terdesentralisasi).
Bridge kustodian mengharuskan pengguna untuk menempatkan kepercayaan mereka pada entitas pusat untuk mengoperasikan sistem dengan benar dan aman. Pengguna harus melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan bahwa entitas ini dapat dipercaya.
Bridge non-penahanan beroperasi secara terdesentralisasi, mengandalkan kontrak pintar untuk mengelola proses penguncian dan pencetakan kripto, menghilangkan kebutuhan untuk mempercayai operator bridge. Dalam hal ini, keamanan sistem sama baiknya dengan kode yang mendasarinya.
Klasifikasi lain didasarkan pada bagaimana jembatan blockchain berfungsi. Beberapa contoh termasuk bridge untuk wrapped token dan bridge sidechain.
Untuk wrapped bridge maka dimungkinkan terjadinya interoperabilitas kripto, misalnya, porting bitcoin ke jaringan Ethereum melalui BTC ke Wrapped BTC (WBTC), token ERC20 yang kompatibel dengan jaringan Ethereum.
Dengan sidechain maka akan menghubungkan blockchain induk ke sidechain di bawahnya yang memungkinkan interoperabilitas di antara keduanya. Mereka diperlukan karena induk dan rantai samping mungkin memiliki mekanisme konsensus yang berbeda.
Salah satu contohnya adalah xDai Bridge, yang menghubungkan mainnet Ethereum ke Gnosis Chain (sebelumnya xDai blockchain), sebuah sidechain pembayaran stabil berbasis Ethereum.
xDai diamankan oleh satu set validator yang berbeda dari mereka yang memelihara jaringan Ethereum. Bridge xDai memungkinkan transfer nilai yang mudah antara dua rantai.
Ada bridge satu arah (searah) dan bridge dua arah. Bridge satu arah berarti pengguna hanya dapat menjembatani aset ke satu blockchain tujuan tetapi tidak kembali ke blockchain aslinya, sedangkan bridge dua arah memungkinkan bridge aset di kedua arah.
Manfaat paling penting dari bridge blockchain adalah kemampuan untuk meningkatkan interoperabilitas. Mereka memungkinkan pertukaran token, aset, dan data di berbagai blockchain, baik antara protokol layer 1 dan layer 2 atau berbagai sidechain.
Misalnya, WBTC memungkinkan pengguna bitcoin untuk menjelajahi aplikasi terdesentralisasi (dapps) dan layanan DeFi dari ekosistem Ethereum. Sektor blockchain yang dapat dioperasikan sangat penting untuk kesuksesan masa depan industri.
Keuntungan lain dari bridge blockchain adalah untuk meningkatkan skalabilitas. Beberapa bridge blockchain dapat menangani sejumlah besar transaksi, meningkatkan efisiensi.
Misalnya, bridge Ethereum-Polygon adalah bridge dua arah terdesentralisasi yang berfungsi sebagai solusi penskalaan ke jaringan Ethereum. Hasilnya, pengguna dapat memperoleh manfaat dari transaksi yang lebih cepat dan biaya transaksi yang lebih rendah.
Faktor keamanan suatu bridge berasal dari blockchain itu sendiri. Pengembangan bridge masih bisa dibilang belum sempurna. Untuk membuat bridge bisa sempurna masih bergantung pada trilemma blockchain yang belum terselesaikan.
Dalam praktiknya, bridge dibangun dengan memprogram smart contract yang memberikan akses untuk menggunakan aset user dan mengubahnya ke dalam token standard blockchain lain.
Jadi, terdapat sinkronisasi antara dua smart contract dari blockchain yang berbeda yang dalam prosesnya memungkinkan terjadi kesalahan teknis karena menghubungkan dua smart contract berbeda adalah hal yang riskan dari segi koding.
Dengan kerumitan itu, maka kemungkinan kesalahan akan terjadi dan membuat celah untuk para peretas memanfaatkan dan mengeksploitasi bridge menjadi sasaran empuk bagi para hacker untuk mengeksploitasi kesalahan teknis dalam kode smart contract pada bridge.
Menurut laporan chainanalysis, dari peretasan yang berujung kehilangan sejumlah aset kripto pada 2022, 69% dari jumlah dana tercuri berasal dari peretasan bridge.
Dengan keamanan yang sangat rentan, maka developer tak jarang mengadakan bug bounty untuk mengetes keamanan bridge mereka seperti Arbitrum, jaringan layer-2 pada Ethereum yang memberikan hadiah 400 ETH untuk white-hat hacker yang menemukan bug pada bridge mereka.
Baca juga: Bridge Blockchain, Petaka atau Solusi?
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.