Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Altcoins · 6 min read
Harga USDC terpantau alami kenaikan dan berada di level US$0,95 pada Minggu sore (12/3).
Sebelumnya, pada Sabtu (11/3) aset ini alami depegging ke angka US$0,8 (11/3) karena terdampak kolapsnya Bank Silicon Valley (SVB).
USDC terpapar SVB karena Circle, penerbit USDC, memiliki cadangan dana US$3,3 miliar yang tidak bisa ditarik dari bank tersebut.
Penurunan harga stablecoin terbitan Circle ini memicu keriuhan di pasar kripto, sebab sebagai stablecoin seharusnya USDC memiliki nilai setara 1:1 dengan aset yang dipatoknya, yakni dolar AS.
Sebagai stablecoin kedua terbesar dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$42 miliar pada 31 Januari, depeg USDC turut membuat stablecoin lain seperti, DAI, Binance USD (BUSD), TrueUSD (TUSD), dan lain sebagainya mengalami nasib serupa.
Meski terdampak dengan SVB, Circle menekankan bahwa stablecoin mereka masih aman.
Lewat rilis resmi yang diterbitkan, Circle menuliskan bahwa USDC dijamin 100% dengan kombinasi uang tunai dan Departemen Keuangan AS.
Secara khusus, USDC saat ini dijamin 77% (US$32,4 miliar) dengan US Treasury Bills (dengan periode jatuh tempo tiga bulan atau kurang), dan 23% (US$9,7 miliar) dengan uang tunai yang disimpan di berbagai institusi, di mana SVB hanya satu di antaranya.
Circle menjelaskan operasi likuiditas USDC akan dilanjutkan “seperti biasa” ketika bank buka pada hari Senin.
Perusahaan akan menggunakan sumber dayanya sendiri dan modal eksternal jika diperlukan untuk menutupi kekurangannya.
CEO Circle, Jeremy Allaire, juga membagikan informasi kondisi Circle lewat utas akun twitternya.
Ia menjelaskan kemungkinan SVB tidak mengembalikan semua dana ke deposannya, atau bahwa transaksi Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) dengan bank mungkin tertunda dan membutuhkan waktu lama karena FDIC mengeluarkan IOU (sertifikat penerima) dan dividen lanjutan kepada pemegang deposito.
Dalam kasus seperti itu, Circle, sebagaimana disyaratkan oleh undang-undang di bawah peraturan transmisi uang dengan nilai tersimpan, akan berdiri di belakang USDC.
Circle akan menutupi kekurangan apa pun dengan menggunakan sumber daya perusahaan, yang melibatkan modal eksternal jika perlu.
Baca juga: Circle USDC Bahas Strategi untuk Jaga Stabilitasnya!
Silicon Valley Bank (SVB) mengalami kerugian signifikan, yang dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga agresif oleh The Fed.
Kenaikan suku bunga membuat perusahaan rintisan atau start-up yang merupakan klien utama SVB tertekan, karena pengumpulan dana IPO tertunda dan Non IPO menjadi lebih mahal, sedangkan ongkos pinjaman semakin tinggi.
Untuk mempertahankan perusahaan, nasabah memilih menarik dananya dari SVB. Penarikan-penarikan itu pun menyebabkan bank krisis likuiditas.
SVB juga diketahui tengah merugi karena imbal hasil dari produk Treasury AS yang menjadi investasinya memiliki nilai lebih rendah daripada sebelum kenaikan suku bunga.
Bank berusia 40 tahun ini pun menjual obligasinya yang bernilai US$21 miliar di bawah harga demi menambah modal meski alami kerugian penjualan US$1,8 miliar.
Tak menutup kekurangan, SVB mengumumkan akan menjual saham senilai US$2,25 miliar untuk menopang neraca keuangannya.
Publikasi SVB itu memicu kepanikan nasabah yang memilih menarik dananya. Saham bank anjlok lebih dari 60% pada Kamis (9/3). Nasabah Bank SIlicon Valley diketahui telah menarik simpanan US$42 miliar.
SVB pun makin krisis modal dan membuat regulator California menutup bank tersebut pada Jumat (10/3) waktu setempat dan FDIC kini mengambil alih Bank Silicon Valley.
Kolapsnya SVB bukan hanya berdampak pada Circle saja. Sebagai bank terbesar ke-16 di Amerika Serikat dan menjadi tempat simpan dana perusahaan rintisan atau start-up, bangkrutnya SVB ini menurut CNBC menimbulkan kekhawatiran.
Beberapa di antaranya adalah, perusahaan rintisan mungkin tidak dapat membayar karyawan dalam beberapa hari mendatang, capital investor kesulitan mengumpulkan dana, dan sektor industri lain yang sudah tertekan semakin kesulitan.
Baca juga: Silicon Valley Bank Kolaps, USDC Ambles!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.