Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Analisis · 8 min read
Harga Bitcoin kembali menyentuh level $23.000, angka ini menjadikan harga tertinggi BTC sejak Agustus 2022. Kenaikan ini pun memperbaiki harga aset kripto temuan Satoshi Nakamoto itu setelah turun ke level $20.000 pada 18 Januari 2023, setelah sebelumnya berada di level $21.000.
Saat artikel ini dibuat pukul 19.45 WIB, harga Bitcoin koreksi tipis dan berada di angka $22.996. Kenaikan Bitcoin di akhir pekan ini pun turut mendorong kapitalisasi pasar kripto ke angka satu triliun USD, dengan dominasi Bitcoin berada di 42.3% dibandingkan dengan altcoin.
Sementara itu, mengikuti kenaikan Bitcoin, altcoin pun nampak menghijau. Dengan SOL memimpin presentase kenaikan sebesar 19.44% dalam 24 jam di antara kripto posisi 10 besar dalam kapitalisasi pasar menurut Coinmarketcap.
SOL kini berada di angka $25.33, kemudian ETH yang berada di $1.649 dengan kenaikan 6.30%, dan BNB di angka $304 naik 5.71% dalam rentang waktu yang sama.
Baca juga: Analisa Harga Bitcoin Pasca Imlek 2023, Potensi Naik +64%
Penyebab kenaikan aset-aset kripto ini tampaknya masih melanjutkan sentimen positif dari inflasi Amerika Serikat yang turun ke 6,45%, dari 7,11%.
Dilansir dari Cointelegraph (21/01) keyakinan investor di pasar kripto juga dapat meningkat karena keyakinan mereka bahwa Federal Reserve Amerika Serikat dapat meluncurkan kenaikan suku bunga berukuran lebih kecil sepanjang tahun 2023 karena tanda-tanda dari laporan CPI bahwa strategi Fed berhasil.
Dalam pernyataan Fed, kemungkinan pergeseran kebijakan tetap terbuka dan terkait dengan inflasi:
“Komite mengantisipasi bahwa peningkatan berkelanjutan dalam kisaran target akan sesuai untuk mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup ketat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen dari waktu ke waktu. Dalam menentukan laju kenaikan di masa mendatang dalam kisaran target, Komite akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambanan yang mempengaruhi kebijakan moneter terhadap aktivitas ekonomi dan inflasi, serta perkembangan ekonomi dan keuangan.”
Indeks dolar AS (DXY) yang terpantau turun juga menjadi salah satu katalis kenaikan harga BTC hari ini, secara historis ketika DXY turun, sentimen untuk aset berisiko seperti Bitcoin meningkat.
S&P 500, Dow dan Nasdaq pun turut memberikan gambaran umum untuk perekonomian. Saat ini, Bitcoin dan indeks saham utama memiliki koefisien korelasi yang tinggi.
Oleh karena itu, jika suku bunga mereda dan ekonomi tumbuh, Bitcoin dapat terus menguat dengan pasar ekuitas yang bullish. Semakin baik iklim makro, semakin baik untuk harga Bitcoin.
Baca juga: Harga Bitcoin Naik Lagi, Inflasi AS Bawa Pengaruh?
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.