Berita Blockchain · 7 min read

Sempat Sulit Diakses, Ternyata Ethereum Lakukan Hard Fork

Kemarin terdapat berita mengenai jaringan Ethereum yang down terkait dengan masalah server Infura dari ConcsenSys. Server tersebut menjadi dasar dari banyaknya aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi) ke jaringan Ethereum. 

Kejadian ini sempat mengganggu jalannya jaringan Ethereum, terutama aplikasi MetaMask, MakerDAO, Uniswap, Compound dan MyCrypto ketika digunakan pengguna. Hal ini juga membuat bursa pertukaran ternama dunia, Binance mengentikan perdagangan Ethereum sementara ketika melihat adanya transaksi yang “keluar jalur” node Ethereum.

Baca juga: Blockchain Infura Down, Layanan Ethereum Terganggu

Beberapa jam kemudian, baru diketahui penyebab pasti dari masalah tersebut. Hal ini dikarenakan adanya bug pada Go Ethereum (Geth) yang mendukung 80% dasar aplikasi Ethereum. Peristiwa ini akhirnya menyebabkan jaringan blockchain Ethereum terbagi menjadi dua. 

Peristiwa ini menggegerkan sebagian pengguna Ethereum, sebab dana pengguna di dalam jaringan berada dalam risiko lantaran sebagian besar aplikasi DeFi Ethereum lumpuh selama beberapa jam.

Infura kemudian dengan segera memperbarui node mereka untuk menyelesaikan masalah yang ada. Namun ternyata, Geth versi lama yang berisi bug secara “diam-diam” diperbaiki oleh pengembang Ethereum dalam pembaruan terkini.

Dilansir dari CoinDesk, hal ini membuat pengguna Ethereum dan juga penyedia wallet lainnya terpengaruh karena tidak sempat memperbarui pemrograman dasar mereka. 

Lantaran pembaruan dua arah secara tiba-tiba tersebut, membuat para kritikus dan pemangku kepentingan lain bertanya-tanya terkait dengan desentralisasi Ethereum. Apalagi, sejak peretasan DAO dalam jaringan Ethereum pada 2016, membuat isu ini kembali hangat.

Peristiwa Dibalik Hard Fork Ethereum

Dalam laporan lanjut dari Péter Szilágyi yang merupakan petinggi di tim Ethereum, mengatakan bahwa sebuah fork “telah (sengaja) dipicu di jaringan Ethereum”.

Perwakilan dari Optimism, perusahaan scaling Ethereum, juga menyebutkan bahwa proyek sengaja memicu bug yang menyebabkan adanya pembaruan Geth dan memicu adanya hard fork.

Peristiwa ini membuat terciptanya dua versi transaction ledger pada jaringan Ethereum. Satu, digunakan dengan transaksi di bawah Geth yang sudah diperbarui. Sedangkan, versi yang lain akan menggunakan Geth yang lama.

Dikutip dari CoinDesk, Nikita Zhavoronkov, pengembang utama di Blockchair mengatakan bahwa perbaikan ini “padahal telah dilakukan berbulan-bulan lalu, tetapi hanya hari ini transaksi yang menyebabkan perpecahan.” Ia juga mencurigai bahwa hal ini sengaja dilakukan untuk mengubah mekanisme konsensus Geth yang ada. 

Komunitas Ethereum Menuntut Transparansi

Lantaran terkesan dilakukan secara sengaja, banyak pengguna komunitas Ethereum menuntut adanya transparansi. 

Terlebih, banyak stakeholder Ethereum yang kebingungan lantaran proses pembaruan dari bug yang tidak diskusikan dulu sebelumnya.

Pendiri Tesis, Matt Luongo, mengatakan 

“(seharusnya) setiap proyek besar yang berhubungan dekat dengan tim pengembang harus memiliki kontak keamanan yang dapat membantu mengelola dan mengoordinasikan peningkatan yang lancar, dan kita harus bekerja sama.”

Ia juga menambahkan bahwa hal ini bisa berdampak pada hilangnya dana di dalam jaringan. 

Perilisan Ethereum 2.0

Masalah ini menjadi isu hangat dikalangan komunitas crypto khususnya Ethereum lantaran kekhawatiran akan terjadinya kembali hal yang sama di jaringan Ethereum 2.0.

Baca juga: Apa Itu Ethereum 2.0 ? Pahami ETH 2.0 Dalam 3 Menit!

Luongo ke pada CoinDesk

“Saya berharap fork ini akan membuat hubungan yang lebih erat lagi (ke depannya) dan memikirkan kembali bagaimana proyek-proyek yang ada di Ethereum dapat berkomunikasi dengan pengembangan klien.”

Informasi ini dapat dibaca kembali di sini

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.