
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Hack dan Scam · 7 min read
Seorang petugas polisi Australia, William Wheatley, dituntut oleh pengadilan Melbourne atas dugaan pencurian 81,6 Bitcoin dari wallet kripto pengedar narkoba pada Januari 2019.
Dilansir dari news.bitcoin pelanggaran Wheatley berhasil dideteksi setelah Polisi Federal Australia kembali menginvestigasi kasus peredaran narkoba.
Sebelum dakwaan terhadap Wheatley, pihak berwenang Australia awalnya mencurigai bahwa kaki tangan pengedar narkoba bertanggung jawab atas pencurian tersebut. Namun, kasus tersebut dibuka kembali pada tahun 2021 setelah alat penelusuran baru yang digunakan polisi menunjukkan bahwa pencurian tersebut dilakukan oleh seorang anggota Polisi Federal Australia.
Berdasarkan laporan News.Com.Au, pencurian tersebut pertama kali ditemukan pada 14 Februari 2019 oleh Sersan Detektif Pasukan Kejahatan Dunia Maya, Deon Achtypis.
Baca juga: Otoritas Jerman Sita Bitcoin Senilai US$2,1 Miliar, Holder BTC Khawatir
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa pencurian mungkin terjadi sekitar empat hari setelah penyitaan awal dompet tersebut. Pada awalnya, BTC senilai sekitar US$450.000 pada saat itu, ditransfer ke dua dompet lainnya. Achtypis dilaporkan kehilangan jejak pergerakan dana setelahnya.
Meskipun begitu, detektif tersebut masih berhasil menghubungkan alamat IP yang relevan dengan markas besar Polisi Federal Australia (AFP) di Melbourne. Temuan ini membuat Achtypis mempertimbangkan kemungkinan bahwa ada anggota AFP yang bertanggung jawab atas pencurian tersebut.
“Saya berpendapat bahwa seorang anggota polisi mungkin terlibat dalam pergerakan aset kripto,” kata Achtypis dalam sebuah pernyataan.
Selanjutnya, AFP meminta jasa Craig Gillespie, penyelidik mata uang kripto, untuk melacak BTC yang dicuri. Investigasi Gillespie mengarah pada penemuan sebanyak 28 transaksi dari dompet pihak ketiga ke platform perdagangan kripto yang dirahasiakan. Terungkap juga bahwa antara 29 Januari dan 11 April 2019, 28 transaksi dilakukan dari dompet ketiga di berbagai platform aset kripto.
Menurut Mr Gillespie, beberapa transaksi diduga dilacak ke penarikan yang dilakukan ke rekening bank Mr Wheatley antara tahun 2019 dan September 2022.
Pengacara Wheatley, Luke Barker, mengatakan kepada pengadilan bahwa kasus yang menimpa kliennya bersifat “tidak langsung” dan mereka akan memperdebatkan dugaan tindakan yang dikaitkan dengan kliennya.
Baca juga: Standard Chartered Optimis Harga ETH ke US$4.000, Imbas ETF Ethereum Spot
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.