Berita Blockchain · 8 min read

Trader Uniswap Kucurkan Hampir Rp103 Miliar Biaya Transaksi Ethereum

Para penggemar DeFi Ethereum di Uniswap, pertukaran terdesentralisasi, menghabiskan biaya hampir 7 juta USD atau setara Rp103 miliar dalam sebulan terakhir berdasarkan data situs pelacakan gas ETH Gas Station.

Rp103 Miliar Biaya Ethereum

Rata-rata GWEI, atau satu unit gas, berada pada kisaran 125 dengan lebih dari 17.7000 ETH ditransaskikan oleh investor dan pengguna. Pertukaran Desentralisasi lainnya, seperti jaringan 1Inch dan Khyber, menyumbang dengan masing-masing bernilai sekitar Rp14 miliar dan Rp4 miliar dalam biaya gas, serta nilai rata-rata GWEI di 126 dan 100.

Uniswap muncul sebagai proyek baru Pertukaran Mata Uang Kripto Terdesentralisasi yang didirikan pada 2018 silam. Dalam platform ini siapa pun dapat mendaftarkan token ERC20 yang ia miliki ke dalam protokol. 

Aksesibilitasnya, dengan konsep yield farming, telah mendorong aktivitas spekulatif besar-besaran dan munculnya token lain seperti $SHRIMP, $PASTA, dan $DEGEN. 

Terlepas dari keabsahan token tersebut, masih banyak investor yang mengucurkan dananya untuk disimpan dalam token-token tersebut. Bulan lalu saja, perdagangan $TEND, token asli dari proyek Tendies, mencapai lebih dari 7 juta USD atau setara Rp103 miliar dalam sehari. 

Token $YAM, dari proyek Yam Finance, mendapatkan volume perdagangan yang hampir sama sebelum proyek tersebut batal karena masalah bug dalam smart contract yang mereka miliki.

Baca juga: Kunci $400 Juta dalam Protokol, Token DeFi YAM Finance Temukan Bug

Menariknya, penggunaan gas terbesar digunakan oleh Forsage, sebuah proyek kontroversial yang disinyalir sebagai proyek “penipuan”. Proyek tersebut saat ini masih dalam pengawasan pemerintah Filipina terkait keterkaitannya dengan skema Ponzi.

Baca juga: Waspada Forsage! Skema Ponzi Berbasis Ethereum

Sektor DeFi Buat Biaya Transaksi Ethereum

Berdasarkan data dari CryptoSlate, Ethereum adalah jaringan yang dipilih pengembang dan token baru lainnya, mengingat sifatnya yang open-source.

Sepuluh dari token DeFi teratas berdasarkan data tersebut berada di bawah jaringan Ethereum, dengan Terra, proyek Blockchain Korea Selatan berada di urutan ke-14 dalam daftar. 

Sektor DeFi saat ini turun 6,7% dalam 24 jam terakhir dan 2,978% lainnya dalam seminggu terakhir, setelah lonjakan meningkat dari 100% dari Juli hingga Agustus. Volume pada sektor ini juga telah mencapai $5,08 miliar, atau 3,58% dari total pasar mata uang kripto.

Untuk saat ini, sentimen makro pada pasar kripto masih bullish, dengan sub-sektor DeFi masih terus meningkat. Di lain sisi, hal ini membuat tekanan biaya pada jaringan Ethereum dalam beberapa minggu terakhir.

Informasi ini dapat dibaca kembali di sini

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.