Polymarket Catat Volume US$3 Miliar pada Prediksi Pemilu AS Mendekati Hari Pemilihan

Sehari sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat pada 5 November 2024, pasar prediksi untuk pemenang pemilu di platform Polymarket mencapai titik tertinggi baru.

Volume perdagangan di platform ini telah melampaui US$3 miliar, mencerminkan tingginya minat pengguna untuk bertaruh pada hasil pemilihan antara kandidat Partai Republik Donald Trump dan kandidat Partai Demokrat Kamala Harris.

Rekor Volume Perdagangan di Polymarket Jelang Pemilu

Polymarket, platform prediksi terdesentralisasi, mencatat rekor volume perdagangan sebesar US$3,13 miliar dalam prediksi pemenang pemilu AS 2024, dengan Trump mengumpulkan volume taruhan sebesar US$1,2 miliar, sementara Harris mencatatkan US$782,5 juta. Terdapat sisa volume untuk kandidat lain sebelum dua kandidat saat ini dinyatakan sebagai kandidat resmi untuk Pemilu.

Berdasarkan data Polymarket per 4 November 2024, peluang kemenangan Trump mencapai 59,5%, meski mengalami penurunan hampir 10% sepanjang akhir pekan, sementara peluang Harris tercatat di angka 40,6%.

Baca juga: Donald Trump Ketahuan Beli Burger Pakai Bitcoin di New York!

Sejak akhir September 2024, pasar prediksi pemilu ini mengalami lonjakan signifikan. Pada 24 September 2024, volume prediksi menembus angka US$1 miliar, kemudian terus meningkat hingga melewati US$2 miliar pada 17 Oktober 2024. Kenaikan volume ini menunjukkan tingginya antusiasme terhadap pemilu AS, yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan platform selama beberapa bulan terakhir.

Tingginya minat terhadap pasar prediksi ini juga mendorong peluncuran kontrak oleh Robinhood Derivatives pada akhir Oktober 2024, yang memungkinkan pengguna bertaruh pada hasil pemilu AS 2024.

Pada hari Jumat lalu (1/11/24), Polymarket memberikan klarifikasi terkait cara dan waktu pembayaran untuk prediksi pemenang. Pembayaran akan dilakukan setelah AP, Fox News, dan NBC News menetapkan pemenang yang sama. Jika hingga 20 Januari 2025, atau hari pelantikan belum ada konsensus, pembayaran akan dilakukan berdasarkan siapa yang dilantik sebagai presiden.

Baca juga: Perusahaan Kripto Kucurkan Dana Hingga Rp1,8 Triliun untuk Pemilu AS 2024