Berita Altcoins · 7 min read

Prediksi Achain (ACT) Setelah Masuki Pasar Indonesia 2018

Kripto yang satu ini sebenarnya belum begitu dikenal di bursa kripto. Tetapi menurut beberapa analisa, prediksi Achain (ACT) berpotensi tinggi dan teknloginya mampu menyaingi NEO dan Ethereum.
Achain merupakan platform yang berasal dari Tiongkok tetapi memiliki berbagai potensi untuk pengembangan bisnis. Dan baru-baru ini, bursa kripto di Indonesia berencana me-listing Achain dalam waktu dekat.
Prediksi Achain (ACT)
Mengapa Achain tidak begitu dikenal di dunia kripto, padahal teknologinya bisa menyaingi Ethereum? Umumnya, kripto lain dibesarkan karena campaign sosial media dan hebatnya proyek yang tertulis dalam Whitepaper.
Tetapi tidak demikian dengan koin Achain, salah satu koin yang dianggap sebagai Naga Tidur yang tidak terlihat perkembangannya.

Achain telah melewati pengembangan teknologi blockchain selama beberapa tahun terakhir. Koin ini sudah memiliki ekosistem yang terdiri dari 33 aplikasi yang masukkan kedalam fitur platform Achain. Achain (ACT) merupakan platform blockchain publik yang memungkinkan pengguna meningkatkan keterampilan apa pun agar bisa merilis token. Tidak hanya itu, platform ini juga menyediakan kontrak cerdas, membuat aplikasi, dan sistem Blockchain mandiri.

Prediksi Achain (ACT) 2018

Sistem ini membutuhkan proses meminta, menyetujui, dan melaksanakan melalui kesepakatan bersama dari para peserta. Sub-rantai yang baru dibuat memiliki metode konsensus, penyimpanan data, dan kapasitas blok yang tersedia bisa dikustomisasi secara gratis. Apalagi keunggulan Achain yang bisa dirasakan jauh lebih bermanfaat dibandingkan Ethereum? Diantaranya adalah:
  1. Achain menyediakan lebih dari 30 DApps
  2. Sistem bekerja berdasarkan smart contract yang disebarkan dengan dukungan Java, Lua dan C++.
  3. Achain memiliki kecepatan transaksi 1000 TPS, unggul dibandingkan Qtum dan Ethereum.
  4. Konsensus terdiri dari RDPoS (Result-Delegated Proof of Stake)
Achain memiliki pendekatan unik dalam hal infrastruktur dengan cara memecah sistem menjadi tiga bidang. Ketiganya sedang dalam pengembangan yang rencananya diluncurkan pada 2018. Sistem ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah blockchain, ketiga sistem sebagai berikut:
  1. Singularity (Achain) ECO 1.0 (Q1 2018). Sistem ini mencakup keamanan smart contract dan stabilitas berfungsi sebagai testbed.
  2. Galaxy Fork Network, ECO 2.0 (Q2 2018). Sistem rantai anak yang dihasilkan dari Forking Achain dan bisa dikustomisasi secara khusus. Beberapa sub-rantai bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan aplikasi yang berbeda termasuk asuransi. E-dokumentasi, cryptocurrency, penyelidikan catatan, peringkat kredit, dan lain-lain.
  3. Cosmos Interconected Network, ECO 3.0 (Q3 2018). Sistem ini merupakan interkoneksi antara rantai anak dan rantai eksternal. Tetapi tidak berdasarkan jaringan Achain, seperti interkoneksi dengan jaringan Ethereum.
Setiap hardfork bisa dimodifikasi dengan mudah untuk menambahkan fungsi yang tidak ada dalam kode inti, atau disebut Galaxy fork network.
Dan yang paling menarik, bagi Anda yang menyimpan koin ACT atau rantai dasar, maka koin ini akan terus digunakan sebagai fork. Dan pemegang ACT akan dibarikan koin dari rantai anak secara gratis. Bahas singkatnya, jika Anda memeliki seekor ayam betina, biarkan bertelur terus menerus.
Sebelumnya, Achain tidak dikenal diluar pasar Tiongkok dan pasar kapital juga termasuk kecil dibandingkan pesaingnya. Dibukanya pasar Achain di Indonesia akan berpeluang pada industri untuk menerapkan teknologi blockchain.
Saat ini, Ethereum mengambil pasar mayoritas dalam pembuatan token. Dan Achain tampaknya akan memulai debutnya di Asia Tenggara.
Investasi koin ini berpotensi menghasilkan profit dalam jangka panjang, minimal 1 tahun. Harga terendah Achain sejak peluncurannya berkisar USD0,03 pada September 2017, saat ini mencapai USD0,27.
Lonjakan berkisar 895,48 persen dari harga terendah dalam 8 bulan terakhir. Di prediksi harga Achain selanjutnya akan melonjak maksimal USD11 dalam waktu setahun. Tingkat kenaikan investasi selama 5 tahun, diperkirakan melonjak sekitar +28,180 persen.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.