Berita Altcoins · 7 min read

Perusahaan Web3 Asal Singapura Bangun Cadangan XRP Strategis

xrp
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Trident Digital Tech Holdings, perusahaan Web3 asal Singapura, mengumumkan rencana pembentukan cadangan XRP senilai hingga US$500 juta atau setara Rp8,2 triliun.

Dalam keterangan resmi pada Kamis (12/6/2025), Founder dan CEO Trident, Soon Huat Lim, menyatakan bahwa inisiatif ini mencerminkan keyakinan perusahaan terhadap potensi teknologi blockchain dalam mengubah cara alokasi modal dan transfer nilai lintas negara.

“Lewat langkah ini, kami ingin menunjukkan bagaimana perusahaan publik dapat berkontribusi secara bijak dan bertanggung jawab dalam pengembangan keuangan terdesentralisasi,” ujarnya.

Menariknya, Trident tidak sekadar akan membeli dan menyimpan XRP. Mereka berencana memanfaatkan cadangan tersebut untuk menghasilkan yield melalui mekanisme staking, sekaligus memperdalam keterlibatan di ekosistem Ripple.

Untuk mendanai cadangan XRP ini, Trident berencana menggalang dana melalui penerbitan saham, penempatan strategis, serta instrumen pembiayaan lainnya.

Peluncuran awal cadangan XRP dijadwalkan pada paruh kedua 2025, dengan tetap mempertimbangkan kepatuhan terhadap regulasi dan kondisi pasar yang berlaku. Trident juga berkomitmen untuk memberikan pembaruan rutin terkait pencapaian implementasi, kerangka tata kelola, dan standar pelaporan, sesuai dengan praktik keterbukaan informasi perusahaan publik.

Baca juga: XRP Ledger Bersiap Rilis Sidechain Kompatibel dengan Ethereum di Q2 2025

Cadangan Kripto Kian Dilirik Institusi

Langkah Trident ini mengikuti jejak sejumlah perusahaan lain yang tengah aktif mengakumulasi XRP. Perusahaan AI asal Tiongkok, Webus, berencana mengalokasikan US$300 juta atau sekitar Rp4,9 triliun) untuk XRP. Sementara VivoPower bersiap membentuk cadangan senilai US$100 juta atau setara Rp1,6 triliun.

Fenomena ini mendorong XRP menjadi salah satu aset kripto yang semakin populer sebagai cadangan perusahaan, bersanding dengan Bitcoin yang hingga kini masih menjadi pilihan utama.

Tren pembentukan cadangan Bitcoin sendiri sudah dimulai sejak 2020 melalui inisiatif Strategy (dulu dikenal sebagai MicroStrategy), yang kemudian diikuti berbagai perusahaan seperti Metaplanet dan Semler Scientific. Menariknya, fintech asal Indonesia, DigiAsia Corp, juga dilaporkan tengah mengupayakan penggalangan dana hingga US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun untuk mendanai pembelian Bitcoin tahap awal.

Baca juga: Fintech Asal Indonesia Siapkan Dana Rp1,6 Triliun untuk Investasi Bitcoin

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.