Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Blockchain · 6 min read
Keberhasilan proyek blockchain tidak bisa dilepaskan dari pertumbuhan harga tokennya.
Semakin baik harga token, umumnya proyek blockchain akan makin terkenal, ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga token seperti faktor penawaran, permintaan hingga tokenomics.
Tokenomics adalah segala sesuatu tentang mekanisme cara kerja aset, serta kekuatan psikologis atau perilaku yang dapat memengaruhi nilainya dalam jangka panjang.
Ini bisa jadi kekuatan pendorong bagi investor untuk berinvestasi dalam proyek, serta motivasi bagi tim pengembangan proyek. .
Sebuah proyek dengan tokenomics yang baik memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang karena menciptakan insentif untuk membeli dan menahan token.
Jadi, faktor apa yang harus dipertimbangkan saat merancang tokenomics?
Kelompok yang bisa memegang sejumlah besar token dengan harga dasar adalah tim pengembangan dan dana investasi yang berkontribusi pada proyek di tahap awal. Artinya daya jual yang besar akan datang di kelompok ini.
Apabila pembagian token di kelompok ini tidak diatur maka akan berdampak buruk bagi keseimbangan harga token dan tentunya membuat distribusi token tidak adil. Tentu hal itu, bukan lah sesuatu yang sesuai dengan tujuan blockchain yang terdesentralisasi.
Dari rasio token di gambar tersebut, terlihat bahwa alokasi tertinggi hanya 15%. Terlihat masuk akal bukan? Tapi tidak sesederhana itu. Mari kita bedah satu persatu.
Ini berarti bahwa 97,5% token ada di tangan dana investasi dan tim pengembangan. Dengan biaya dasar dari $0,02/token mereka akan memiliki kendali penuh dari ekonomi token.
Proyek perlu dengan hati-hati menghitung jumlah token yang dialokasikan ke tim pengembangan untuk menciptakan momentum pengembangan produk, tetapi pada saat yang sama membatasi kemungkinan pengaruhnya di pasar.
Selain itu perlu diterapkan mekanisme penguncian token untuk tim pengembangan dan menetapkan jadwal bertahap untuk pembukaan kunci token.
Hal tersebut berguna untuk menjaga komitmen dari tim supaya mereka tidak langsung menjual seluruh aset yang didapatkan, yang akibatnya bisa membuat harga token jatuh dengan cepat. Umumnya periode yang diterapkan 1-2 tahun.
Token yang bagus adalah token yang memiliki kegunaan, ini akan menjadi faktor penting bagi calon pembeli untuk memutuskan pembelian.
Penerapan token bisa sangat beragam, selain fitur umum dan mudah diterapkan seperti administrasi dan profit farming, fitur yang lebih spesifik akan tergantung pada sifat proyek.
Baca juga: Apa itu Utilitas dan Pentingnya untuk Aset Crypto
Berbeda dari pasokan dan distribusi token, proyek bebas berkreasi dalam membangun aplikasi untuk token secara efisien.
Misalnya, di GameFi, jika itu adalah token yang membayar gamer, itu akan menyebabkan inflasi, dan akan sulit untuk menaikkan harga token.
Dalam kasus penggunaan token utama untuk membeli item penting dalam game seperti membeli Metamon di RadioCaca, jika harga token terlalu tinggi, pemain baru tidak akan dapat membeli untuk bermain. Maka dari itu, proyek GameFi perlu memisahkan kepentingan investor dan gamer.
Baca juga: Apa itu GameFi? Main Game Bikin Cuan
Proyek perlu memilih apakah token mereka akan mengadopsi model deflasi, inflasi atau hibrida.
Sebagian besar investor lebih menyukai model ini, karena persediaan token dibatasi pada tingkat yang tetap.
Beberapa proyek yang melakukan deflasi antara lain, Avax, BNB, Luna. Pasokan token ini hanya akan berkurang dari waktu ke waktu melalui mekanisme coin atau token burning.
Model deflasi memiliki kelebihan yaitu mudah dirancang, tidak membutuhkan terlalu banyak rumus matematika untuk membangun model deflasi yang efektif, sehingga banyak proyek yang menyukai model ini.
Dalam model inflasi, token tidak akan memiliki persediaan tetap dan akan dicetak lebih banyak dari waktu ke waktu. Itu berarti pasokan akan meningkat secara bertahap.
Token dapat ditambahkan pada jadwal tetap, dicetak menurut persamaan nonlinier, atau dicetak sesuai permintaan.
Model inflasi jauh lebih sulit untuk dirancang dan dipelihara daripada model deflasi.
Namun, ada beberapa aturan dalam merancang model token inflasi yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu:
Mencetak lebih banyak token sesuai permintaan tidak diperbolehkan. Hal ini dikhawatirkan investor karena akan menimbulkan inflasi yang tidak terkendali.
Inflasi yang lebih besar dari 200%/tahun akan membuat sangat sulit untuk mempertahankan model ekonomi token.
Pilihan paling baik adalah menjaga inflasi di bawah 150%/tahun. Namun, inflasi tidak selalu merupakan hal yang buruk. Misalnya, dalam ekonomi normal, mata uang harus selalu memiliki tingkat inflasi tertentu untuk membantu meningkatkan perekonomian.
Beberapa ekosistem utama saat ini menggunakan model inflasi, seperti Ethereum dan Polkadot.
Selain deflasi dan inflasi ada pula model hibrida dalam token ekonomi, ini sudah diterapkan oleh proyek blockchain Solana.
Banyak proyek telah berhasil menerapkan model hybrid ke tokenomics mereka, seperti Solana.
Di blockchain tersebut, token SOL merupakan token inflasi, tetapi karena tingkat inflasi awalnya adalah adalah 8% dan secara bertahap menurun selama 10 tahun ke depan hingga mencapai 1,5% per tahun.
Kemudian metode deflasinya ada di mekanisme pembakaran token untuk setiap transaksi dengan perhitungan. Dengan volume transaksi on-chain yang cukup besar, maka akan menghasilkan tingkat pembakaran tahunan lebih tinggi dari 1,5%.
Berdasarkan penjelasan tersebut, pada akhirnya setiap model memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing tergantung pada tujuan proyek.
Penting untuk mempertimbangkan dengan cermat penggunaan model pasokan dan memberikan perhitungan yang akurat.
Itu dia poin penting dalam token ekonomi yang perlu diketahui. Proses merancang tokenomics pun bukan perkara mudah, sehingga konsultasi dengan ahli bisa menjadi opsi agar distribusi token bisa berjalan dengan baik dan menguntungkan semua pihak.
“Merancang tokenomics akan menjadi masalah sulit pertama yang harus dihadapi oleh startup, oleh karena itu, proyek harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan beberapa proyek yang sukses, atau mencari penasihat berpengalaman di pasar untuk menghindari hal-hal yang tidak perlu, “ kata Nhat Phan, CEO dan Co-Founder BHO Network.
Membantu para start up proyek blockchain baru, BHO pun meluncurkan produk Launchpad BHO yang berperan sebagai inkubator untuk mendukung pengembangan proyek-proyek potensial.
Baca juga: Apa itu Launchpad Crypto? Panduan untuk Pemula
Proyek-proyek ini dapat meminta bantuan BHO Network dan BHO Launchpad dalam membangun model tokenomics yang efisien, aman, dan berkelanjutan.
Baca juga: Beri Solusi untuk Bisnis Blockchain, Bholdus Luncurkan Launchpad
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.