
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Coinfest Asia · 6 min read
Binance berhasil mempertahankan posisinya sebagai platform kripto terbesar dunia dengan lebih dari 285 juta pengguna di seluruh dunia. Menurut Chief Marketing Officer (CMO) Rachel Conlan, pencapaian ini bukan datang secara instan, melainkan hasil konsistensi panjang yang bertumpu pada satu hal utama: obsesi terhadap pengguna.
“Obsesi terhadap pengguna membuat kami terus bertahan delapan tahun terakhir di tengah bull dan bear market. Bukan hanya produk dan likuiditas, tapi juga keamanan, kepatuhan, dan konsistensi,” ujar Conlan dalam wawancara eksklusif bersama Coinvestasi di ajang Coinfest Asia 2025, Bali, Kamis (21/8/2025).
Baginya, keberhasilan Binance tak hanya diukur dari jumlah pengguna, melainkan juga bagaimana perusahaan menjaga relevansi di tengah industri yang terus berubah. Meski sudah memiliki ratusan juta pengguna, Conlan menegaskan bahwa target Binance masih jauh lebih ambisius.
“Kami baru saja mencapai 285 juta pengguna. Tapi kami masih jauh dari target satu miliar pengguna yang diperlukan agar kripto benar-benar masuk arus utama. Karena itu, kami akan memperkuat seluruh lini bisnis,” tambahnya.
Baca juga: Ribuan Peserta Padati Tokocrypto x Binance Beach House di Coinfest Asia 2025
Salah satu fondasi yang menopang perjalanan Binance adalah edukasi. Inisiatif ini terwujud lewat Binance Academy, platform edukasi gratis yang menyediakan sumber daya tentang blockchain dan aset kripto dalam berbagai format, mulai dari artikel mendalam, kursus online, hingga program Learn & Earn.
Menurut Conlan, edukasi merupakan kunci adopsi masal. Pada 2024 saja, lebih dari 64 juta peserta tercatat menggunakan Binance Academy untuk belajar, baik tentang dasar-dasar kripto maupun strategi lanjutan.
Adapun, inovasi produk juga menjadi prioritas. Binance kini meluncurkan antarmuka baru yang sepenuhnya didesain ulang berdasarkan masukan komunitas, hingga Binance Alpha yang menghadirkan insight proyek dengan cara sederhana bagi pengguna lama maupun baru.
“Selain edukasi dan inovasi produk, keamanan serta kepatuhan tetap menjadi prioritas utama. Kami ingin Binance selalu menjadi pintu masuk yang aman, baik bagi mereka yang berinvestasi jangka panjang, mencoba memecoin, maupun menjelajahi DeFi. Intinya, kami berusaha menyederhanakan kompleksitas bagi pengguna,” jelas Conlan.
Baca juga: Binance Kenalkan Skema TGE Bonding Curve Lewat Kolaborasi Four.Meme
Di balik strategi tersebut, Conlan menilai ada satu elemen baru yang semakin penting: kecerdasan buatan (AI). Bagi Binance, AI bukan sekadar tren, melainkan fondasi yang sudah terintegrasi dalam berbagai operasi perusahaan.
Teknologi ini digunakan di banyak lini, mulai dari layanan pelanggan, analisis pasar, hingga konten yang dipersonalisasi.
“AI memungkinkan kami untuk beradaptasi. Pesan bisa disesuaikan dengan kategori audiens tertentu. Dengan sumber daya terbatas, AI membuat kami tetap efektif, tentu dengan cara yang tepat dan aman,” jelas Conlan, yang saat ini juga tengah menempuh studi Master di bidang AI.
Lebih jauh, ia menjelaskan perannya di Binance adalah menyederhanakan kripto agar tidak lagi dipandang rumit, dengan misi “mendemistifikasi kripto dan menarik generasi pengguna berikutnya.”
Melihat perkembangan regional, Conlan menilai Asia Tenggara kini menjadi salah satu episentrum industri kripto, dengan Indonesia menempati posisi khusus.
“Indonesia naik dari peringkat tujuh ke posisi tiga hanya dalam setahun dalam hal adopsi kripto. Ditambah populasi muda yang tech savvy, ini peluang luar biasa untuk bukan sekadar berpartisipasi, tapi juga memimpin industri global,” ungkapnya.
Untuk memperkuat pijakan di pasar ini, Binance menggandeng Tokocrypto sebagai mitra strategis. Kolaborasi ini bukan hanya soal kepatuhan regulasi, tetapi juga memastikan pengalaman pengguna terasa lebih lokal tanpa kehilangan kekuatan infrastruktur global Binance.
“Kami beruntung punya mitra seperti Tokocrypto yang membantu kami tetap patuh regulasi sekaligus memberi nuansa lokal, namun tetap ditopang infrastruktur global Binance,” tambah Conlan.
Baca juga: Tokocrypto dan Binance Academy Lanjutkan Misi Edukasi Web3 dengan Gelar Web3 University Tour di Bali
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.