Stablecoin · 8 min read

Tiongkok Desak Penerbitan Stablecoin Yuan demi Redam Pengaruh Dolar Digital

stablecoin
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

JD.com dan Ant Group, perusahaan teknologi besar asal Tiongkok, tengah mendorong bank sentral di negaranya agar segera mengizinkan penerbitan stablecoin berbasis yuan. Inisiatif ini bertujuan untuk menyaingi dominasi aset kripto yang dipatok pada dolar AS seperti USDT dan USDC, yang terus berkembang pesat dalam ekosistem keuangan digital global.

Menurut laporan Reuters pada Kamis (3/7/2025), kedua perusahaan mengusulkan agar pemerintah Tiongkok membuka jalan bagi peluncuran stablecoin yuan offshore (CNH) yang diterbitkan di Hong Kong. Strategi ini dinilai krusial untuk memperkuat posisi yuan sebagai mata uang internasional, sekaligus merespons ekspansi stablecoin berbasis dolar dalam perdagangan lintas batas.

Stablecoin sendiri merupakan jenis aset kripto yang nilainya dipatok pada aset stabil seperti mata uang fiat misalnya dolar, euro, yuan, atau bahkan emas. Didukung oleh teknologi blockchain, stablecoin memungkinkan transfer dana secara instan, 24 jam, dan lintas negara dengan biaya yang sangat rendah, menawarkan alternatif yang lebih efisien dibanding sistem pembayaran konvensional.

Langkah JD.com dan Ant Group mencerminkan pergeseran besar dalam sikap Beijing terhadap aset digital. Setelah melarang aktivitas kripto domestik pada 2021, pemerintah kini mulai mempertimbangkan stablecoin sebagai bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan pengaruh yuan di era digital.

Baca juga: 3 Faktor Pemicu Kenaikan Bitcoin ke US$116.000 Bulan Ini!

Persaingan Regulasi Stablecoin

Usulan stablecoin yuan offshore muncul di tengah persaingan intens antara Hong Kong dan Amerika Serikat dalam membentuk kerangka regulasi stablecoin. Keduanya berlomba menjadi pusat keuangan digital global dengan fokus pada efisiensi pembayaran lintas batas dan adopsi aset digital oleh institusi dan pelaku perdagangan internasional.

Presiden AS Donald Trump baru-baru ini menyatakan dukungannya terhadap stablecoin pasca pelantikannya pada Januari. Pemerintahannya pun tengah menyiapkan regulasi khusus yang dapat melegitimasi penggunaan stablecoin dolar sebagai bagian dari sistem keuangan resmi.

Di sisi lain, meski Tiongkok masih melarang kripto dalam negeri, perhatian regulator terhadap stablecoin semakin meningkat. Gubernur PBOC, Pan Gongsheng, menyatakan bahwa pertumbuhan stablecoin menghadirkan tantangan besar terhadap stabilitas sistem keuangan. Sementara penasihat PBOC, Huang Yiping, bahkan menyebut penerbitan stablecoin yuan offshore di Hong Kong sebagai “kemungkinan yang terbuka”.

JD.com dan Ant Group sudah bersiap meluncurkan stablecoin berbasis dolar Hong Kong, seiring berlakunya regulasi baru pada 1 Agustus mendatang. Namun, dalam diskusi tertutup dengan People’s Bank of China (PBOC), JD.com menekankan bahwa penerbitan stablecoin yuan offshore jauh lebih strategis untuk mendukung tujuan internasionalisasi mata uang nasional.

Adapun, meski Tiongkok berambisi menjadikan yuan sebagai mata uang global setara dolar dan euro, impian tersebut terhambat oleh kontrol modal yang masih sangat ketat. Menurut data SWIFT per Mei 2025, porsi yuan dalam transaksi pembayaran global anjlok ke level 2,89%, terendah dalam hampir dua tahun. Sebaliknya, dolar AS tetap mendominasi dengan pangsa 48,46%.

Wang Yongli, mantan Wakil Direktur Bank of China dan kini Co-Chairman Digital China Information Service Group, menyebut pertumbuhan stablecoin dolar sebagai ancaman serius terhadap ambisi globalisasi yuan. Ia mengingatkan bahwa jika sistem pembayaran lintas batas berbasis yuan kalah efisien dibanding stablecoin dolar, maka risiko strategis akan tak terelakkan.

Data CoinGecko menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar stablecoin saat ini bernilai sekitar US$264 miliar, dan mayoritas atau lebih dari 99% dipatok pada dolar AS. Menurut estimasi Standard Chartered, pasar ini bisa melonjak menjadi US$2 triliun pada 2028.

Baca juga: Standard Chartered: Bitcoin Berpotensi Sentuh US$500.000 di 2028

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.