Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Ekonomi · 6 min read
Jika kamu mengira inflasi adalah hal terburuk dalam sebuah krisis ekonomi dan turunnya harga crypto saat ini, maka bersiaplah untuk mengalami krisis lebih parah dengan adanya stagflasi.
Apa itu stagflasi dan dampaknya pada crypto? Simak artikel berikut ini.
“Stagflasi” adalah kata yang menggabungkan “inflasi” dan “stagnasi.” Perekonomian yang mengalami stagflasi memiliki inflasi harga konsumen yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang rendah dan, biasanya, meningkatnya pengangguran.
Baca juga: Crypto Saat Resesi, Petaka atau Solusi?
Kata tersebut diciptakan oleh politisi Inggris Iain Macleod pada tahun 1965 untuk menggambarkan keadaan ekonomi Inggris pada saat itu; itu kemudian diadopsi oleh politisi AS untuk menggambarkan ekonomi AS tahun 1970-an.
Stagflasi sangat tidak biasa karena inflasi yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang rendah adalah tren yang kontradiktif yakni inflasi, pada dasarnya, biasanya terjadi bersamaan dengan ledakan ekonomi.
Salah satu contoh terbaik stagflasi terjadi pada 1970-an, kala itu beberapa negara maju yang menjadi penggerak ekonomi dunia mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat, pengangguran yang tinggi, dan masih terjadi inflasi.
Stagflasi yang menimpa AS dan beberapa negara maju di 1970-an tersebut, saat ini sedang dikhawatirkan akan terjadi kembali, karena tingkat inflasi yang kian tinggi, pengangguran cenderung bertambah, dan pertumbuhan ekonomi menurun karena masih dalam tahap pemulihan setelah pandemi Covid-19.
Lalu apa dampaknya stagflasi pada crypto? Simak ulasannya berikut ini.
Stagflasi secara historis memiliki pengaruh buruk untuk saham dan ekuitas. Saat ini crypto memiliki korelasi cukup kuat dengan saham maka diprediksi stagflasi ini akan memberikan dampak negatif pada crypto utamanya terkait dengan penurunan harga yang akan membawa crypto mengalami bear market.
Hal ini pun diungkapkan oleh Bob Iaccino, kepala strategi di Path Trading Partners dan manajer portofolio bersama di Stock Think Tank.
“ Korelasi crypto dan Nasdaq (bursa efek USA) semakin tinggi maka stagflasi dapat merugikan pasar crypto, dalam periode stagflasi, permintaan aset defensif meningkat. Jika suku bunga naik dan ekonomi melambat, banyak harga aset mungkin turun, termasuk Bitcoin,” katanya.
Selama masa krisis investor cenderung melakukan lindung nilai terhadap kekayaan yang mereka miliki dan akan berusaha menaruh dananya ke aset lebih aman atau menyimpan fiat sebanyak-banyaknya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: The Fed Prediksi Perubahan Inflasi, Ini Dampaknya
Hal ini juga akan mendorong permintaan crypto menurun dan membuat likuiditas menjadi rendah serta menghambat transaksi crypto, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada kondisi operasional dan ketahanan bisnis bursa crypto.
Baca juga: Likuiditas – Yang Perlu Diperhatikan Agar Aset Tidak Nyangkut
Kemudian stagflasi juga menyebabkan harga industri energi terpengaruh dan melonjak naik, yang erat kaitannya dengan proses mining Bitcoin atau crypto.
Dengan harga energi yang tinggi maka miner akan membutuhkan dana lebih besar untuk mencetak Bitcoin, sedangkan saat ini Bitcoin semakin sulit dicetak karena jumlahnya yang kian terbatas.
Stagflasi adalah fenomena ekonomi yang mempengaruhi negara-negara dari semua ukuran dan tahap pembangunan. Para ekonom setuju bahwa tidak ada solusi tunggal untuk stagflasi.
Mengatasi masalah ini perlu melibatkan banyak pihak untuk menciptakan kebijakan dinamis untuk melakukan lindung nilai terhadap kekurangan pasokan di masa depan, karena inflasi harus ditekan.
Jika pembuat kebijakan dapat secara bersamaan merangsang ekonomi dan menurunkan biaya hidup konsumen, hal itu dapat membantu mengurangi stagflasi.
Selain itu, mengatasi stagflasi membutuhkan output untuk tumbuh pada kecepatan yang sehat sehingga bisnis dapat terus menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi pengangguran.
Juga, harga harus tetap relatif stabil untuk memastikan orang memiliki cukup uang untuk merangsang ekonomi dengan keluar dan berbelanja.
Walau stagflasi menyebabkan dampak negatif pada crypto, masih ada kemungkinan bahwa stagflasi bisa menjadi momen untuk crypto menunjukkan ketahanannya dan memisahkan diri dengan keterkaitannya dengan saham, tentu dengan catatan saat stagflasi crypto bergerak naik dan mendapatkan keuntungan lebih tinggi dari saham.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.